Metodologi pengajaran dan pembelajaran terus berkembang dan meningkat seiring berjalannya waktu. Ruang kelas dan ruang kuliah saat ini terlihat berbeda dibandingkan satu dekade lalu atau lebih. Demikian pula, mereka menawarkan pengalaman yang sangat berbeda bagi siswa yang terlibat. Mari kita lihat kebangkitan pengajaran inklusif dan pelajari beberapa strategi terbaik untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih inklusif.
Apa itu pengajaran inklusif?
Pengajaran inklusif sering disebut sebagaipengajaran yang adil atau berfokus pada kesetaraan, adalah metode di mana pendidik menciptakan lingkungan belajar di mana semua siswa – tanpa memandang etnis, disabilitas, gender, orientasi seksual, dan latar belakang – memiliki kesempatan yang sama untuk berhasil.
Semua siswa harus menerima perlakuan dan rasa hormat yang sama. Siswa juga harus diberikan setiap kesempatan untuk mencapai potensi penuh mereka. Pendidik harus mengidentifikasi penghambat, hambatan, atau batasan yang menghalangi siswa untuk mengambil bagian, menyelesaikan tugas, dan belajar.
Selain itu, pendidik dapat melakukan penilaian sendiri untuk menghilangkan bias dari metode pengajaran mereka dan menilai sumber materi untuk memastikan keberagaman. Artinya, pendidik harus mempertimbangkan cara mereka berinteraksi dengan siswa dan penilaian nilai, serta apakah materi yang dibaca dan dikonsumsi siswa berasal dari penulis dan sumber yang berbeda pendapat, latar belakang, suku, dan sebagainya.
Kita dapat menyimpulkan bahwa pengajaran inklusif merupakan metode yang cukup luas dan memiliki jangkauan luas yang berdampak signifikan terhadap cara siswa belajar dan cara pendidik menyusun rencana pembelajaran mereka. Sekarang kita harus mengkaji apa yang dapat Anda lakukan untuk menerapkan metodologi pengajaran inklusif di kelas atau ruang kuliah Anda.
Apa saja ciri-ciri utama pengajaran dan pembelajaran inklusif?
Ketika melihat lebih dalam topik ini, kita melihat bahwa terdapat karakteristik dan fitur umum yang dimiliki oleh banyak ruang kelas inklusif. Misalnya, beberapa mungkin:
a. Memberikan siswa rasa memiliki
b. Tawarkan lingkungan yang terbuka dan ramah
c. Aman secara psikologis
d. Promosikan mendengarkan secara aktif
e. Dorong partisipasi
f. Bekerja secara aktif untuk memerangi bias
g. Fokus pada peningkatan dan pemeliharaan motivasi siswa
Kita dapat melihat bahwa ada beberapa faktor yang perlu kita pertimbangkan. Anda mungkin berpikir bahwa untuk menggunakan semua fitur ini Anda perlu menginvestasikan banyak waktu dan tenaga. Tentu saja ini benar. Namun perlu diingat bahwa tidak ada hal berharga yang dapat dicapai tanpa usaha dan banyaknya manfaat menjadikan upaya ini bermanfaat.
Cara Membuat Kelas Inklusif: 5 Strategi & Contoh
Ada beberapa cara yang dapat digunakan oleh para pendidik di mana pun untuk membuat ruang kelas, ruang kuliah, atau lingkungan apa pun menjadi lebih inklusif bagi semua siswanya. Selain memberikan beberapa contoh dan strategi untuk mencapai hal ini, kita juga perlu mengkaji beberapa fitur pengajaran inklusif dan berbagai manfaat yang pasti akan dirasakan oleh para pendidik yang menerapkan pendekatan ini.
1. Ciptakan lingkungan belajar yang aman
Pertama, keamanan dalam skenario ini menyiratkan ruang yang aman secara psikologis di mana siswa dapat mengekspresikan diri dan pendapat mereka tanpa takut diolok-olok, dibalas, atau mendapat reaksi balik. Sudah jelas bahwa sekolah harus menjadi tempat yang aman secara fisik dan bebas dari bahaya atau pelecehan.
Untuk melakukan hal ini, pendidik harus memperjelas bahwa setiap orang perlu menghormati pandangan orang lain, menunjukkan empati, dan tidak menindas siswa karena kesalahpahaman, kesulitan, atau kesalahan.
Menunjukkan rasa hormat satu sama lain adalah elemen kunci dari setiap kelas interaktif. Pendidik mungkin perlu menetapkan aturan dasar dan mengingatkan siswa sebelum mereka melanjutkan pelajaran.
Contoh:
Di kelas matematika, beberapa siswa kesulitan memahami persamaan baru dan perlu meminta guru mengulangi penjelasannya sekali lagi dan kali ini menjelaskan lebih detail. Dalam ruang yang aman secara psikologis, para siswa ini tidak akan segan-segan mengungkapkan kebingungannya dan tidak khawatir diolok-olok karena kesalahpahaman.
