PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perspektif Islam, alam semesta adalah segala sesuatu selain Allah SWT. Oleh karenanya, alam semesta bukan hanya langit dan bumi, tetapi meliputi segala sesuatu yang ada dan berada diantara keduanya. Secara umum, alam itu bisa dibedakan kedalam dua jenis, yaitu alam syahadah dan alam ghaib. Alam syahadahadalah wujud yang konkrit dan dapat diinderakan, dimana alam syahadah tunduk kepada hukum evolusi, yang berkembang dan berubah-ubah. Sedangkan alam ghaibadalah wujud yang tidak dapat diinderakan. Masyarakat sebagai suatu kelompok yang sama identifikasinya, teratur sedemikian rupa di dalam menjalankan segala sesuatu yang diperlukan bagi hidup bersama secara harmonis. masyarakat bukan sekedar kumpulan manusia semata tanpa ikatan, akan tetapi terdapat hubungan fungsional antara satu sama lainnya. Setiap individu mempunyai kesadaran akan keberadaannya ditengah-tengah individu yang lainnya. Sistem pergaulan didasarkan kebiasaan atau lembaga kemasyarakatan yang hidup dalam masyarakat yang bersangkutan. Sejalan dengan hal ini oleh Mac Iver sesuai kutipan Harsodjo (1972) di dalam masyarakat terdapat suatu sistem cara kerja dan prosedur dari pada otoritas dan saling bantu membantu yang meliputi kelompok-kelompok dan pembagian sosial lain, sistem dari pengawasan tingkah laku manusia dan kebebasan.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana kedudukan alam semesta dalam islam?
2. Bagaimna kedudukan manusia dalam islam?
3. Bagaiman kedudukan masyarakat dalam islam?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Alam semesta
Alam semesta adalah segala sesuatu selain AllahSWT. Alam semesta bukan hanya langit dan bumi, tetapi meliputi segala sesuatu yang ada dan berada diantara keduanya. Secara umum, alam itu bisa dibedakan kedalam dua jenis, yaitu alam syahadah dan alam ghaib. Alam syahada hadalah wujud yang konkrit dan dapat diinderakan, dimana alam syahadah tunduk kepada hukum evolusi, yang berkembang dan berubah-ubah. Sedangkan alam ghaib adalah wujud yang tidak dapat diinderakan.
2. Manusia
Di dalam Alquran disebutkan bahwa manusia sebagai umat, diciptakan dari diri yang satu dan pasangannya, kemudian dari keduanya berkembang biaklah anak keturunannya. Di dalam Alquran, terdapat beberapa istilah yang merujuk kepada katamanusia, antara lain :
a. An-nas
Dalam Alquran, Al-nash tidak pernah digunakan untuk pengertian manusia secara fisik. Kata al-nash di dalam Alquran disebutkan sebanyak 240 kali adalah sebagai nama jenis untuk keturunan adam.
b. Al-Basyar
Al-basyar berarti kulit yang tampak. Dalam Alquran, kata ini munculsebanyak 35 kali. Kata al-basyar selalu dihadirkan Alquran dalam arti fisik biologismanusia yang tampak jelas. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai ungkapanAlquran yang konteksnya selalu merujuk kepada manusia sebagai makhluk biologis.
c. Bani Adam
Bani adam bisa dimaknai sebagai generasi yang dibangun, diturunkan, ataudikembangkan dari adam. Dalam Alquran, kata-kata bani adam selalu merujuk padakonsep kesamaan kemanusiaan, yaitu sama-sama keturunan nabi adam dan sama-sama memiliki harkat dan martabat kemanusiaan yang sama.
d. Masyarakat
Alvin L. Bertrand (1980) mendefinisikan masyarakat sebagai suatu kelompok yang sama identifikasinya, teratur sedemikian rupa di dalam menjalankan segala sesuatu yang diperlukan bagi hidup bersama secara harmonis. Lebih lanjut Bertrand menyebutkan tiga ciri masyarakat;
1. Pada masyarakat mesti terdapat sekumpulan individu yang jumlahnya cukup besar.
2. individu-individu tersebut harus mempunyai hubungan yang melahirkan kerjasama diantara mereka, minimal pada suatu tingkatan interahsi.
