4.20.2022

SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PPKn MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE ROLE REVERSAL QUESTION PADA SISWA KELAS VIII SMPN 10 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 


BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Pendidikan merupakan  pengalaman  belajar  yang  berlangsung  dalam lingkungan dan diperoleh sepanjang hidup. Pendidikan dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah. Hal ini sesuai dengan pengertian pendidikan menurut Redja Mudyaharjo (2012: 11) yaitu:

“Pendidikan dapat diartikan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan pengajaran atau latihan yang berlangsung di sekolah dan diluar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang.”

 

Pendidikan diselenggarakan dengan  memberdayakan  semua  komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pendidikan mempunyai adil  yang  penting  dalam  menentukan  proses  pencapaian  tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Menurut Undang-Undang  Republik  Indonesia  Nomor  20  Tahun  2003  BAB I pasal  1 ayat 11, 12 dan 13 tentang Sistem Pendidikan Nasional, diartikan bahwa sebagai kelompok layanan pendidikan pada jalur formal, nonformal dan informal ada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Pendidikan formal terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar meliputi sekolah dasar (SD) madrasah ibtidaiyah (MI) dan sekolah dasar luar biasa (SDLB), serta sekolah menengah pertama (SMP), madrasah tsanawiyah (MTs) dan sekolah menengah pertama luar biasa (SMPLB). Pendidikan menengah meliputi sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah menenggah kejuruan (SMK) dan sekolah menengah atas luar biasa (SMALB). Sedangkan pendidikan tinggi meliputi pendidikan formal setelah pendidikan menengah.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 PPKn merupakan mata pelajaran diwajibkan untuk jenjang pendidikan dasar, menengah dan mata kuliah wajib untuk pendidikan tinggi. Pada jenjang sekolah dasar maupun menengah PPKn diajarkan kepada siswa yang berusia 7-18 tahun dimana menurut Piaget merupakan fase berkembangan “operasional konkret”. Menurut Piaget (Desmita, 2009: 104) karakteristik anak usia sekolah dasar maupun menengah  masuk berada pada tahap operasional konkret, dimana aktivitas mental yang difokuskan pada obyek dan peristiwa yang nyata. Pendapat sama di kemukakan oleh Sri Esti Wuryani Djiwandono (2006: 6) bahwa sebagian besar anak sekolah dasar maupun menengah  yang berada dalam operasional konkret kurang mampu berfikir abstrak. Jika dilihat dari pemikiran dan karakteristik anak usia sekolah dasar maupun menengah, maka dalam pelaksanaan pembelajaran PPKn guru dapat merencanakan kegiatan yang mengandung unsur keterlibatan siswa secara langsung.

Kenyataannya dalam proses pembelajaran PPKn di sekolah dasar maupun menengah siswa belum sepenuhnya terlibat secara langsung,  seperti halnya yang terjadi pada kelas VIII SMPN 10 Mataram. Kegiatan pembelajaran masih di dominasi oleh aktivitas guru yaitu dengan pengunaan metode ceramah saat menerangkan materi pelajaran. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran PPKn berlangsung, siswa yang tidak sepenuhnya memperhatikan penjelasan guru, dikarenakan bosan dengan aktivitas mendengarkan, sehingga pembelajaran PPKn dirasa kurang menyenangkan bagi siswa.

Motivasi belajar siswa kelas VIII SMPN 10 Mataram dalam mengikuti pembelajaran PPKn rendah terlihat saat berlangsungnya kegiatan belajar terdapat beberapa siswa yang membuat gaduh. Guru berulang kali mengkondisikan siswa yang gaduh untuk diam dan memperhatikan pembelajaran, namun hal tersebut tidak dihiraukan. Selain membuat gaduh saat pembelajaran PPKn, terdapat beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh. Ketika selesai menjelaskan pembelajaran guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal, namun banyak siswa yang mengerjakannya dengan asal-asalan, karena mereka tidak mau membaca buku untuk menjawab soal.

Keadaan tersebut menimbulkan pemerolehan hasil belajar yang belum maksimal. Rendahnya hasil belajar PPkn dapat dilihat dari data nilai semester I tahun ajaran 2016/2017. Rata-rata nilai PPKn lebih rendah dibandingkan nilai Bahasa Indonesia dan IPS. Diketahui bahwa nilai rata-rata Bahasa Indonesia 80, IPS 85, dan PPKn 66. Selain nilai rata-rata PPKn rendah diperoeh data bahwa baru 18 siswa atau 50% dari jumlah siswa yang belum memenuhi KKM yang ditentukan yaitu 65.  Melihat  jumlah  siswa yang masih banyak memperoleh nilai dibawah kriteria ketuntasan dan rata-rata nilai PPKn yang belum maksimal maka perlu dilakukan peningkatan hasil belajar PPKn. Karena Guru masih menggunakan model pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, memberikan materi, sehingga siswa merasa bosan dan kurang meyenangkan sehingga hasil belajara PPKn rendah.  Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa guru harus menggunakan model pembelajaran yaitu dengan menggunakan (model active learning tipe role reversal question) yaitu melakukan pertukaran peran antara guru dengan siswa, dengan menggunakan metode ini siswa aktif belajar dan bisa meningkatkan hasil belajarnya.

Hal ini sesuai dengan pendapat Joyce dan Weil (Hamruni, 2011: 5) model pembelajaran  adalah  suatu  perencanaan  yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.

