PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK
Pendekatan Ilmiah adalah proses pembelajaran yang dirancang agar siswa secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya sendiri melalui tahapan metode ilmiah. Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan modul pembelajaran yakni discovery based learning. Discovery learning merupakan model pembelajaran untuk hal-hal yang berharga dalam pembelajaran melalui berbagai kegiatan, seperti observasi, pengalaman, dan penalaran. Pada kenyataannya, aktivitas siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri belum optimal. Hal ini dikarenakan modul pembelajaran yang tersedia belum sesuai dengan pendekatan saintifik.
Kurikulum 2013 menitikberatkan pada pembelajaran aktif dengan pendekatan saintifik. Siswa diharapkan mampu mengkonstruksi pemahaman materi pelajaran melalui langkah-langkah ilmiah yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengomunikasikan. Hal ini tidak terlepas dari bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Maka melalu kesempatan ini Pojok Guru memasukkan tugas resume ini dalam etalaserefrensi sebagai berikut :
TUGAS RESUME
PENGEMBANGAN DESAIN PROGRAM PEMBELAJARAN
“PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN
SAINTIFIK”
Disusun Oleh: Kelompok 3
Husnul Faizah : (I2K017006)
Dian Eka Susanti : (I2K017005)
PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM
PASCASARJANA
UNIVERSITAS MATARAM
2017
PENDAHULUAN
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut maka muatan kurikulum meliputi empat elemen yakni: (1) tujuan yaitu Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang ingin dicapai pada satuan pendidikan tertentu, (2) isi dan bahan pelajaran yakni materi pelajaran (Standar Isi), (3) cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran atau proses (Standar Proses), dan (4) pengaturan yaitu penilaian (Standar Penilaian).
Oleh karena itu perubahan kurikulum dari Kurikulum 2006 ke Kurikulum 2013 berarti perubahan pada empat elemen kurikulum tersebut yakni perubahan pada SKL, Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian. SKL pada Kurikulum 2006 diturunkan dari Standar Isi, sedangkan pada Kurikulum 2013 SKL diturunkan dari kebutuhan yang meliputi SKL Sikap, SKL Pengetahuan, dan SKL Keterampilan. Perubahan Standar Isi pada Kurikulum 2013 meliputi pengurangan mata pelajaran disertai penyesuaian materi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta adanya penambahan jam pelajaran. Sedangkan perubahan Standar Proses pada Kurikulum 2013 adalah penggunaan Pendekatan Saintifik yang meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan mengkomunikasikan dalam kegiatan pembelajaran. Adapun perubahan Standar Penilaian yakni pada Kurikulum 2013 lebih menekankan pada Penilaian Autentik yang meliputi penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan.
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK
A. Pengertian pembelajaran saintifik
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan” (Kemendikbud, 2015).
Pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan meliputi lima pengalaman belajar, yakni:
Pertama, mengamati, meliputi kegiatan membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat). Kompetensi yang dikembangkan dari kegiatan mengamati adalah melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
Kedua, menanya, meliputi kegiatan mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaanyang bersifat hipotetik). Adapun kompetensi yang dikembangkan dari kegiatan menanya adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Ketiga, mengumpulkan informasi yang meliputi kegiatan melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks mengamati objek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan nara sumber. Kompetensi yang dikembangkan dari kegiatan mengumpulkan informasi adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Keempat, mengasosiasi/menalar adalah mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Kompetensi yang dikembangkan dari kegiatan ini adalah sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
Kelima, mengkomunikasikan yakni menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Kompetensi yang dikembangkan dari kegiatan mengkomunikasikan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
Dalam menerapkan pendekatan saintifik, guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Meskipun demikian kelima unsur pendekatan saintifik tersebut tidak harus muncul seluruhnya dalam satu pertemuan kegiatan pembelajaran serta tidak harus berurutan kemunculannya. Hal tersebut sangat ditentukan oleh karakteristik materi pelajaran yang disajikan. Namun demikian kreatifitas guru dalam merancang skenario pembelajaran sangat dibutuhkan agar penerapan pendekatan saintifik dapat dilakukan secara utuh dalam setiap kegiatan pembelajaran.
B. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Saintifik
Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik antara lain: (1) pembelajaran berpusat pada siswa; (2) pembelajaran membentuk students’ self concept; (3) pembelajaran terhindar dari verbalisme; (4) pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip; (5) pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa; (6) pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru; (7)memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi; (8) adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.
C. Model-Model Pembelajaran Pendekatan Saintifik
1. Model Discovery Learning
Model ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari tahu tentang suatu permasalahan dan menemukan solusinya berdasarkan kepada hasil pengolahan informasi yang dicari dan dikumpulkannya sendiri, sehingga peserta didik memiliki pengetahuan baru yang dapat digunakannya dalam memecahkanpersoalan yang relevan.
Langkah model pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut;
a. Stimulation (memberi stimulus); guru memberikan stimulan, untuk diamati peserta didik agar mendapat pengalaman belajar mengamati pengetahuan konseptual melalui kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat gambar.
b. Problem Statement (mengidentifikasi masalah) merupakan kegiatan peserta didik
c. dalam menemukan permasalahan apa saja yang dihadapi, sehingga pada kegiatan ini peserta didik diberikan pengalaman untuk menanya, mencari informasi, dan merumuskan masalah.
d. Data Collecting (mengumpulkan data); mencari dan mengumpulkan data/informasi yang dapat digunakan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang dihadapi. Kegiatan ini juga akan melatih ketelitian, akurasi, dan kejujuran, serta membiasakan peserta didik untuk mencari atau merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah, jika satu alternatif mengalami kegagalan.
e. Data Processing (mengolah data); peserta didik mencoba dan mengeksplorasi kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata, sehingga kegiatan ini juga akan melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.
f. Verification (memverifikasi); peserta didik mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data melalui berbagai kegiatan, atau mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, serta mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan.
g. Generalization (menyimpulkan); Peserta didik digiring untuk menggeneralisasikan hasil kesimpulannya pada suatu kejadian atau permasalahan yang serupa, sehingga kegiatan ini juga dapat melatih pengetahuan metakognisi peserta didik.
2. Problem Based Learning (PBL)
Model pembelajaran ini bertujuan merangsang peserta didik untuk belajar melalui berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan pengetahuan yang telah atau akan dipelajarinya, misalnya tentang pengaturan lalu- lintas.
Langkah-langkah pembelajaran PBL adalah sebagai berikut:
a. Mengorientasi peserta didik pada masalah. Tahap ini untuk memfokuskan peserta didik mengamati masalah yang menjadi objek pembelajaran.
b. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. Pengorganisasian pembelajaran merupakan salah satu kegiatan dimana peserta didik menyampaikan berbagai pertanyaan (atau menanya) terhadap masalah yang dikaji.
c. Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok. Pada tahap ini peserta didik melakukan percobaan untuk memperoleh data dalam rangka menjawab atau menyelesaikan masalah yang dikaji.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Peserta didik mengasosiasi data yang ditemukan dari percobaan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Setelah peserta didik mendapat jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya dianalisis dan dievaluasi.
3. Project Based Learning (PBL)
Model pembelajaran ini bertujuan untuk pembelajaran yang memfokuskan pada permasalahan kompleks yang diperlukan peserta didik untuk memahami pembelajaran melalui investigasi, berkolaborasi dan bereksperimen dalam membuat suatu proyek, serta mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.
Langkah pembelajaran dalam project based learning adalah sebagai berikut;
a. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini sebagai langkah awal agar peserta didik mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari fenomena yang ada.
b. Mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah nyata menjawab pertanyaan yang ada disusunlah suatu perencanaan proyek bisa melalui percobaan.
c. Menyusun jadwal sebgai langkah nyata dari sebuah proyek. Penjadwalan sangat penting agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan waktu yang tersedia dan sesuai dengan target.
d. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. Guru melakukan monitoring terhadap pelaksanaan dan perkembangan proyek. Peserta didik mengevaluasi proyek yang sedang dikerjakan.
e. Menguji hasil. Fakta dan data percobaan atau penelitian dihubungkan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
f. Mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain.
4. Model Inquiry Learning
Model pembelajaran Inkuiri merupakan suatu kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan meyelidiki secara sistemik, kritis, logis, dan analisis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya.
