BAGIAN 2
Contoh
penulisan proposal penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada saat ini permasalahan timbul dari banyaknya permintaan akan pasokan cabai rawit (Capsicum Frutescens L), disebabakn karna jumlah stok yang tersedia dialapangan sudah semakin sedikit sehingga harga cabai rawit semakin melonjak, semua ini disebabkan karna berbagai factor terutama dari petani cabai rawit itu sendiri, sulitya mendapatkan pupuk dan harganya yang mahal membuat para petani cabai rawit kebingungan dalam merawat cabai rawit mereka. [1]
Data yang terdapat dalam produksi cabai diindonesia cendrung meningkat sejak tahun 1980-2014 seiring dengan bertambahnya luas lahan panen, namun pasokannya cenderung berfluktuasi karena waktu puncak panen yang tidak teratur setiap tahunnya, masalah yang sering dialami petani cabai pada saat ini adalah gagal panen, gagal panen dapat disebabkan oleh beberapa kendala, terutama tingkat kesuburan tanah yang rendah, penggunaan varietas lokal, terjadinya serangan hama dan penyakit serta tingginya penguapan air yang disebabkan oleh suhu udara sehingga produksi cabai masih relative rendah.[2]
Usaha yang dilakukan para petani pada zaman sekarang ini dalam meningkatan hasil tidak akan bisa terlepas dari penggunaan pupuk kimia dan organik, pupuk kimia sudah digunakan dari waktu ke waktu secara berkelanjutan dan masif sehingga memberikan dampak yang buruk bagi tanah, oleh akrena itu banyak dari petani sekarang sudah beralih menggunakan pupuk organik dikarenakan efek yang diberikan oleh penggunaan pupuk orgnaik dapat membantu memperbaiki unsur hara tanah yang rusak dan dapat mengahasilkan tanaman yang sehat dan bebas dari kandungan pupuk kimia yang berlebihan.[3] Diakarenakan masyarakat zaman sekarang lebih mementingkan aspek kesehatan dalam mengkonsumsi tanaman dan sayuran, salah satu usaha yang dibuthkan untuk mendapatkan itu salah satunya menggunakan pupuk organik. [4]
Salah satu pupuk organic yang sudah diteliti namun belum banyak digunakan adalah limbah air cucian beras dan limbah air kolam ikan yang termasuk kedalam bahan organic yang bisa dijadikan pupuk. Air beras merupakan limbah rumah tangga yang dimana dalam segi ekonomi pun dianggap tidak mempunyai nilai dan tidak bisa dimanfaatkan, akan tetapi peneliti melihat limbah air cucian beras dapat dimanfaatkan kedalam bentuk pupuk organic cair karna kandungan yang terdapat didalam air cucian beras sangat bermanfaat jika digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organic cair, penggunaan pupuk organic cair pada tanaman bisa dijadikan penambahan unsur hara yang baik bagi tanaman untuk bisa memaksimalkan petumbuhan dan perkembangan, salah satu manfaat yang bisa diberikan adalah untuk merangsang pertumbuhan dan memaksimalkan sistem kerja akar dalam masa pertumbuhan dan perkembangan tanaman dimulai dari saat ditanam sampai dengan masa panen.[5]
Bukan hanya limbah air cucian beras yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organic cair, dalam penelitian ini limbah kolam ikan juga berpotensi sebagai unsur hara N yang merupakan hasil metabolisme ikan berupa feses yang terbuang diperairan kolam dan dekomposisi sisa pakan ikan yang tidak termakan, limbah kolam ikan yang begitu banyak terbuang secara sia-sia bisa dimanfaatkan sebagai sumber pupuk organic cair dengan cara difermentasi terlebih dahulu untuk meningkatkan unsur hara dalam tanah, yang bisa diaplikasikan ke tanaman sebagai perangsang pertumbuhan dan perkembangan tanaman.[6]
Hasil dari penelitian sebelumnya menunjukkan produktivitas tanaman cabai rawit (Capsicum frustescens L.) dengan pemberian EM4 pada parameter jumlah buah dan berat buah mempunyai nilai rata-rata yang berbeda. Pada parameter jumlah buah, pengamatan yang dilakukan pada minggu ke-12 menunjukkan bahwa perlakuan pemberian EM4 dengan dosis 10 mL/L dan waktu aplikasi 15 hari sekali memiliki rata-rata jumlah buah tertinggi yaitu 86,26 buah. Rata–rata juamlah buah terendah yaitu 63,26 bauh ditunjukkan oleh tanpa perlakuan dan tanpa pemberian EM4. Dosis EM4 yang paling tepat terhadap parameter jumlah buah tanaman cabai rawit (Capsicum frustescens L.) adalah dosis 10 ml/L.
