Sekolah sehat adalah sekolah di mana siswa belajar menghargai kesehatannya sendiri
Dalam beberapa tahun terakhir, sebuah badan ilmu saraf yang berfokus pada perkembangan anak dan sains atau pembelajaran telah menetapkan bahwa prestasi akademik siswa didasarkan pada lingkungan yang mendukung pertumbuhan siswa yang sehat di semua jalur perkembangan: fisik, psikologis, kognitif, sosial dan emosional. Demikian pula, penelitian menunjukkan bahwa tidak adanya dukungan semacam itu akan berdampak buruk terhadap tujuan pendidikan.
Tapi apa itu sekolah sehat?
Elemen inti dari lingkungan sekolah yang sehat mencakup akses terhadap layanan kesehatan, makanan sehat dan aktivitas fisik, udara dan air bersih, dan pendidikan tentang membuat pilihan yang sehat.
Di sekolah yang sehat, siswa belajar—melalui pelajaran dan contoh—untuk menghargai kesehatan mereka sendiri dan lingkungan mereka. Komponen sekolah sehat antara lain:
1. Ruang sehat untuk belajar dan bermain
Semua siswa berhak mendapatkan akses terhadap lingkungan yang bersih dan aman, baik di dalam maupun di luar ruangan. Sekolah harus memberikan siswa makanan bergizi dan kesempatan untuk melakukan aktivitas fisik—termasuk kelas olahraga dan waktu istirahat—sambil mengajari siswa tentang pentingnya nutrisi dan aktivitas. Fasilitas dapat dipelihara tanpa menggunakan bahan kimia keras. Taman bermain dapat menawarkan koneksi ke alam dan ruang belajar di luar ruangan, serta peluang untuk menampung air hujan dan mengurangi banjir di lingkungan sekitar.
2. Kesehatan sebagai bagian integral dari keunggulan pendidikan
Penelitian menunjukkan bahwa siswa yang sehat mempunyai peluang lebih besar untuk bersekolah, lebih mampu fokus di kelas, dan lebih mampu mencapai kesuksesan akademis. Oleh karena itu, definisi sekolah yang sukses harus mempertimbangkan seberapa baik sekolah mengintegrasikan kesehatan ke dalam rencana pembelajarannya, sehingga semua siswa memiliki kesempatan untuk berkembang.
3. Guru, administrator dan staf yang berpengetahuan luas
Personil sekolah memerlukan informasi dan dukungan untuk melaksanakan strategi berbasis bukti dan hemat biaya yang meningkatkan penyampaian layanan kesehatan sekolah, mendorong operasional yang ramah lingkungan, dan menerapkan praktik kelas yang sehat.
4. Akses terhadap layanan kesehatan fisik dan perilaku
Pada tahun 2019, satu dari empat anak memiliki masalah kesehatan yang memengaruhi kemampuan mereka untuk berhasil di kelas—dua kali lipat dibandingkan 30 tahun yang lalu. Hal ini berdampak pada kesehatan jangka panjang anak-anak dan peluang mereka untuk belajar dan sukses di sekolah. Diketahui bahwa layanan kesehatan berbasis sekolah yang komprehensif, termasuk layanan kesehatan mental dan perilaku, meningkatkan kesejahteraan siswa dan prestasi akademik. Namun akses terhadap layanan kesehatan seringkali tidak tersedia atau tidak setara. Memperluas layanan kesehatan berbasis sekolah dapat meningkatkan kesehatan seluruh siswa sekaligus mengatasi kesenjangan kesehatan yang sebagian besar mempengaruhi siswa kulit berwarna dan siswa dari keluarga berpenghasilan rendah.
5. Keterlibatan orang tua dan anggota masyarakat
Agar upaya ini berhasil, pimpinan sekolah harus melibatkan orang tua dan anggota masyarakat dalam memahami hubungan antara kesehatan siswa dan prestasi akademik—serta kesehatan siswa dan kesehatan masyarakat. Upaya-upaya tersebut dapat membangun dukungan terhadap lingkungan sekolah yang sehat dan memastikan bahwa keluarga memanfaatkan sepenuhnya peluang layanan kesehatan yang tersediadi sekolah.
No comments:
Post a Comment