3. hubungan individu-individu sedikit banyak harus permanen sifatnya.
Sejalan dengan hal ini Soleman B. Taneko (1984) mengatakan bahwa masyarakat adalah suatu pergaulan hidup, oleh karena manusia itu hidup bersama.
Mengikuti pendapat Soerjono Soekanto (1982) bahwa masyarakat bukan sekedar kumpulan manusia semata tanpa ikatan, akan tetapi terdapat hubungan fungsional antara satu sama lainnya. Setiap individu mempunyai kesadaran akan keberadaannya ditengah-tengah individu yang lainnya. Sistem pergaulan didasarkan kebiasaan atau lembaga kemasyarakatan yang hidup dalam masyarakat yang bersangkutan. Sejalan dengan hal ini oleh Mac Iver sesuai kutipan Harsodjo (1972) di dalam masyarakat terdapat suatu sistem cara kerja dan prosedur dari pada otoritas dan saling bantu membantu yang meliputi kelompok-kelompok dan pembagian sosial lain, sistem dari pengawasan tingkah laku manusia dan kebebasan.
B. Proses Penciptaan
1. Alam semesta
Terdapat perbedaan pandangan dikalangan umat muslim, tentang asal mula penciptaan alam semesta. Ada yang menyatakan bahwa alam semesta ini diciptakan dari tiada menjadi ada, sementara pendapat lain mengemukakan bahwa alam semesta diciptakan dari materi atau sesuatu yang sudah ada. Pendapat yang pertama, selalu didasarkan pada kata khalaqa, yang digunakan dalam penciptaan alam semesta. Mereka berpendapat bahwa penggunaan katakhalaqa memiliki arti penciptaan sesuatu dari bahan yang belum ada menjadi ada.Sementara itu, Pendapat kedua didasarkan pada informasi Alquran yang mengindikasikan bahwa alam semesta ini diciptakan dari materi yang sudah ada.Informasi seperti ini diantaranya ditemukan dalam dua surah, yaitu QS Fushilat (41 :11) yang menyatakan bahwa Allah swt menuju langit, sedangkan langit ketika itu masih berupa dukhan ( asap ). Surat yang kedua, QS Al-Anbiyya ( 21 : 30 ), yang menginformasikan bahwa langit dan bumi itu, dahulunya adalah sesuatu yang padu, lalu Allah memisahkan keduanya. Pandangan kedua ini memiliki kesamaan degan penelitian yang di lakukan para pakar astronomi dan astro fisika yang menyimpulkan bahwa keseluruhan alam semesta ini pada awalnya satu masa yang besar. kemudian terjadi pemisahan,
sehingga terbentuk galaksi. Galaksi tersebut kemudian terbagi-bagi dalam bentuk bintang-bintang, planet-planet, matahari, bulan dan lain-lain.
Dalam konteks proses penciptaan alam semesta, Al-farabi berpendapat bahwaalam semesta ini trejadi karena limpahan dari yang Esa. Wujud Tuhanlah yangmelimpahkan wujud alam semesta. Terlepas dari perbedaan pandangan diatas,Alquran menginformasikan bahwa alam semesta ini diciptakan tuhan tidak secarasekaligus, tetapi melalui serangkaian tahapan, masa, atau proses. Dalam sejumlahsurah Alquran selalu menggunakan istilah fi sittah ayyam, yang biasa diterjemakandalam arti enam hari, enam masa, atau mungkin enam priode. Selain itu, dalamAlquran ditemukan pula ayat yang menyatakan bahwa Allah menciptakan bumidalam dua hari atau dua masa, dan menentukan kadar makanan penghuninya (rezeki)dalam empat hari, dan menjadikan tujuh langit dalam dua hari.
