MERESUME III
PENGEMBANGAN TUJUAN PEMELAJARAN
A. Pengertian Tujuan Pemelajaran
Kemp (1977) dan David E. Kapel (1981)
menjelaskan bahwa
tujuan pembelajaran merupakan suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan
dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk
menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Sementara dalam Permendiknas RI
No. 52 Tahun 2008 tentang Standar Proses disebutkan bahwa tujuan pembelajaran
memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran, menata urutan
topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat bantu
pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar) untuk
mengukur prestasi belajar siswa.
Meski para ahli memberikan rumusan tujuan pembelajaran yang beragam, tetapi semuanya menunjuk pada esensi yang sama, bahwa tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik. Yang menarik untuk digarisbawahi yaitu dari pemikiran Kemp dan David E. Kapel bahwa perumusan tujuan pembelajaran harus diwujudkan dalam bentuk tertulis. Hal ini mengandung implikasi bahwa setiap perencanaan pembelajaran seyogyanya dibuat secara tertulis (written plan).
Istilah tujuan pembelajaran lahir dari upaya untuk menunjukkan manfaat yang akan diraih siswa seusai belajar berupa adanya batasan yang jelas terhadap apa yang akan dipelajari atau kegiatan apa yang perlu dilaksanakan siswa. Hal ini menjadikan hal yang diharapkan oleh pengajar terhadap siswanya dapat diketahui dengan jelas. Dengan mengetahui apa yang diharapkan dalam bentuk sasaran pengajaran, siswa akan dapat mengatur tata cara belajar mengajar mereka dengan baik.
Kemp (1994) menjelaskan 3 fungsi dari tujuan pembelajaran yang merupakan tugas penting dari guru, yaitu:
1. Tujuanpembelajaran merupakan landasan dalam memilih dan membantu guru dalam mendesain pembelajaran yang tepat, khususnya untuk memilih dan mengorganisasikan aktivitas pembelajaran dan sumber belajar untuk memfasilitasi sehingga pembelajaran berlangsung efektif
2. Tujuan pembelajaran menyediakan kerangka untuk merencanakan evaluasi dalam pembelajaran siswa, di mana tujuan pembelajaran menjadi panduan dalam mendesain soal dan prosedur tes yang relevan.
3. Fungsi tujuan pembelajaran sebagai panduan siswa. Alasannya karena siswa akan menggunakan tujuan pembelajaran untuk mengetahui kemampuan dan pengetahuan yang harus dikuasai selama kegiatan pembelajaran.
B. Tujuan Pemelajaran
Tujuan pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga aspek utama yaitu kognitif, psikomotor, dan afektif. Pemahaman tentang jenjang dalam tiap ranah tersebut berguna ketika merencanakan sebuah pembelajaran.
1. Ranah kognitif
Ranah kognitif mencakup tujuan yang berkaitan dengan informasi atau pengetahuan, dan pemikiran yaitu menamai, memecahkan, meramalkan, dan beberapa kemampuan aspek berpikir lainnya. Bloom mengembangkan taksonomi klasifikasi berdasarkan jenjang pada ranah kognitif atas dua kelompok utama yaitu hafalan sederhana mengenai informasi dan kegiatan berpikir. Bloom mengklasifikasi tingkatan dari yang paling sederhana sampai yang paling sulit mulai dari pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Berikut tabel perbandingan taksonomi Bloom yang lama dan revisi.
Perbandingan Taksonomi kognitif Bloom lama dan Revisi (Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R.: 2001)
Taksonomi Bloom lama |
Taksonomi Bloom Revisi |
C.1. Pengetahuan |
C.1. Mengingat (Remember) 1.1. Mengenali (recognizing) 1.2. Mengingat (recalling) |
C.2. Pemahaman |
C.2. Memahami (Understand) 1.3. Menafsirkan (interpreting) 1.4.Memberi contoh (exampliying) 1.5. Meringkas (summarizing) 1.6. Menarik inferensi (inferring) 1.7.Membandingkan (compairing) 1.8. Menjelaskan (explaining |
C.3. Aplikasi |
C 3.Mengaplikasikan (Apply) 1.9. Menjalankan (executing) 1.10.Mengimplementasikan (implementin) |
C.4. Analisis |
C.4.Menganalisis (Analyze) 1.11.Menguraikan (diffrentiating) 1.12.Mengorganisir (organizing) 1.13.Menemukan makna tersirat (attributing) |
C.5. Sintesis |
C.5. Evaluasi (Evaluate) 1.14. Memeriksa (checking) 1.15. Mengritik (Critiquin |
C.6. Evaluasi |
C.6. Membuat (Create) 1.16. Merumuskan (generating) 1.17. Merencanakan (planning) 1.18. (Memproduksi (producing) |
Dimensi Pengetahuan dalam ranah Kognitif Bloom
a. Pengetahuan Faktual
1. Pengetahuan tentang terminologi
2. Pengetahuan tentang bagian detail dan unsur-unsur
b. Pengetahuan Konseptual
1. Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori
2. Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi
3. Pengetahuan tentang teori, model & struktur
c. Pengetahuan Prosedural
1. Pengetahuan tentang keterampilan khusus yang berhubungan dengan suatu bidang tertentu dan pengetahuan algoritma
2. Pengetahuan tentang teknik dan metode
3. Pengetahuan tentang kriteria penggunaan suatu prosedur
d. Pengetahuan Metakognitif
1. Pengetahuan strategik
2. Pengetahuan tentang operasi kognitif
3. Pengetahuan tentang diri sendiri
2. Ranah Psikomotor
Ranah ini membahas keterampilan yang membutuhkan penggunaan dan koordinasi otot tubuh, seperti dalam kegiatan jasmani dalam melaksanakan, mengolah, dan membangun. Enam golongan utama mengenai tingkah laku jasmani dikemukakan sebagai berikut: dalam ranah psikomotorik meliputi meniru, manipulasi, ketelitian, dan artikulasi.