Langkah-langkah dalam model inkuiri terdiri atas:
a. Mengamati berbagi fenomena alam yang akan memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik bagaimana mengamati berbagai fakta atau fenomena.
b. Mengajukan pertanyaan tentang fenomena yang dihadapi untuk melatih peserta didik mengeksplorasi fenomena melalui berbagai sumber.
c. Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban dapat melatih peserta didik dalam mengasosiasi atau melakukan penalaran terhadap kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang diajukan.
d. Mengumpulkan data yang terakait dengan dugaan atau pertanyaan yang diajukan, sehingga peserta didik dapat memprediksi dugaan yang paling tepat sebagai dasar untuk merumuskan suatu kesimpulan.
e. Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah atau dianalisis, sehingga peserta didik dapat mempresentasikan atau menyajikan hasil temuannya.
D. Langkah-langkah Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran.
Kurikulum 2013 SMA melaksanakan pembelajaran tematik terpadu dan prosesnya menerapkan pendekatan scientific. Untuk mengimplementasikan pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Pertama, analisis Kompetensi Dasar (KD), yaitu analisis yang dilakukan dengan mencermati kembali KD dari beberapa muatan pelajaran yang akan dibelajarkan pada tema, sub tema dan pembelajaran tertentu yang ada pada buku guru, apakah hal tersebut sudah tepat atau masih harus ditambah, dikurangi dan/atau diganti;
Kedua, analisis Indikator dari KD yang akan dibelajarkan yaitu dengan mencermati kembali indikator KD yang ada pada buku guru, apakah hal tersebut sudah tepat atau masih perlu diubah dan/atau dikembangkan.
Ketiga, analisis tujuan pembelajaran yaitu dengan mencermati kembali tujuan pembelajaran yang ada pada buku guru, apakah rumusan tujuan tersebut sudah tepat dan sudah mengakomodasi semua indikator dari KD yang akan dibelajarkan atau belum.
Keempat, analisis kegiatan pembelajaran yaitu dengan mencermati kembali kegiatan pembelajaran yang ada pada buku guru apakah sudah menerapkan pendekatan saintifik atau belum.
Agar kelima pengalaman belajar dalam pendekatan saintifik dapat muncul dalam kegiatan pembelajaran, maka pertanyaan yang perlu dijawab oleh guru dalam merancang langkah-langkah kegiatan pembelajaran adalah: 1) apa yang akan diamati oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran?; 2) stimulasi apa yang harus diberikan dalam kegiatan pembelajaran agar menimbulkan pertanyaan bagi peserta didik?; 3) tugas apa perlu yang diberikan agar peserta didik termotivasi untuk mencari atau mengumpulkan informasi untuk menyelesaikan tugas tersebut?; 4) tugas atau kegiatan pembelajaran seperti apa yang diberikan agar peserta didik melakukan asosiasi/menalar; dan 5) tugas atau kegiatan apa yang perlu dikomunikasikan oleh peserta didik?
Kelima, menyusun RPP berdasarkan hasil analisis tersebut di atas. Penyusunan RPP didasarkan atas prinsip-prinsip penyusunan RPP sebagaimana dinyatakan dalam Permendikbud No.103 Tahun 2014, yaitu: 1) setiap RPP harus memuat KD yang akan dibelajarkan; 2) satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih; 3) memperhatikan perbedaan individu peserta didik; 4) berpusat pada peserta didik; 5) berbasis konteks; 6) berorientasi kekinian; 7) mengembangkan kemandirian belajar; 8) memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran; 9) memiliki keterkaitan dan keterpaduan antar kompetensi dan/atau antar muatan; 10) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Keenam, melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan RPP yang telah dibuat dengan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran Kurikulum 2013 sebagaimana dinyatakan dalam Permendikbud No.103 Tahun 2014, yakni: 1) peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu; 2) peserta didik belajar dari berbagai sumber; 3) proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah; 4) pembelajaran berbasis kompetensi; 5) pembelajaran terpadu; 6) pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen; 7) pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif; 8) peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-skills dan soft-skills; 9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; (13) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik; dan (14) suasana belajar menyenangkan dan menantang.