Pada parameter berat buah tanaman, pengamatan yang dilakukan pada minggu ke 12, perlakuan pemberian EM4 dengan dosis 10 ml/L dan waktu aplikasi 15 hari sekali memiliki rata-rata berat buah tanaman tertinggi yaitu 119,82 g. rata-rata berat buah tanaman terendah yaitu 78,36 g pada perlakuan kontrol negative tanpa pemberian pupuk NPK maupun EM4, dosis yang paling tepat terhadap parameter berat buah tanaman cabai rawit (Capsicum frustescens L.) adalah dosis 10 ml/L dan waktu apalikasi 15 hari sekali.
Hasil uji stastitik menyatakan bahwa dosis optimal untuk produktivitas pada parameter jumlah buah dan berat buah adalah pada perlakuan pemberian EM-4 dengan dosis 10 ml/L.[7]
Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh fermentasi air cucian beras dan air koalm ikan terhadap produktivitas tanaman cabai rawit (Capsicum frustescens L.) sebagai panduan dalam pembuatan buku panduan praktikum biologi kelas XI SMA, oleh karena itu penting bagi peneliti untuk melakukan penelitian ini.
Peneliti memilih mengembangkan buku panduan praktikum berbasis keterampilan proses sains karena proses belajar mengajar biologi lebih ditekankan pada pendekatan keterampilan proses, hingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori dan sikap ilmiah siswa itu sendiri yang akhirnya dapat berpengaruh positif pada kualitas proses pendidikan maupun produk pendidikan.[8]
karakteristik biologi sebagai ilmu mempunyai objek kajian berupa benda konkret dan dapat ditangkap dengan indra dan dapat dikembangkan berdasarkan pengalaman empiris, pengalaman empiris dapat dilakukan dengan adanya suatu kegiatan praktikum, kegiatan praktikum tidak hanya dilakukan didalam laboratorium melainkan juga dapat dilakukan diluar kelas atau lingkungan sekitar sekolah, dengan memasukkan kondisi lingkungan kedalam suatu pembeljaran tentunya siswa akan terjalin suatu hubugna antra alam dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Oleh karena itu penggunaan petunjuk praktikum dalam kegiatan praktikum sangat penting, karena dapat melatih keterampilan siswa dalam melakukan eksperimen, dapat memotivasi siswa untuk belajar biologi, sebagai tempat belajar melalui pendektan ilmiah, dan menunjang pemahaman materi pembelajaran.[9]
. Untuk itu perlu dikembangkan suatu yang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-idenya, guru hanya memberi tangga yang membantu siswa untuk mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi.
B. Rumusan dan Batasan Masalah
1. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
a. Apakah terdapat pengaruh fermentasi sisa air cucian beras terhadap produktvitas tanaman cabai rawit (Capsicum Frutescens L) ?
b. Apakah terdapat pengaruh fermentasi air kolam ikan terhadap produktivitas tanaman cabai rawit (Capsicum Frutescens L) ?
c. Apakah terdapat pengaruh fermentasi sisa air cucian beras dan air kolam ikan terhadap produktivitas tanaman cabai rawit (Capsicum Frutescens L) ?
d. Apakah terdapat pengaruh penelitian ini dalam pembuatan buku panduan praktikum biologi kelas XI SMA ?
2. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini yaitu:
a. Fermentasi pupuk organic yang akan digunakan adalah fermentasi air cucian beras dan air kolam ikan yang sudah difermentasikan menggunakan EM4 pertanian yang digunakan pada hari ke-7 dari fermentasi.
b. Tanaman cabai rawit (Capsicum Frutescens L)Menggunakan varietas Nirmala
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
a. Peneliti mampu mengetahui pengaruh dari fermentasi sisa air cucian beras terhadap produktivitas tanaman cabai rawit (Capsicum Frutescens L)
b. Peneliti mampu mengetahui pengaruh dari fermentasi air kolam ikan terhadap produktivitas tanaman cabai rawit (Capsicum Frutescens L)
c. Peneliti mampu mengetahui pengaruh fermentasi sisa air cucian beras dan air kolam ikan terhadap produktivitas tanaman cabai rawit (Capsicum Frutescens L)
2. Manfaat
a. Manfaat Bagi Peneliti
1. Untuk peneliti dapat menambah pengetahuan dibidang pertanian dan budidaya tanaman cabai rawit (Capsicum Frutescens L.).
2. Untuk peneliti dapat lebih menyadari manfaat limbah air cucian beras dan air kolam ikan.
3. Untuk peneliti lebih memahami manfaat limbah organik yang ada di sekitar lingkungan.
b. Manfaat Bagi Masyarakat
1. Menambah informasi tentang pembuatan pupuk organic dengan memanfaatakn limbah organic yang ada disekitar lingkungan kita dan pengaplikasiannya pada tanaman.
2. Untuk masyakat lebih mempedulikan limbah organic yang ada disekitar kita yang bisa digunakan sebagai pupuk organic cair yang sangat bermanfaat bagi tanaman.
c. Manfaat bagi dunia pendidikan
Menambah referensi dan rujukan bagi pembelajaran kelas XI SMA dalam kegiatan pembelajaran berupa panduan buku praktikum berbasis keterampilan proses sains.