2. Manusia
Bila diteliti secara cermat, dalam Alquran akan ditemukan informasi, bahwa ada dua macam proses penciptaan manusia, yaitu :
a. Penciptaan secara primordial, yaitu berkaitan dengan penciptaan manusia pertama, yaitu; adam.
b. Proses penciptaan seluruh manusia atau generasi yang diturunkan dari adam. Dari dua macam proses penciptaan manusia diatas, ini menunjukkan bahwa manusia pertama, yaitu adam tercipta dari tanah. Dimana Alquran tidak menguraikannya secara rinci, tentang bagaimana proses penciptaan adam. Adapunketurunan adam, tercipta melalui proses pertemuan benih laki-laki dengan sel telur wanita, melalui pancaran sperma, kemudian bertemu dengan sel telur, akhirnyaterjadilah pembuahan. Allah menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari inti sari patitanah yang ditransformasi menjadi air mani, kemudian disimpan dalam tempat yang kokoh, yaitu rahim ibu. Setelah melalui proses pembuahan, air mani tersebutselanjutnya berproses menjadi darah beku, dan kemudian berproses menjadisegumpal daging, yang kemudian dibalut dengan tulang belulang dan akhirnya Allahmenjadikannya sebagai makhluk yang berbentuk.
Kepada makhluk yang berbentuk inilah, kemudian allah meniupka ruh. Setelah ditiupkan kedalam jasad, Allahmemerintahkan para malaikat untuk sujud memberikan penghormatan.
Asal usul terbentuknya menurut pandangan islam.
Hadirnya teori evolusi Darwin telah mengundang perdebatan sengit antara kaum agamawan dan kaum ilmuwan yang pro terhadap pendapat Darwin. Darwin telah mencoba membantah keabsahan Adam sebagai manusia pertama dengan mengatakan bahwa nenek moyang manusia adalah kera.
Paham Darwinian ini kemudian berkembang dan mulai mendapatkan banyak pengikut di dunia yang pada umumnya adalah orang-orang dengan pemahaman retorik menurut Ibnu Rusyd yaitu orang-orang awam. Padahal samapai hari ini teori yang dikeluarkan oleh Charles Darwin tidak pernah dapat diterima secara empiris karena hanya menggunakan metode-metode pendekatan yang belum memiliki kepastian valid. Sehingga teori evolusi Darwin dapat dikategorikan sebagai sebuah fiksi ilmiah karena:
a. Seleksi alam tidak terbukti sebagai alat evolusi.
Seleksi yang bekerja dengan instrumen alam seperti energi radiasi cahaya matahari, kilat/halilintar, udara, air, tanah dan benda-benda alam lainnya di darat, udara dan di perairan, serta faktor lingkungan seperti suhu, awan, kelembapan, curah hujan, radiasi matahari, gas dan nutrisi (bahan makanan), ketinggian dan topografi tempat, jenis tanah, perbedaan musim di bumi (garis lintang) sebagai pelaksana mutasi spontan hanya menyebabkan keragaman (variasi) keturunan suatu jenis mahluk hidup karena terjadi perubahan-perubahan kecil pada fenotif seperti warna, ukuran, berat, tinggi dan bentuk organ tubuh yang deterdiferensiasi dan terspesialisasi. Sedangkan mutasi berat akan menimbulkan suatu organisme akan rusak atau punah.
b. Tidak ada fosil yang ditemukan sebagai bukti adanya evolusi.
Sebab semua fosil yang ditemukan itu tidak ada bentuk yang lengkap dan sempurna, misalnya berupa potongan-potongan tulang, potongan gigi, bentuk tulang dan potongan tulang rahang atau tungkai, dan puncak tengkorang kemudian direkayasa bentuknya dan dianggap sebagai bentuk peralihan dari bentuk kera ke bentuk manusia. Selain itu, fosil-fosil yang ditemukan masih dalam periode (umur bumi) yang sama, bukan menunjukkan evolusi bahkan memperkuat penciptaan.
c. Homolog, analog, dan rekapitulasi tidak terbukti adanya evolusi.