2. Diversifikasi materi pembelajaran
Ada banyak sekali akademisi dan pakar yang dapat memberikan informasi berkualitas tinggi mengenai subjek apa pun. Bagi banyak siswa, menemui seorang penulis atau mempelajari tokoh sejarah atau berpengaruh dengan latar belakang atau situasi serupa dapat membantu mereka lebih terhubung dengan apa yang mereka pelajari.
Demikian pula, pandangan dan pendapat yang beragam akan membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan memberikan pandangan yang lebih holistik terhadap suatu topik tertentu. Membiarkan siswa mengidentifikasi bias pada penulis, membandingkan karya mereka, dan melihat sendiri karya mana yang dapat mereka kaitkan, akan memberikan pengalaman yang lebih memperkaya dibandingkan menggunakan buku dan kasus penggunaan yang sama berulang kali.
Contoh:
Dalam kuliah sejarah perang Vietnam, alih-alih hanya melihat perang dari sudut pandang AS dengan sumber materi dari profesor perguruan tinggi AS, dosen tersebut menggabungkan kajian dari akademisi lain, dengan catatan dari tentara AS dan Vietnam untuk menawarkan berbagai perspektif. Demikian pula para prajurit berasal dari berbagai golongan dan latar belakang etnis, sedangkan para ulama mempunyai pendapat berbeda-beda mengenai perang.
3. Memperhatikan kebutuhan siswa
Mengenal siswa Anda dan menyesuaikan metode pengajaran Anda dengan kebutuhan mereka harus menjadi prioritas utama bagi setiap guru. Beberapa siswa mungkin memiliki akses terbatas terhadap laptop dan internet di rumah, sehingga pekerjaan rumah mereka tidak boleh terlalu bergantung pada menghabiskan waktu berjam-jam membuat Google Dokumen atau mencari jawaban di internet.
Siswa lain mungkin memiliki ketidakmampuan belajar yang dapat membuat sulit membaca. Oleh karena itu, mereka mungkin memerlukan lebih banyak materi video atau audio untuk membantu mereka mengimbangi teman-teman siswanya. Tujuan utamanya di sini adalah untuk memastikan bahwa tidak ada siswa yang tertinggal hanya karena mereka memiliki kebutuhan yang berbeda dari teman sekelasnya.
Contoh:
Dua siswa di kelas tersebut mengalami kesulitan menulis sedang hingga berat sementara siswa lainnya kesulitan membaca, sehingga membuat mereka dirugikan dalam ujian tertulis. Oleh karena itu, guru memutuskan untuk menjadikan ujian bahasa Prancis berikutnya sebagai ujian lisan sehingga para siswa dapat menunjukkan pengetahuan dan pemahaman bahasa mereka dengan lebih baik.
4. Memudahkan seluruh siswa untuk mengambil bagian
Bagi sebagian orang, mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan dengan antusias adalah hal yang paling mudah dilakukan. Bagi yang lain, ini adalah pengalaman yang menakutkan, dan meskipun mereka memiliki semua pengetahuan yang diperlukan untuk menampilkan pengetahuan mereka dengan baik dan benar, beberapa siswa tidak memiliki keberanian untuk melakukannya. Oleh karena itu, menghilangkan hambatan ini akan sangat membantu dalam menciptakan lingkungan yang lebih terbuka dan inklusif. Jika para pendidik dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa yang memerlukannya, kecil kemungkinan mereka akan mendapatkan kepercayaan diri yang sama.
Selain itu, dengan maraknya pembelajaran online dan pengajaran jarak jauh, memiliki alat atau serangkaian alat yang memudahkan siswa bergabung secara online untuk langsung terlibat dalam diskusi juga merupakan langkah penting.
Contoh:
Seorang dosen memperhatikan bahwa meskipun mahasiswa mempunyai kemampuan dan pengetahuan untuk menjawab pertanyaan mereka secara komprehensif, tampaknya ada sesuatu yang menghalangi mereka untuk melakukannya ketika diminta. Oleh karena itu, dosen mulai menggunakan Mentimeter dan memperhatikan bahwa 90% kelas merespons setiap pertanyaan yang menyoroti keinginan untuk memberikan respons anonim.
5. Meningkatkan transparansi
Pengajaran inklusif atau pembelajaran inklusif semakin banyak dibicarakan di kalangan pengajar saat ini, apalagi mengingat banyaknya manfaat yang dimilikinya. Dengan meningkatnya tingkat diskusi, kami pikir akan bermanfaat untuk mendalami lebih dalam tentang apa itu pengajaran inklusif dan apa yang dapat dilakukan pendidik untuk mengubah ruang kelas atau ruang kuliah mereka.
No comments:
Post a Comment