D. Deifinisi Operasional
Definisi operasional merupakan rumusan peneliti tentang istlah-istilah yang terdapat pada masalah dengan tujuan untuk menyamakan pemikiran antara peneliti dengan peneliti yang lainnya.
1. Air cucian beras merupakan bahan limbah organic yang dihasilkan dari limbah rumah tangga yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan pupuk organic cair, kandungan yang ada didalam air cucian beras yang sangat bermanfaat bagi tanaman adalah fosfor, mineral, vitamin dan zat besi yang berguna untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
2. Air kolam ikan berpotensi sebagai sumber hara N yang merupakan hasil metabolisme dari ikan berupa sisa makanan ikan dan feses ikan yang berada didasar kolam, air limbah dari kolam ikan ini bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organic cair yang sangat bermanfaat bagi tanaman, kandungan seperti nitrogen, fosfro dan kalium dapat merangsang pertumbuhan tanaman.
3. Produktivitas
tanaman cabai rawit (Capsicum Frutescens L)
sangat bergantung dari unsur hara dan pemupukan yang dilakukan, unsure hara
yang terkandung didalam pupuk dapat memebrikan dampak yang sangat signifikan
dari hasil produktivitas tanaman cabai rawit (Capsicum Frutescens L) baik dari segi jumlah buah dan berat yang
dihasilkan.
BAB II
Kajian Pustaka Dan Hipotesis Penelitian
A. Kajian Pustaka
1. Pupuk Organik
Pupuk organik cair hasil fermentasi mengandung unsur hara, asam amino dan hormon pertumbuhan yang diperlukan oleh tumbuhan. Pupuk organik cair hasil fermentasi adalah pupuk yang kandungan bahan kimianya maksimum 5% karena kandungan N, P dan K pupuk organik cair relatif rendah. Pupuk organik cair memiliki beberapa keuntungan yaitu mengandung zat tertentu seperti mikroorganisme yang jarang terdapat pada pupuk organik padat. Pupuk organik cair dapat mengaktifkan unsur hara yang ada dalam pupuk organik padat.[10] Pupuk organik merupakan pupuk yang berperan meningkatkan aktifitas biologi, kimia dan fisika tanah sehingga lahan menjadi subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman. Saat ini sebagian besar petani masih tergantung pada pupuk anorganik karena mengandung unsur hara dalam jumlah yang banyak, padahal jika digunakan secara terus-menerus akan menimbulkan dampak negatif terhadap kondisi tanah.[11] Dengan penambahan unsur hara melalui pemupukan dapat menggantikan unsur hara yang hilang akibat erosi dan tercuci.[12]
Unsur hara yang berkurang di dalam tanah bisa di tambah dengan penggunaan pupuk organik yang bisa di dapatkan disekitar kita dengan pemanfaatan limbah organik rumah tangga. Salah satunya adalah air cucian beras dan air kolam ikan.
Pemanfaatan air cucian beras dapat digunakan dalam bentuk pupuk organik cair dengan cara difermnetasi terlebih dahulu sehingga bisa dijadikan penambahan unsur hara yang baik bagi tanaman untuk bisa memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan, yang dimana kandusngan dalam air cucian beras mengandung banyak nutrisi yang terlarut didalamnya yaitu Vitamin B1 80%, Vitamin B3 70%, Vitamin B6 90%, Mangan 50%, Fosfor 50% dan zat besi 60%.[13] Salah satu manfaat air cucian beras untuk tanaman yaitu meliputi merangsang pertumbuhan dan memksimalkan sistem kerja akar dalam masa pertumbuhan dan perkembangan tanaman dimulai dari saat ditanam sampai dengan produksi.[14]
Pemanfaatan berikutnya yakni pada Air kolam ikan yang dimana ikan yang digunakan adalah ikan lele, limbah air kolam ikan berasal dari sisa pakan dan kotoran yang terkandung didalamnya, kandungan hara tergantung dari jenis pakan yang digunakan, frekuensi pemberian pakan dan ada tidaknya pergantian air. Air limbah budidaya ikan lele berpotensi digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik cair maupun kompos, air limbah kolam ikan lele dapat dibuat pupuk organik cair yang komersil dengan cara meningkatkan kadar cairan organiknya dengan melalui fermentasi air limbah kolam ikan, unsure hara makro air limbah kolam ikan lele mengandung Nitrogen berkisar 0,98-1,67%, Fosfor 1,89-3,40% dan Kalium 0,10-1,03%. Mengandung cairan organik 0,28-0,98% dengan pH 7-8,[15] penggunaan pupuk organik cair berupa air kolam ikan akan menyebabkan sifat fisik tanah dan ketersediaan unsure hara tanaman semakin baik, yang dimana dibutuhkan oleh tanaman untuk proses metabolism tanaman dalam proses pertumbuhan organ-organ tanaman seperti akar, batang, daun dan buah.[16]
2. Tanaman Cabai
a. Klasifikasi Cabai
Cabai rawit (Capsicum Frutescens L) merupakan salah satu tanaman hortikultura dari famili solanaceae yang memiliki nilai ekonomi tinggi.[17]
Klasifikasi dalam tata nama (sistem tumbuhan) tanaman cabai termasuk kedalam:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub-Divisio : Angiospermae
Class : Dycotyledoneae
Sub-Class : Metachlanideae
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Speseies : (Capsicum Frutescens L.)[18]
b. Morfologi tanaman cabai rawit (Capsicum Frutescens L)