Pernyataan Darwin dan pengikutnya tentang homolog, analog dan rekapitulasi tidak dapat diterima akal, karena bukti-bukti yang diajukan tidak bisa diuji kebenarannya, terutama bagaimana proses peribahan bentuk organ tubuh suatu spesies berevolusi menjadi organ tubuh spesies lain, juga proses transformasi sel embrio suatu organisme lain.
d. Teori Darwin ditolak para ilmuwan dnia dan tidak ilmiah.
Teori Darwin ditolak oleh para ilmuwan terkenal baik ilmuwan kritis maupun ilmuwan evolusionis. Ini disebabkan karena Darwin tidak dapat membuktikan teorinya secara ilmuiah (terutama pada pertanyaan kapan dan bagaimana mekanisme evolusi itu berlangsung tahap demi tahap dari sekian banyak organisme di muka bumi ini) dan argumen yang dikemukakan hanya berupa dugaan telah terbantah secara logis dan meyakinkan ileh para ilmuwan, sehingga teori Darwin tidak diakui sebagai hasil karya ilmiah dan di luar bahasan ilmu pengetahuan.
Maka dengan argumen diatas terjawablah bahwa teori evolusi Darwin tidak bisa dikatakan empiris dan ilmiah. Karena salah satu kriteria dari kebenaran adalah harus dapat dibuktikan. Dengan terjawabnya permasalahan teori evolusi Darwin ini dapat disimpulka bahwa secara otomatis teori ini gugur.
Disisi lain, ketika ilmu pengetahuan terutama sains dalam konteks ini telah memberikan harapan bagi manusia untuk mengetahui hakikat segala sesuatu. Ternyata harapan yang digantung oleh Charles Darwin ternyata hanya fatamorgana saja. Sehingga konsepsi tentang awal mula penciptaan manusia ini dijawab oleh agama Islam sebagai jawaban dari runtuhnya teori evolusi Darwin.
Di dalam sebuah Hadits Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah”. (HR. Bukhari). Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu dalam keadaan berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan manusia, Allah berkehendak menciptakan lawan jenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri). Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah satu firman-Nya : “Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui” (QS. Yaasiin (36) : 36). Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam surat An Nisaa’ ayat 1 yaitu : “Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang sangat banyak…” (QS. An Nisaa’ (4) : 1)
Apabila diamati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tak langsung, didapati hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan adalah usaha untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat semula dalam bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu maka akan lahirlah keturunan yang akan meneruskan generasinya.
Proses kejadian manusia yang ketiga adalah kejadian semua keturunan Adam dan Hawa kecuali Nabi Isa a.s. Dalam proses ini disamping dapat ditinjau menurut Al Qur’an dan Al Hadits dapat pula ditinjau secara medis. Di dalam Al Qur’an, proses kejadian manusia secara biologis dejelaskan secara terperinci melalui firman-Nya : “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kamudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik.” (QS. Al Mu’minuun (23) : 12-14). Kemudian dalam salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda : “Telah bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar dan dibenarkan. Sesungguhnya seorang diantara kamu dikumpulkannya pembentukannya (kejadiannya) dalam rahim ibunya (embrio) selama empat puluh hari. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan segumpal darah. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan sepotong daging. Kemudian diutuslah beberapa malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya (untuk menuliskan/menetapkan) empat kalimat (macam) : rezekinya, ajal (umurnya), amalnya, dan buruk baik (nasibnya).” (HR. Bukhari-Muslim)
Ungkapan ilmiah dari Al Qur’an dan Hadits 15 abad silam telah menjadi bahan penelitian bagi para ahli biologi untuk memperdalam ilmu tentang organ-organ jasad manusia. Selanjutnya yang dimaksud di dalam Al Qur’an dengan “saripati berasal dari tanah” sebagai substansi dasar kehidupan manusia adalah protein, sari-sari makanan yang kita makan yang semua berasal dan hidup dari tanah. Yang kemudian melalui proses metabolisme yang ada di dalam tubuh diantaranya menghasilkan hormon (sperma), kemudian hasil dari pernikahan (hubungan seksual), maka terjadilah pembauran antara sperma (lelaki) dan ovum (sel telur wanita) di dalam rahim. Kemudian berproses hingga mewujudkan bentuk manusia yang sempurna (seperti dijelaskan dalam ayat diatas).