CONTOH RPP Pembelajaran dengan Model Discovery Learning
Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran pokok (dasar) yang terdapat dalam agama Islam, sehingga PAI merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran Islam. Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah mata pelajaran yang tidak hanya mengantarkan peserta didik dapat menguasai berbagai kajian keislaman, tetapi lebih menekankan bagaimana peserta didik mampu menguasai kajian keislaman tersebut sekaligus dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian, PAI tidak hanya menekankan pada aspek kognitif saja, tetapi yang lebih penting adalah pada aspek afektif dan psikomotornya. Tujuan akhir dari mata pelajaran PAI di SMA adalah terbentuknya peserta didik yang memiliki akhlak yang mulia (budi pekerti yang luhur). Memperhatikan karakteristik PAI tersebut di atas, berikut adalah contoh langkah- langkah kegiatan pembelajaran Model Discovery Based Learning dalam mata pelajaran PAI.
a. Kompetensi Dasar
1) 4.1 Membaca Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan Q.S. Al- Hujurat (49) : 10 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf.
2) 3.1 Menganalisis Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan QS Al- Hujurat (49) : 10); serta hadits tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah).
b. Langkah-langkahPembelajaran seperti dalam table berikut:
Kegiatan |
keterangan |
||
Pendahuluan |
|||
No |
Guru |
Peserta didik |
|
1 |
Memberi salam, mengabsen, mengkondisikan peserta didik dalam materi yang akan dipelajari |
Memberi salam, berdoa |
Disesuaikan dengan kondisi dan situsai atauKarakteristikguru/sekolahmasing-masing. |
2 |
Meminta peserta didik untuk duduk dalam kelompok yang telah ditetapkan sebelumnya |
|
|
3 |
Menjelaskan Kompetensi Dasar yang harus dicapai peserta didik. |
|
|
4 |
Menjelaskan tugas kelompok yang harus dilakukan yaitu; a. memperhatikan cara melafalkan bacaan, sesuai dengan kaidah tajwid dan mahkrajul huruf, serta memberikan pendapat tentang tafsir ayat tersebut dikaitkan dengan norma kehidupan yang berlaku. b. memberikan tanggapan terhadap isi film yang berkaitan dengan ukuwah islamiah, selanjutnya dikaitkan dengan tafsir ayat Al-Qur’an tersebut. |
|
|
|
Inti |
|
|
1 |
Menayangkan film yang dimulai dengan penampilan seseorang sedang melantunkan Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan QS Al-Hujurat (49) :10) disertai dengan tampilan “tulisan berjalan” pada layar sesuai ayat yang dibacakan dan dilanjutkan dengan suatu kondisi yang berkaitan dengan kontrol diri (mujahadah an- nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah) yang dilakukan orang-orang dalam kehidupan sehari- hari
|
Mengamati dan mencermati cara melafalkan ayat disesuaikan dengan tulisannya.
|
Stimulation (memberistimulus).kegiata nmengamatisituasi melaluifilm
|
2 |
|
Mencermati situasi atau alur cerita film berkaitan Kompetensi Dasar. |
|
3 |
Meminta satu atau dua orang peserta didik untuk melafalkan kembali ayat-ayat tersebut. |
Satu atau dua orang peserta didik melafalkan salah satu dari ayat-ayat tersebut, yang lain mengamati. Setelah satu ayat selesai dilafalkan, yang lain memberikan masukkan (pembenaran atau memperbaiki cara lafalannya) |
Mencoba |
4 |
Meminta peserta didik untuk mencari terjemahan atau tafsir dari ayat Al- Qur’an yang dibacakan. |
Mencari terjemahan atau tafsir dari ayat tersebut dari berbagai sumber, antara lain buku agama, buku tafsir, atau dari internet |
|
5 |
Memancing pertanyaan dari peserta didik tentang hubungan antara ayat Al- Qur’an yang dibacakan dengan tingkah laku orang-orang dalam film, serta kaitannya dengan kehidupan sehari- hari, baik yang dialaminya atau yang dilihatnya |
Diskusi kelompok tentang tingkah laku orang-orang yang tergambar dalam film, kaitanya dengan aturan atau norma yang berlaku dalam masyarakat. |
Problem Statement (mengidentifi kasi masalah); menemukan permasalahan yang terdapat dalam kehidupan manusia Berdasarkan isi film yang diamati. |