3. Ranah Afektif
Ranah ini mencakup sasaran yang menyangkut sikap, penghargaan, nilai dan emosi-menikmati, memelihara, menghormati dan seterusnya. Karthwohl, Bloom, dan Masia membagi ranah afektif ke dalam lima level. Level dari ranah afektif seperti ranah kognitif , rangkaian kesatuan perilaku sikap, dari yang terendah yaitu kesadaran dan penerimaan untuk menginternalisasikannya sebagai suatu bagian sistem nilai dari diri seseorang.
Berikut ranah afektif menurut Karthwohl, Bloom, dan Masia
a. Menerima, mau memperhatikan suatu kejadian/kegiatan. Contoh: mendengarkan, menyadari, mengamati, hati-hati terhadap.
b. Menanggapi, mau bereaksi terhadap suatu kejadian dengan berperan serta. Contoh: menjawab, menanggapi, mengikuti, menyetujui.
c. Menilai, mau menerima atau menolak suatu kejadian melalui pernyataan sikap positif atau negatif. Contoh: menerima, memperoleh, mengandaikan, mendukung, ikut serta, mengabdikan diri.
d. Menyusun, menyusun berbagai nilai, menentukan hubungan antara berbagai nilai dan menerima bahwa ada nilai yang lebih tinggi daripada yang lainnya. Contoh: menyusun, memilih, mempertimbangkan, membuat rencana, memutuskan.
e. Mengenali ciri karena kompleks nilai – konsistensi siswa dalam bertindak dan mengikuti nilai yang berlaku dan menganggapnya sebagai bagian dari kepribadiannya. Contoh: percaya akan, mempraktekkan, mengerjakan, bertindak menurut tata nilainya sendiri.
C. Mengklasifikasikan Tujuan
Ranah kognitif dan afektif terdiri dari jenjang yang berurutan, yaitu dimulai dari tingkat terendah menuju tingkat yang lebih intelektual atau canggih dalam proses pembelajaran. Sedangkan ranah psikomotorik tidak menunjukkan kekonsistenan pola urutan seperti pada ranah kognitif dan afektif. Ketiga ranah tersebut berguna untuk menentukan tingkat pembelajaran pada setiap tujuan dan untuk memeriksa bahwa tujuan didistribusikan di beberapa tingkat.Selain itu, tujuan dapat berfungsi sebagai dasar untuk mengembangkan strategi pembelajaran. Namun, tiga taksonomi tersebut tidak cocok untuk mengembangkan strategi pembelajaran dengan dua alasan. Pertama, tujuan sering dapat diklasifikasikan ke dalam lebih dari satu tingka. Kedua, taksonomi tidak memberikan petunjuk strategi pembelajaran untuk setiap tingkat.Terdapat dua model yang berbeda untuk mengklasifikasikan tujuan dan kemudian menentukan strategi pembelajaran.
Model Mager dan Beach
Mager dan Beach menggambarkan pendekatan klasifikasi kinerja. Tujuan akan diurutkan ke dalam salah satu dari lima kategori atau jenis kinerja dan kemudian diperingkat tingkat kesulitan belajarnya seperti pada Table 4.
Jenis Kinerja Mager dan Beach
Tujuan |
Kompetensi |
Tingkat Kesulitan Belajar |
1. Melalui media telpon mainan, siswa dapat mempraktekan berdialog melalui telepon dengan bahasa yang santun. |
Berbicara |
Mudah |
2. Setelah belajar menggunakan media benda konkret, siswa dapat melakukan penjumlahan dengan cara memanipulasi benda kedalam bentuk gambar. |
Manipulasi |
Cukup sulit |
3. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan siapa penemu benua Amerika. |
Mengingat kembali |
Mudah |
4. Dengan disediakan bunga sepatu, siswa dapat membedakan putik dengan benangsari. |
Diskriminasi |
Cukup sulit |
5. Dengan disediakan teks cerita tentang hidup bermasyarakat, siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan hidup bermasyarakat. |
Pemecahan masalah |
Sulit |
Tujuan yang menuntut pelajar untuk berbicara secara spesifik diklasifikasikan sebagai tujuan kinerja berbicara.Kategori ini terbatas untuk berbicara, respon verbal tertulis tidak diklasifikasikan kedalam kategori ini. Manipulasi adalah pelaksanaan keterampilan psikomotor dari keterampilan yang sederhana.