Para ahli dari Barat baru menemukan masalah pertumbuhan embrio secara bertahap pada tahun 1940 dan baru dibuktikan pada tahun 1955, tetapi dalam Al Qur’an dan Hadits yang diturunkan 15 abad lalu hal ini sudah tercantum. Ini sangat mengagumkan bagi salah seorang embriolog terkemuka dari Amerika yaitu Prof. Dr. Keith Moore, beliau mengatakan : “Saya takjub pada ketepatan ilmiyah pernyataan Al Qur’an yang diturunkan pada abad ke-7 M itu”. Selain itu beliau juga mengatakan, “Dari ungkapan Al Qur’an dan hadits banyak mengilhami para scientist (ilmuwan) sekarang untuk mengetahui perkembangan hidup manusia yang diawali dengan sel tunggal (zygote) yang terbentuk ketika ovum (sel kelamin betina) dibuahi oleh sperma (sel kelamin jantan). Kesemuanya itu belum diketahui oleh Spalanzani sampai dengan eksperimennya pada abad ke-18, demikian pula idea tentang perkembangan yang dihasilkan dari perencanaan genetik dari kromosom zygote belum ditemukan sampai akhir abad ke-19. Tetapi jauh sebelumnya Al Qur’an telah menegaskan dari nutfah Dia (Allah) menciptakannya dan kemudian (hadits menjelaskan bahwa Allah) menentukan sifat-sifat dan nasibnya.” Sebagai bukti yang konkrit di dalam penelitian ilmu genetika (janin) bahwa selama embriyo berada di dalam kandungan ada tiga selubung yang menutupinya yaitu dinding abdomen (perut) ibu, dinding uterus (rahim), dan lapisan tipis amichirionic (kegelapan di dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup/membungkus anak dalam rahim). Hal ini ternyata sangat cocok dengan apa yang dijelaskan oleh Allah di dalam Al Qur’an :
“…Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan (kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam rahim)…” (QS. Az Zumar (39) : 6).
3. Masyarakat
Sejalan dengan pemahaman masyarakat diatas maka menurut teori sibernetik tentang General System Of Action (Ankie M.M.. Hoogvelt : 1985) menjelaskan bahwa suatu masyarakat akan dapat dianalisis dari sudut syarat-syarat fungsionalnya yaitu .
a. Fungsi mempertahankan pola (Pettern Maintenance)
Fungsi ini berkaitan dengan hubungan antara masyarakat sebagai sistem sosial dengan sub sistem kebudayaan. Hal itu berarti mempertahankan prinsip-prinsip tertinggi dari masyarakat, oleh kerena diorientasikan realitas yang terakhir.
b. Fungsi integrasi
Yang mana mencakup jaminan terhadap koordinasi yang diperlukan antara unit-unit dari suatu sistem sosial, khususnya yang berkaitan dengan kontribusinya pada organisasi dan peranannya dalam keseluruhan sistem.
c. Fungsi pencapaian tujuan (Goal Attaindment),
Hal ini menyangkut hubungan antara masyarakat sebagai sistem sosial dengan sub sistem aksi kepribadian. Fungsi ini menyangkut penentuan tujuan-tujuan yang sangat penting bagi masyarakat, mobilisasi warga masyarakat untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
d. Fungsi adaptasi
Yang menyangkut hubungan antara masyarakat sebagai sistem sosial dengan sub sistem organisme perilaku dan dengan dunia fisik organik. Hal ini secara umum menyangkut penyesuaian masyarakat terhadap kondisi-kondisi dari lingkungan hidupnya.