Cabai rawit (Capsicum Frutescens L) memilki banyak ragam dan tipe pertumbuhan dan bentuk buahnya, diperkirakan terdapat 20 sepsies yang sebagaian besar hidup di negara asalnya. Seperti tanaman yang lain tanaman cabai mempunyai bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Yang dimana Akar (radix) pada tanaman cabai rawit memiliki akar tunggang dengan sistem perakaran menyebar yang berfungsi sebagai alat menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah, kemudian pada Batang (Caulis) tanaman cabai rawit memiliki batang yang berkayu, berbuku-buku, bercabang dan dapat tumbuh setinggi 150 cm. pada daun Daun (folium) tanaman cabai rawit merupakan daun tunggal, bertangkai, letak tersebar, daun cabai berbentuk lonjong dan bagian ujungnya meruncing.[19] Bunga (flos) tanaman cabai umunya berwarna putih, cabai berbunga sempurna karena terdiri atas tangakai bunga, dasar bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, alat kelamin jantan dan alat kelamin betina. Buah (fructus) dan Biji (semen) Buah cabai memiiki warna yang variatip, buah yang telah tua warnanya akan berubah menjadi merah, merah tua, hijau kemerahan, bahkan merah gelap yang mendekati ungu. Biji buah cabai dapat di kelompokan menjadi 3 jenis, yaitu buah berbiji banyak, berbiji sedikit dan tidak berbiji. Biji cabai berbentuk pipih dengan warna putih kekuningan denga bentuk tidak beraturan.[20]
Tanaman cabai rawit (capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting di Indonesia, karena selain memiliki nilai gizi yang cukup tinggi juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi pula. Kebutuhan cabai rawit dikalangan masyarakat maupun inddustri semakin hari semakin meningkat, kandungan yang terdapat di cabai rawit memilki zat gizi antara lain lemak, protein, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B1, B2, C dan senyawa alkaloid seperti capsoicin, oleoresin, flafonoid dan minyak esensial.[21]
3. Pengembangan Buku Panduan Praktikum
Berdasarkan hasil observasi mata pelajaran biologi selain materi yang disampaikan dalam bentuk teori mata pelajaran biologi juga membutuhkan penyampaian materi dalam bentuk praktikum, maka dibutuhkan suatu bahan pembelajaran biologi khususnya untuk melakukan kegiatan praktikum yang berbasis keterampilan proses sains. Penggunaan buku panduan praktikum penting sebagai penunjang dalam proses pembelajaran untuk mendapatkan pengalaman belajar yang berupa keterampilan sains.[22]
Pembuatan buku praktikum biologi berbasis keterampilan sains menggunakan model ADDIE model ini terdiri dari lima tahap yaitu (A)nalysis, (D)esign, (D)evelopment, (I)mplementation, dan (E)valuation. Tahap analisis terdiri dari 2 tahap yaitu analisis kinerja dan tahap analisis kebutuhan. Setelah kebutuhan diketahui, maka lanjut ke tahap kedua yaitu desains yang dimana tahapan ini dibuat untuk mendesains jawaban dari permasalahan yang ada di dalam program pemelajaran. Kemudian tahap ketiga adalah tahap pengembangan, dalam penelitian ini kita akan mengembangkan penelitian yang dilakukan sebagai rujukan buku panduan praktikum berbasis ketermpilan proses sains. Kemudian tahap keempat adalah tahap implementation yaitu penerapan atau uji coba buku panduan praktikum berbasis keterampilan proses sains. Tahap kelima yaitu tahap evaluasi yang dimana buku panduan praktikum berbasis ketermpilan proses sains dinilai apakah telah memenuhi syarat atau tidak.[23]
B. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir dalam penelitian ini yaitu:
Sekema Gambar 1.1 Kerangka Berpikir [24]
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut yaitu:
a. Pengaruh air cucian beras terhadap produktivitas tanaman cabai rawit (Capsicum Frutescens L)
Ho: Tidak terdapat fermentasi air cucian beras terhadap produktivitas tanaman cabai rawit (Capsicum Frutescens L)
Ha: Terdapat perbedaan fermentasi air cucian beras terhadap produktivitas tanaman cabai rawit (Capsicum Frutescens L)
b. Pengaruh air kolam ikan terhadap produktivitas tanaman cabai rawit (apsicum Frutescens L)
Ho: Tidak terdapat pengaruh fermentasi air kolam ikan terhadap produktivitas tanaman cabai rawit (Capsicum Frutescens L)
Ha:rdapat pengaruh fermentasi air kolam ikan terhadap produtivitas tanaman cabai rawit (Capsicum Frutescens L)
c. Pengaruh interaksi antara air cucian beras dan air kolam ian terhadap produktivitas tanaman cabai rawit ((Capsicum Frutescens L)
Ho: Tidak terdapat pengaruh interaksi antara air cucian beras dan air kolam ikan terhadap produktivitas tanaman cabai rawit ((Capsicum Frutescens L)
Ha: Terdapat pengaruh interkasi antara air cucian beras dan air kolam ikan terhadap produktivitas tanaman cabai rawit (Capsicum Frutescens L)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Penedekatan Penilitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang dimana penelitian ini digunakan untuk mencari pengaruh treatmeant (perlakuan) tertentu.
Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang dimana salah satu jenis penelitian sistematis terencana dan tersetruktur dengan jelas sejak awal hingga akhir penelitian, sehingga pada penelitian kuantitatif ini menuntut peneliti untuk lebih menganalisis angka-angka dan menggunakan stastitik..[25]
B. Populasi dan Sampel
Populasi yang ada dalam penelitian adalah semua tanaman cabai rawit (Capsicum Frutescens L) varietas nirmala yang ada di dalam persemaian. Adapun sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah bibit tanaman cabai rawit dengan teknik purposive sampling yang sudah memenuhi kriteria bibit sama tingginya, jumlah daun dan besar batang.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan uji pendahuluan selama 1 bulan untuk membuktikan apakah ada reaksi dari pemberian perlakuan, setelah uji pendahuluan kemudian peneliti mulai melakuakn eksperimen berdasarkan judul penelitian ini yang dilaksanakan selama 3 bulan selain melakukan eksperimen peneliti juga melakukan pengukuran untuk mendapatkan data selama eksperimen, setelah data terkumpul peneliti akan melakukan analisis data dengan penggunaan metode statistika. Jadi waktu penelitian yang akan digunakan selama 4 bulan dari bulan Januari sampai bulan April 2022 bertempat di are perkebunan miliki pribadi di Desa Lendang Ape, RT 09, RW 00, Kelurahan Peraya. Kecamana Peraya Kabupaten Lombok Tengah, provinsi Nusa Tenggara Barat.
D. Variable Penelitian
Variable penelitian yang digunakan pada penelitian ini ada 3 macam yakni variable bebas dan variable terikat, untuk variable bebasnya ada 2 yakni fermentasi sisa cucian air beras dan fermentasi air kolam ikan sedangkan untuk variable terikatnya ada 1 yakni produktivitas tanaman cabai rawit (Capsicum Frutescens L).
E. Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian true eksperimen yang dimana peniliti mampu mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya penelitian.[26] Rancangan penelitian yang akan digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) ulangan sama.
Penetuan jumlah ulangan dan perlakuan mengikuti rumus yaitu:
(t-1) x (r-1) > 15
Keterangan:
t = treatment (perlakuan)
r = replikasi (ulangan)
Desain penelitian ini meggunakan 9 perlakuan dan masing-masing 3 ulangan, dengan konsentrasi pemberian pupuk yang berbeda-beda mulai dari konsentrasi 10%, 11% dan 12% frementasi air cucian beras, 10%, 11% dan 12% frementasi air ikan dan kosentrasi intraksi kedua frementasi yang akan dilarutkan dalam 1 liter air dan melakukan penyiraman sebanyak 1 kali seminggu.
Tabel perlakuan dan ulangan.
Perlakuan |
Ulangan |
||
Perlakuan 0 air biasa |
|
||
Perlakuan 1 10% |
Ulangan 1 |
Ulangan 2 |
Ulangan 3 |
Perlakuan 2 11% |
Ulangan 4 |
Ulangan 5 |
Ulangan 6 |
Perlakuan 3 12% |
Ulangan 7 |
Ulangan 8 |
Ulangan 9 |
Perlakuan 4 10% |
Ulangan 10 |
Ulangan 11 |
Ulangan 12 |
Perlakuan 5 11% |
Ulangan 13 |
Ulangan 14 |
Ulangan 15 |
Perlakuan 6 12% |
Ulangan 16 |
Ulangan 17 |
Ulangan 18 |
Perlakuan 7 10% + 10% |
Ulangan 19 |
Ulangan 20 |
Ulangan 21 |
Perlakuan 8 11% + 11% |
Ulangan 22 |
Ulangan 23 |
Ulangan 24 |
Perlakuan 9 12% + 12% |
Ulangan 25 |
Ulangan 26 |
Ulangan 27 |
PO: 10% air
P1: 10% fermentasi air cucian beras
P2: 11 % fermentasi air cucian beras
P3: 12 % fermentasi air cucian beras
P4: 10% fermentasi air kolam ikan
P5: 11 % fermentasi air kolam ikan
P6: 12 % fermentasi air kolam ikan
P7: 10% fermentasi air cucian beras + 10% fermentasi air kolam ikan
P8: 11% fermentasi air cucian beras + 11% fermentasi air kolam ikan
P9: 12% fermentasi air cucian beras + 12% fermentasi air kolam ikan
F. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Polybag ukuran 35 cm
2. Sprayer
3. Ember plastic
4. Kertas label
5. Alat tulis
6. Sendok
7. Jerigen
b. Bahan
1. Sisa air cucian beras
2. Air kolam ikan
3. Tanah
4. Tanaman cabai rawit (Capsicum Frutescens L)
5. Gula merah
6. EM 4 pertanian
G. Teknik Pengumpulan Data
Tehnik primer yang dimana lansung mengamati hasil yang didapat dari proses penelitian dalam bentuk angka-angka yang diperlukan untuk melakukan perbandingan dari setiap perlakuan.