|
|
Memberikan jawaban dan tanggapan terhadap pertanyaan guru secara individual, kelompok, atau diskusi kelas
|
|
6 |
Meminta siswa untuk mencari ayat-ayat lain atau hadits yang berkaitan dengan kontrol diri (mujahadah an- nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan isi film yang ditayangkan. |
Mencari ayat-ayat Al-Qur’an atau hadits, internet, atau sumber lain yang relevan, atau menanyakan suatu kejadian, baik yang dialaminya maupun yang dilihatnya dikaitkan dengan tatanan atau norma yang berlaku. |
DataCollecting (mengumpulk an data); mencari dan mengumpulkan data/informasi yang dapat digunakan untukmenemukansolusipemecahan masalah yang dihadapi dari Al-Qur’an atau hadits, buku agama, atau sumber lain, misalnya internet. |
7 |
|
Menyelesaikan tugas sesuai hasil temuan berdasarkan ayat- ayat Al-Qur’an atau hadits, internet, atau sumber lain dan hasil diskusi kelompok |
DataProcessing (mengolahdata);kegiatanmengolah datamelalui diskusidan membandingkan denganhasil data dari tafsir Al-Qur’an dan hadits, atau norma masyarakat yang berlaku |
8 |
|
Mendiskusikan lagi hasil simpulan yang dibuatnya, serta kemungkinan untuk menambah sumber lain untuk lebih mendapatkan hasil yang lebih akurat |
Verification (memferifikasi);mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data melalui diskusi dengan kelompok lain yang menggunaka n berbagai tafsir Al- Qur’an dan hadits dari berbagai ahli.
|
9 |
Meminta kelompok yang sudah siap untuk mengemukakan hasil diskusinya, baik secara lisan, presentasi, atau tulisan
|
Mengemukakan tanggapan dan ulasan terhadap isi film berkaitan dengan (mujahadah an- nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah), sesuai hasil diskusi dalam kelompoknya. |
|
10 |
|
Menyebutkan ayat- ayat Al-Qur’an, hadits, atau sumber lain yang relevan. |
|
11 |
|
Saling memberikan tanggapan atau sanggahan, dan tambahan pendapat sesuai hasil temuan dan diskusi kelompoknya masing-masing |
|
12 |
Memberikan tanggapan dan masukkan apabila diperlukan. |
Menyanggah atau menerima masukan, baik dari guru maupun kelompok lainnya berdasarkan kepada sumber yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan. |
|
13 |
Membuat simpulan bersama (bersama antara guru dan peserta) tentang bagaimana seharusnya menjalankan sikap ukuwah islamiah sesuai dengan ajaran Islam dan norma masyarakat yang berlaku |
|
Generalization (menyimpulkan). Pesertadidik digiring Untukmenggeneralisasikan hasilsimpulannyapada suatukejadian ataupermasalahanyang serupa,sehinggapeserta didikdapat melatihpengetahuanmetakognisinya. |
|
Penutup |
|
|
1 |
Memberikan penghargaan terhadap kerja keras peserta didik |
|
|
2 |
Menjelaskan meteri pelajaran untuk pertemuan berikutnya |
|
|
3 |
Membaca salam |
|
|
KESIMPULAN
Mencermati uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pembelajaran yang diterapkan di SMA adalah pembelajaran Tematik Terpadu, yaitu pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik, sedangkan prosesnya menerapkan Pendekatan Saintifik;
2. Pendekatan Saintifik adalah pendekatan dalam proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruksi pengetahuannya melalui tahapan-tahapan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi/menalar dan mengkomunikasikan pengetahuan yang ditemukan;
3. Implementasi Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran di SMA dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: (a) menganalisis KD yang akan dibelajarkan; (b) menganalisis indikator dari KD yang akan dibelajarkan; (c) menganalisis tujuan pembelajaran; (d) menganalisis kegiatan pembelajaran; (e) menyusun RPP; (f) melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran Kurikulum 2013.
Daftar Pustaka
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Permendikbud Nomor 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah
Zaini, dkk, 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
No comments:
Post a Comment