Seperti diketahui bahwa salah satu kekuatan yang dapat mendorong keterbukaan seseorang untuk melakukan perubahan dan perbaikan kehidupannya adalah karena lemahnya ikatan sosial budaya lingkungan sekitar. Dalam hal ini menurut Abdul Syani (1995) nilai-nilai sosial budaya masyarakat setempat tidak mampu memenuhi berbagai kepentingan masyarakat sesuai dengan perkembangan zaman yang relatif tergantung pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kecenderungan berpengaruh pada anggota masyarakat untuk segera dapat melakukan mobilitas baik secara vertikal maupun horisontal.
Menurut Soekanto (1982), selama dalam suatu masyarakat ada sesuatu yang dihargai, dan setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang berharga, maka hal ini akan menjadi bibit yang dapat menumbuhkan adanya sistem pelapisan dalam masyarakat. Sesuatu yang dihargai didalam masyarakat itu mungkin berupa uang atau benda-benda yang bernilai ekonomis, mungkin juga berupa tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesolehan dalam beragama atau mungkin juga keturunan dari keluarga yang terhormat.
Menurut JW.Schoorl (1980) bahwa kelompok-kelompok yang berbeda-beda masing-masing mempunyai kekuatan, kekayaan dan wibawa yang berlainan. Beliau mengartikan stratifikasi sebagai proses atau struktur yang timbul dan tersusun menjadi lapisan-lapisan yang berbeda menurut besarnya prestise atau kekayaan dan kekuatan.
Sesuai uraian diatas oleh Abu Ahmadi (1991) mengatakan bahwa stratifikasi terjadi disegala lapisan masyarakat hanya saja jarak tingkatan yang satu dengan yang lain tidak begitu nampak. Misalnya dalam masyarakat primitif dikenal adanya dukun, kepala suku dan lain-lain sedang di masyarakat Amerika stratifikasi nampak dalam tiga golongan masyarakat seperti; upper class, middle class, dan lower class atau di India Brahmana, Ksatria, Waisa dan Sudra. Masing-masing golongan dilihat oleh Ahmadi mempunyai sifat-sifat dan cara-cara berhubungan yang berbeda-beda.
Menyangkut pokok-pokok pedoman tentang proses terjadinya stratifikasi dalam masyarakat menurut J.R.Robin Williams dalam Abdul Syani (1995) mengatakan :
a. Sistem stratifikasi sosial mungkin berpokok pada sistem pertentangan dalam masyarakat. Sistem demikian hanya mempunyai arti yang khusus bagi masyarakat-masyarakat tertentu yang menjadi objek penyelidikan.
b. Sistem stratifikasi sosial dapat dianalisis dalam ruang lingkup unsur-unsur sebagai berikut:
1. Distribusi hak-hak istimewa yang objektif seperti penghasilan, kekayaan, keselamatan (kesehatan, laju angka kejahatan), wewenang dan sebagainya.
2. Sistem pertentangan yang diciptakan warga masyarakat (prestige dan penghargaan).
3. Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapatkan berdasarkan kualitas pribadi, keanggotaan kelompok kerabat tertentu, milik, wewenang atau kekuasaan;
4. Lambang-lambang status, seperti tingkah laku hidup, cara berpakaian, perumahan, keanggotaan pada suatu organisasi dan sebagainya;
5. Mudah atau sukarnya bertukar status;
6. Solidaritas diantara individu-individu atau kelompok-kelompok sosial yang menduduki status yang sama dalam sistem sosial masyarakat.
Faktor utama yang mendorong terjadinya pelapisan dalam masyarakat adalah karena tidak ada keseimbangan dalam pembagian hak-hak dan kewajiban-kewajiban, kewajiban-kewajiban dan tanggung jawab nilai-nilai sosial dan pengaruhnya diantara anggota-anggota masyarakat. Sistem pelapisan sosial dalam masyarakat ada yang bersifat terbuka dan ada yang bersifat tertutup. Pelapisan sosial yang terbuka kemungkinan anggota masyarakat dapat untuk berpindah dari status satu ke status lainnya berdasarkan usaha-usaha tertentu. Sistem pelapisan terbuka lebih dinamis, dan anggota-anggotanya selalu mengalami kehidupan yang tegang dan was-was, lantaran didalam memperjuangkan cita-citanya itu selalu bersaing dan berebut kesempatan untuk naik status yang jumlahnya relatif terbatas, sebagai akibatnya banyak anggota masyarakat yang mangalami goncangan dan konflik antar sesama.