Tujuan yang menuntut siswa untuk menghafal informasi.
Kategori diskriminasi mengharuskan pelajar untuk membedakan antara dua objek atau dua peristiwa. Tujuan yang mengharuskan pelajar untuk menentukan apa yang harus dilakukan, diklasifikasikan sebagai pertunjukan pemecahan masalah. Akhirnya, masing - masing tujuan diklasifikasikan menja diperingkat- peringkat seperti mudah, cukup sulit, sulit, atau sangat sulit untuk dapat dilakukan.
D. Menghubungkan Tujuan Dengan Kopetensi Dasar Pemelajaran
Dalam kurikulum yang berorientasi pada pencapaian kompetensi, untuk “tujuan” menggunakan istilah “kompetensi”. Adapun yang dimaksud dengan Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik. Dengan kata lain kompetensi adalah kemampuan yang menunjuk pada unsur pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak dan dilakukan secara konsisten sehingga memungkinkan seseorang menjadi kompeten. Itu pula sebenarnya makna dari “tujuan”, yaitu rumusan kualifikasi kemampuan baik pengetahuan,sikap,maupun keterampilanyang harus dimiliki oleh siswa setelah menempuh program pembelajaran.
Seperti halnya dengan urutan tujuan dari yang paling tinggi sampai tujuan yang paling bawah (tujuan pembelajaran), maka kompetensi pun memiliki cakupandan urutan yang menggambarkan kemampuan dari yang bersifat umum sampai pada kemampuan yang lebih spesifik. Adapun jenis dan urutan kompetensitersebut selengkapnya sebagai berikut :
- Standar Kompetensi Lulusan (SKL), yaitu kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan; Standar Kompetensi Lulusan meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau seluruh kelompok mata pelajaran.
- Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik pada setiap kelompok mata pelajaran yang mencakup kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, ilmu pengetahuan dan tekhnologi, estetika dan jasmani, olahraga dan kesehatan.
- Standar Kompetensi Mata Pelajaran adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaansikap, pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiaptingkat dan/atau semester untuk mata pelajaran tertentu.
- Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dam keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau semester; standar kompetensi terdiri atas sejumlah kompetensi dasar sebagai acuan bakuyang harus dicapai dan berlaku secara nasional.
- Kompetenso Dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indicator kompetensi
Demikian juga jenis dan cakupan dari tujuan, terdiri dari beberapa tingkatan darimulai tujuan paling atas sampai tujuan paling bawah, yaitu :
- Tujuan Pendidikan Nasional ( TPN ); yaitu rumusan tujuan ideal yang harus menjadi acuan bagi setiap pelaku pendidikan dari setiap satuan pendidikan.
- Tujuan Lembaga (Institusional); yaitu rumusan kualifikasi kemampuan pengetahuan, bersikap maupun keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa setelah menyelesaikan program dari setiap satuan pendidikan yang diikutinya.
- Tujuan Kurikuler; yaitu rumusan kualifikasi kemampuan yang harus dikuasai atau dimiliki oleh siswa dari setiap mata pelajaran yang telah dipelajarinya.
- Tujuan Pembelajaran; yaitu rumusan kualifikasi kemampuan berpengetahuan, bersikap maupun keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa setelah melaksanakan pembelajaran.
Selanjutnya meskipun antara tujuan dan kompetensi masing-masing memiliki tekanan tersendiri, namun secara substansial memiliki hubungan yang sangat erat dan boleh dibilang memilki makna yang sama. Adapun hubungan persamaan keduanya dapat dilihat dalam table berikut ini :
Hubungan Antara Tujuan Dan Kompetensi
Tujuan |
Kompetensi |
Tujuan Pendidikan Nasional |
Standar Pendidikan Nasional |
Tujuan Institusional ( Lembaga ) |
Standar Kompetensi Lulusan |
Tujuan Kurikuler |
- Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran - Standar Kompetensi Mata Pelajaran |
Tujuan Pembelajaran |
Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran |
Pertanyaan
1. Bgaimana menurut anda hubungan tujuan dengan kompetensi?
Menurut saya tujuan pemelajaran ini sangat pening sebelum memulai kompetensi dasar dilakukkan karena tanpa tujuan kompetensi tidak bisa terlaksanaakan secara memdaia.
2. Apa saja tujuan dari pengembangan tujuan pemelajaran?
a. Konggnitif
b. Fsikomotorik
c. afektif
No comments:
Post a Comment