Langkah-langkah dala penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Tahap persiapan pembuatan fermentasi
1. Pembuatan frementasi air cucian beras
a. Penyiapan alat dan bahan yang berupa air cucian beras 5 L, EM-4 pertanian, jerigen 5 L dan gula merah.
b. Air cucian beras dimasukan ke dalam jerigen yang berukuran 5 L.
c. EM-4 pertanian dimasukan ke dalam jerigen air cucian beras yang tadi sebanyak 100 ml.
d. Air gula merah yang sudah disiapkan dicampurkan ke dalam jerigen yang berisi air cucian beras dan EM-4 ke dalam jerigen sebanyak 100 ml.
e. Setelah bahan-bahan itu tercampur, aduk sampai merata dan di didiamkan selama 1 minggu sampai hasil fermentasi ini bisa diaplikasikan ke tanaman.
2. Pembuatan frementasi air kolam ikan
a. Penyiapan alat dan bahan yang berupa air kolam ikan 5 L, EM-4 pertanian, jerigen 5 L dan gula merah.
b. Air kolam ikan dimasukan ke dalam jerigen yang berukuran 5 L.
c. EM-4 pertanian dimasukan ke dalam jerigen air kolam ikan yang tadi sebanyak 100 ml.
d. Air gula merah yang sudah disiapkan dicampurkan ke dalam jerigen yang berisi air kolam ikan dan EM-4 ke dalam jerigen sebanyak 100 ml.
e. Setelah bahan-bahan itu tercampur, aduk sampai merata dan di didiamkan selama 1 minggu sampai hasil fermentasi ini bisa diaplikasikan ke tanaman.
b. Tahap Penyemaian
1. Bibit yang akan digunakan sebelumnya direndam di dalam air untuk menghambat laju dormansi biji selama 1 hari sebelum di tanam.
2. Menyiapakan tanah untuk penyemaian.
3. Menaburkan bibit ke dalam tanah dan ditutup menggunakan tanah.
4. menyiram tanah dengan air sampai bibit cabai tumbuh dengan sempurna selama 2 minggu.
c. Tahap Pengaplikasian
1. Bibit cabai yang sudah besar dipindahkan ke polybag yang sebelumnya sudah disiapkan sebagai bahan penelitian
2. Menyiram tanaman cabai.
3. Pengaplikasian fermentasi dilakukan sebanyak 1 kali seminggu untuk penyiraman pada setiap perlakaun sesuai dengan kosentrasi.
4. Konsentrasi 100 ml/1liter air pada perlakuan PO.
5. Konsentrasi 100 ml/1liter air cucian ikan pada perlakuan P1,
6. Konsentrasi 110 ml/1liter air cucian ikan pada perlakuan P2.
7. Konsentrasi 120 ml/1liter air cucian ikan pada perlakuan P3.
8. Konsentrasi 100 ml/1liter air cucian beras pada perlakuan P4,
9. Konsentrasi 110 ml/1liter air cucian beras pada perlakuan P5.
10. Konsentrasi 120 ml/1liter air cucian beras pada perlakuan P6.
11. Intraksi air cucian beras dengan kosentrasi 100ml/1 liter dan kosentrasi 100 ml/1 liter air kolam ikan.
12. Intraksi air cucian beras dengan kosentrasi 110ml/1 liter dan kosentrasi 110 ml/1 liter air kolam ikan.
13. Intraksi air cucian beras dengan kosentrasi 120ml/1 liter dan kosentrasi 120 ml/1 liter air kolam ikan.
d. Tahap Pengamatan Dan Pengambilan Data
1. Pengamatan tanaman dilakukan selama setiap hari untuk menjaga kualitas tanaman cabai rawit (Capsicum Frutescens L)
2. Setelah diaplikasikannya hasil fermentasi mengamati perubahan yang terjadi pada tanaman cabai rawit (Capsicum Frutescens L)
3. Mencatat data yang dibutuhkan sebagai bahan penelitian.
e. Tahap pengembangan menjadi buku panduan praktikum biologi berbasis keterampilan sains.