Pada sistem pelapiasan sosial yag tertutup terdapat pembatasan kemungkinan untuk pindah dari status satu ke status yang lainnya dalam masyarakat. Dalam sistem ini, satu-satunya kemungkian untuk dapat masuk pada status tinggi dan terhormat dalam masyarakat adalah karena kelahiran dan keturunan. Hal ini jelas dapat diketahui dari kehidupan masyarakat yang mengagungkan kasta seperti India misalnya; atau dalam kehidupan masyarakat yang masih mengagungkan paham feodalisme, atau dapat pula terjadi pada suatu masyarakat dimana statusnya ditentukan atas dasar ukuran perbedaan ras dan suku bangsa.
C. Kedudukan Alam Semesta, Manusia, Masyarakat
1. Alam semesta
Allah sebagai pencipta, pemilik kasih dan sayang untuk segenap makhluk- Nya alam ini sebagai bukti dari kasih sayang Allah untuk manusia. Karna alam semesta diciptakan untuk manusia, maka Allah telah menundukkan bagi mereka untuk kepentingan manusia. Allah menundukan apa yang ada dilangit dan bumi.Dialah yang memudahkan alam ini bagi manusia dan menjadikannya sebagai tempat tinggal yang enak untuk didiami.
Agar manusia mudah memahami alam semesta, maka Allah menciptakan ukuran atau ketentuan yang pasti ( sunnah Allah). Pada alam semesta, sehingga ia bersifat fredichtable. Kemudian, agar manusia mudah memahami dan berinteraksi dengan alam semesta ini, maka Allah menciptakan dengan derajat yang lebih rendah dibanding manusia. Untuk itu, manusia tidak boleh tunduk kepada alam semesta, tetapi harus tunduk kepada Allah, Tuhan yang telah menciptakan dan menundukan alam ini buat mereka.Meskipun alam semesta ini diciptakan untuk manusia, namun bukan berarti manusia dapat berbuat sekendak hati didalamnya. Hal ini bermakna bahwa kekuasaan manusia pada alam semesta ini bersifat terbatas. Manusia hanya boleh mengolah dan memanfaatkan alam semesta ini sesuai dengan iradah atau keinginan. Tuhan yang telah mengamanahkan alam semesta ini kepada manusia. Memang, sebagai khalifah Allah telah memberikan mandat kepada manusia untuk mengatur bumi dan segala isinya. Demikianpun, kekuasaan seorang khalifah tidaklah bersifat mutlak, sebab kekuasaannya dibatasi oleh pemberi amanah kekhalifahan itu, yakni Allah.
Dalam persepektif pendidikan Islam, alam adalah guru manusia. Kita semua wajib belajar dari sikap alam semesta yang tunduk mutlak pada hukum-hukum yang telah ditetapkan Allah. Tidak terbayangkan oleh kita semua manakala alam berprilaku diluar hukum-hukum Allah, alam melanggar sunahnya. misalnya Gunung meletus menyemburkan api, matahari terbit dan turun ke bumi, bintang-bintang berjatuhan, pohon-pohon tumbang, lautan meluap, ombak menghantam, terjadi badai, dan bumi berhenti berputar. Pelajaran apa yang dapat diambil dari kejadiandemikian ? Demikian pula, manusia yang tidak mau belajar dari konsistensi kehidupan alam, sifatnya berubah bagaikan binatang, saling menipu dan lain lain. Rusaknya kehidupan alam disebabkan oleh prilaku manusia yang tidak mau belajar dari alam semesta. Alam semesta ini dapat dijadikan guru yang bijaksana. Belajar dari alam semesta adalah tujuan hidup manusia dan secara filosofis, dimana kedudukan alam semesta bagaikan guru dengan muridnya.Jadi, dapat disimpulkan bahwa kedudukan alam semesta dalam perspektif filsafat pendidikan islam adalah sebagai guru yang mengajar kepada manusia untuk bertindak sesuai dengan hukum yang telah digariskan Tuhan.
2. Manusia
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang memiliki sejumlah keistimewaan bila dibandingkan dengan makhluk yang lainnya. Secara umum,keistimewaan tersebut, yaitu:
a. Bentuk fisik yang terbaik
b. Fakultas psikhis
c. Fitrah
Dalam konteks yang lebih luas, Alquran mengemukakan sejumlah potensiyang dianugerahkan Allah kepada manusia, antara lain:
a. Potensi naluriah
b. Potensi inderawi
c. Potensi menalar
d. Potensi beragama
Allah menciptakan manusia, tentunya memiliki tujuan, dimana tujuannya yaitu untuk mengenal Tuhannya. Sedangkan fungsi penciptaan manusia adalah sebagai makhluk ibadah yang diperintahkan untuk mengabdi atau menghambakan diri secara kontinu dengan tulus dan ikhlas hanya kepada Allah semata. Selanjutnya,dalam konteks tugas dari penciptaan manusia dalam perspektif filsafat pendidikan islam, manusia adalah khalifah Allah yang diberi tugas sebagai pemimpin serta memakmurkan kehidupan dibumi. Alquran menjelaskan bahwa bumi beserta isinya yang diciptakan oleh Allah adalah untuk kepentingan manusia, oleh karena itu merupakan tanggung jawab moral manusia untuk mengolah dan memanfaatkan seluruh sumber yang tersedia di alam untuk memenuhi keperluan hidupnya. Namun semua itu harus didasarkan pada ketentuan yang telah ditetapkan Allah. Untuk dapat mengelola bumi beserta isinya manusia telah memilki potensi yang diberikan Allah kepadanya, potensi inilah yang membuat manusia layak menjadi khalifa
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alam semesta adalah segala sesuatu selain AllahSWT. Alam semesta bukan hanya langit dan bumi, tetapi meliputi segala sesuatu yang ada dan berada diantara keduanya. Secara umum, alam itu bisa dibedakan kedalam dua jenis, yaitu alam syahadah dan alam ghaib.
Di dalam Alquran disebutkan bahwa manusia sebagai umat, diciptakan dari diri yang satu dan pasangannya, kemudian dari keduanya berkembang biaklah anak keturunannya. Di dalam Alquran, terdapat beberapa istilah yang merujuk kepada katamanusia, antara lain :
a. An-nas
Dalam Alquran, Al-nash tidak pernah digunakan untuk pengertian manusia secara fisik. Kata al-nash di dalam Alquran disebutkan sebanyak 240 kali adalah sebagai nama jenis untuk keturunan adam.
b. Al-Basyar
Al-basyar berarti kulit yang tampak. Dalam Alquran, kata ini munculsebanyak 35 kali. Kata al-basyar selalu dihadirkan Alquran dalam arti fisik biologismanusia yang tampak jelas.
c. Bani Adam
Bani adam bisa dimaknai sebagai generasi yang dibangun, diturunkan, atau dikembangkan dari adam.
Alvin L. Bertrand (1980) mendefinisikan masyarakat sebagai suatu kelompok yang sama identifikasinya, teratur sedemikian rupa di dalam menjalankan segala sesuatu yang diperlukan bagi hidup bersama secara harmonis.
Masyarakat dalam Bahasa Inggris disebut society, artinya sekelompok
manusia yang hidup bersama, saling berhubungan dan mempengaruhi, saling terikat
satu sama lain sehingga melahirkan kebudayaan yang sama. Pengertian sekelompok
manusia di sini, tidak mempunyai batas yang jelas harus beberapa orang, tetapi
jumlahnya minimal 2 orang.
No comments:
Post a Comment