Model penelitian pengembangan terdiri dari empat fase:
1. Analisis, menganalisa permasalahan pemelajaran pada tahap analisis kerja dan tahap analisis kebutuhan.
2. Desain, program pemelajaran yang di desain diharapkan mampu menjawab permasalahan pada tahap analisis.
3. Development (pengembangan), mengembangankan hasil penelitian menjadi buku panduan praktikum berbasis keterampilan sains.
4. Implementasi (penerapan), menguji cobakan panduan buku praktikum berbasis keterampilan sains.
H. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif tehnik analisis data yang digunakan sudah jelas yaitu diarahakan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal, karana menggunakan penelitian kuantitatif maka tehnik yang digunakan menggunakan rumus-rumus statistika yang sudah di tetapkan.
Analisis menggunakan rumus statistika Rancangan Acak Lengkap (RAL) ulangan sama karena tanaman yang diuji adalah tanaman satu jenis yakni tanaman cabai rawit (Capsicum Frutescens L.) dan dengan 9 perlakuanya fermentasi air cucian beras dan fermentasi air kolam ikan yang dimana farameter yang akan dihitung adalah jumlah tandan bunga, jumlah bunga, jumlah buah, berat basah buah dan berat kering buah tanaman cabai yang dihasilkan dari setiap perlakuan dan ulangan.
Dari perbedaan hasil data yang di dapat dari penelitian akan dilakukan uji statistika SPSS versi 16.0 peneliti akan menggunakan analisis dengan 3 cara yaitu yang pertama uji statistika yang berupa uji normalitas dan uji homogenitas, kedua uji statistika anova dan uji yang ketiga uji lanjut BNT (Beda Nyata Terkecil).
I. Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan dalam hitungan bulan dimulai dari bulan januari 2022 sampai dengan bulan april 2022.
Daftar Pustaka
A Yassi Pertumbuhsn Dan Produksi Tiga Varietas Cabai Dengan Aplikasi Pupuk Organic Cair, Universitas Hasanudin, 2020
Aulia Abdul Rahman, Respons Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kedelai Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Dan Mulsa, Vol. 5, No. 1, 2017
Badan Pusat Statistika (BPS)
Darwin pangaribuan, aplikasi pupuk organik cair dan anorganik terhadap pertumbuhan produksi, dan kualitas pasca panen jagung manis ( zea mays var. saccharatha sturt.) 59-67, april 2017
Doni Anggara. Pengaruh Campuran Jenis Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.) 2017
Dwi Setia Wati. Pertubuhan Vegetatif Tanaman Cabai Merah (Capsicum Annum L.) Secara Hidroponik Dengan Nutrisi Pupuk Organik Cair Dari Kotoran Kambing. Faultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Isalm Negeri Raden Intan Lampung. 2018
Hidayat, T. Pertumbuhan Dan Produksi Sawi (Brassica Juncea L.) Pada Inceptisol Dengan Aplikasi Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit Riau, 1-14, 2013
Moh Atoilah, Hayatul Rahmi, Ani Lestari, Uji Efektivitas Pemberian Fermentasi Air Cucian Beras Terhadap Pertumbuhan Tanaman Caisim (Brassica Jucea L ) Varieatas Tosakan, Vol. 7, No. 3, Juni 2021
Ngantung. Respon Tanaman Sawi Hijau (Brassica Juncea L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Dan Anorganik Di Kelurahan Rurukan Kecamatan Tomohon Timur Eugina 24(1), 44-52, 2018
Nikodemus Lede. Respon Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Cabai Rawit (Capsicum Annum L.) Terhadap Penggunaan Trichokompos Pada Pemupukan Berimbang. Program Setudi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Respati Indoesia.
Nurlaili, Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum Annum L) Pada Pemberian Pupuk NPK Majemuk, Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Baturaja Sumatra Selatan, Maret 2021
Suandi Said, Aplikasi Air Kotoran Ian Lele Dan Rendaman Kotoran Kambing Terhadap Pertumbuhan Tanaman Selada (Lactuca Sativa L.) Program Studi Akroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Ichsan Gorntalo, Indonesisa, April 2020
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Halaman 7-8, 2011
Suparto H, Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya, Pemanfaatan Limbah Kolam Ikan Sebagai Sumber Hara N Bagi Pertumbuhan Dan Hasil Jagung Manis (Jea Mays Saccharata) Dilahan Gambut, Vol. 17, No. 2 2016
Zulaiha, Hartono, Pengembangan Buku Panduan Praktikum Kimia Hidrokarbon Berbasis Keterampilan Proses Sains Pada SMA 87-93, 2014
[1] A Yassi Pertumbuhan Dan Produksi Tiga Varietas Cabai Dengan Aplikasi Pupuk Organic Cair, Universitas Hasanudin, 2020.
[2] A Yassi Pertumbuhsn Dan Produksi Tiga Varietas Cabai Dengan Aplikasi Pupuk Organic Cair, Universitas Hasanudin, 2020.
[3] Ngantung. Respon Tanaman Sawi Hijau (Brassica Juncea L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Dan Anorganik Di Kelurahan Rurukan Kecamatan Tomohon Timur Eugina 24(1), 44-52, 2018.
[4] Hidayat, T. Pertumbuhan Dan Produksi Sawi (Brassica Juncea L.) Pada Inceptisol Dengan Aplikasi Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit Riau, 1-14, 2013
[5] Moh Atoilah, Hayatul Rahmi, Ani Lestari, Uji Efektivitas Pemberian Fermentasi Air Cucian Beras Terhadap Pertumbuhan Tanaman Caisim (Brassica Jucea L ) Varieatas Tosakan, Vol. 7, No. 3, Juni 2021DDFFF
[6] Suparto. Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya, Pemanfaatan Limbah Kolam Ikan Sebagai Sumber Hara N Bagi Pertumbuhan Dan Hasil Jagung Manis (Jea Mays Saccharata) Dilahan Gambut, Vol. 17, No. 2 2016
[7] Shalahuddin. Peningkatan Hasil Cabai Rawit (Capsicum Frustescens L.) Dengan Menggunakan Efektif Mikroorganisme (Em-4). Fakultas Pertanian Universitas Islam Batik Surakarta. Aggronomika. Vol 13. No 1. Juli 2018.
[8] Zulaiha, Hartono, Pengembangan Buku Panduan Praktikum Kimia Hidrokarbon Berbasis Keterampilan Proses Sains Pada SMA 87-93, 2014
[9] Pujo Ary Prasetyo. Pengembangan Petunjuk Praktikum Biologi Berbasis Guide Inquiry Materi Interaksi Mahluk Hidup Dengan Lingkungan, Program Studi Pendidikan Biologi Universitas PGRI Ronggolawe Tuban, Proceeding Biology Education Conference Vol. 14 No. 1 Oktober 2017
[10] Aulia Abdul Rahman, Respons Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kedelai Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Dan Mulsa, Vol. 5, No. 1, 2017
[11] Aulia Abdul Rahman, Respons Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kedelai Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Dan Mulsa, Vol. 5, No. 1, 2017
[12] Darwin pangaribuan, aplikasi pupuk organik cair dan anorganik terhadap pertumbuhan produksi, dan kualitas pasca panen jagung manis ( zea mays var. saccharatha sturt.) 59-67, april 2017
[13] Milawatilalla, Potensi Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organic Pada Tanaman Seledri (Apium Grapeoles L.) Jurnal Agropolitan, Vol 5, No 1, Juli 2018.
[14] Moh Atoilah, Uji Efektifitas Pemberian Fermentasi Air Cucian Beras Terhadap Pertumbuhan Tanaman Caisim (Brassica Juncea L) Varietas Tosakan, Vol. 7, No. 3, 2021
[15] Suandi Said, Aplikasi Air Kotoran Ian Lele Dan Rendaman Kotoran Kambing Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Selada (Lactuca Sativa L.) Program Studi Akroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Ichsan Gorntalo, Indonesisa, April 2020
[16] Firman Dan Farida Aryani. Respon Sawi (Brassica Juncea L.) Terhadap POC Air Limbah Budidaya Lele Plus (Albl Plus). JURNAL AGRICULTURE: VOL 15, NO 1, DESEMBER 2020
[17] Nurlaili, Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum Annum L) Pada Pemberian Pupuk NPK Majemuk, Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Baturaja Sumatra Selatan, Maret 2021
[18] Dwi Setia Wati. Pertubuhan Vegetatif Tanaman Cabai Merah (Capsicum Annum L.) Secara Hidroponik Dengan Nutrisi Pupuk Organik Cair Dari Kotoran Kambing. Faultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Isalm Negeri Raden Intan Lampung. 2018
[19] Iskandar, Hadianto. Bertanam Cabai. Jakarta: PT Musi Perkasa Utama. 2005. Hal 12-15.
[20] Dwi Setia Wati. Pertubuhan Vegetatif Tanaman Cabai Merah (Capsicum Annum L.) Secara Hidroponik Dengan Nutrisi Pupuk Organik Cair Dari Kotoran Kambing. Faultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Isalm Negeri Raden Intan Lampung. 2018
[21] Nikodemus Lede. Respon Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Cabai Rawit (Capsicum Annum L.) Terhadap Penggunaan Trichokompos Pada Pemupukan Berimbang. Program Setudi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Respati Indoesia.
[22] Zulaiha, Hartono, Pengembangan Buku Panduan Praktikum Kimia Hidrokarbon Berbasis Keterampilan Proses Sains Pada SMA 87-93, 2014
[23] Zulaiha, Hartono. Ibid.
[24] Doni Anggara. Pengaruh Campuran Jenis Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.) 2017
[25] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Halaman 7-8, 2011
[26] Sugioyno, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D), Bandung, Alfabeta CV, 2018 Hal. 76
No comments:
Post a Comment