Model pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas yaitu model active learning atau model pembelajaran aktif. Active learning atau pembelajaran aktif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada tujuan pembelajaran, melibatkan siswa, menggunakan seni, gerakan dan panca indera serta langkah dan kegiatan dalam pembelajaran (Hollingsworth, Pat & Gina Lewis, 2008: 8-9). Sedangkan menurut Naswatul Lailah (2003: 25) pembelajaran aktif merupakan proses pembelajaran yang menitik beratkan pada aktifitas siswa baik yang bersifat fisik, mental, emosi maupun intelektual untuk mencapai tujuan pendidikan yang berhubungan dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa  active  learning  merupakan kegiatan belajar yang mengaktifkan siswa, dalam artian siswa terlibat langsung dalam pembelajaran yang berhubungan dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui keunggulan model pembelajaran aktif (active learning) yaitu siswa turut aktif dalam kegiatan pembelajaran, siswa menggunakan segala potensi yang dimiliki dalam proses belajar. Penggunaan model pembelajaran aktif (active learning) menjadikan.

Pembelajaran berpusat kepada siswa bukan berpusat pada guru.  Keunggulan lain dari pembelajaran aktif (active learning) yaitu dapat memupuk sikap siswa untuk dapat berfikir kritis tentang materi yang dipelajari.

Menurut Silberman, Mel (2007: 143) ada berbagai tipe active learning yang menekankan pada kegiatan tanya jawab yaitu starts with a question, role reversal question dan planted question. Kegiatan tanya jawab dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan keaktifan dalam belajar. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Agus Karoni (2011) bahwa active learning starts with a question dalam pembelajaran PPKn dapat meningkatkan aktivitas bertanya siswa.

Dalam penelitian ini juga digunakan active learning yang menekankan pada kegiatan tanya jawab, namun terdapat perbedaan yaitu menggunakan role reversal question. Penerapan role reversal question yaitu dengan melakukan tanya jawab dengan bertukar peran. Dengan melakukan tanya jawab dapat memudahkan siswa untuk memahami materi, menjadikan siswa aktif, dan dapat meningkatkan hasil belajar.

Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya kegiatan guru dalam menyampaikan pembelajaran PPKn di kelas VIII SMPN 10 Mataram masih didominasi dengan kegiatan ceramah, menghafal materi dan pemberian tugas. Dari kegiatan tersebut diketahui bahwa guru belum menerapkan model active learning tipe role reversal question pada kegiatan belajar mengajar. Untuk itu model active learning tipe role reversal question dapat diterapkan dalam pembelajaran PPKn, karena dapat mengaktifkan siswa terutama dalam kegiatan tanya jawab dengan bertukar peran. Siswa dapat berpartisipasi secara langsung, tidak hanya mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru namun juga berfikir kritis dalam tanya jawab mengenai materi pembelajaran yang diperlajari. Penerapan model active learning tipe role reversal question pada pembelajaran PPKn, diharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajari sehingga hasil belajar siswa meningkat.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti terdorong untuk mengadakan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PPKn Menggunakan Model Active Learning Tipe Role Reversal Question Pada Siswa Kelas VIII SMPN 10 Mataram”.

1.2    Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar  belakang  yang  telah  dikemukakan  di  atas  dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :

1.     Kegiatan pembelajaran monoton, guru selalu menggunakan metode ceramah.

2.     Siswa kurang aktif dalam pembelajaran, ditandai dengan kegiatan pembelajaran didominasi oleh guru.

3.     Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran rendah, terlihat saat mengikuti proses pembelajaran siswa membuat gaduh dan tidak mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh.

4.     Nilai rata-rata PPKn masih rendah, untuk itu perlu dilakukan peningkatan hasil belajar

5.     Guru belum menerapkan model active learning tipe role reversal question dalam kegiatan pembelajaran PPKn.

1.3    Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi masalah pada Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PPKn Menggunakan Model  Active Learning Tipe Role Reversal Question pada siswa kelas VIII SMPN 10 Mataram.

1.4    Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah  di  atas,  maka  rumusan  masalah  dalam penelitian ini adalah Apakah dengan  menggunakan Model Active Learning Tipe Role Reversal Question dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 10 Mataram?

1.5    Tujuan Penelitian

tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar PPKn pada siswa kelas VIII SMPN 10 Mataram dengan menggunakan Model Active Learning Tipe Role Reversal Question.

1.6    Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat  memberikan  manfaat.  Adapun  manfaat penelitian ini adalah

1.       Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam melakukan kegiatan pembelajaran di kelas, khususnya yang berhubungan langsung dengan peningkatan hasil belajar PPKn siswa kelas VIII SMPN 10 Mataram dengan menerapkan model active learning tipe role reversal question.

2.       Manfaat Praktis

a.   Bagi Siswa

Penelitian ini dapat menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran PPKn sehingga terjadi peningkatan hasil belajar. Membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran PPKn, serta menjadikan siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran.

b.   Bagi Guru

Guru dapat menerapkan model active learning tipe role reversal question dalam mata pelajaran PPKn untuk meningkatan hasil belajar siswa.

 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Hasil Belajar

2.1.1   Pengertian Belajar

Menurut Slameto (Syaiful Bahri Djamarah, 2011: 13) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh perubahan tingkah laku dari interaksi dengan lingkungannya yang diperoleh hasil pengalaman. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Muhibinsyah (2011: 68) bahwa belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan pengalaman dan interaksi yang diperoleh dari lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Perubahan tingkah laku dalam belajar diperlukan waktu dan proses yang bertahap. Selain itu interaksi lingkungan juga berpengaruh, karena dalam belajar diperoleh pengalaman melalui interaksi lingkungan.

Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011: 13) belajar merupakan kegiatan untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang diperoleh dari suatu pengalaman dari interaksi lingkungan menyangkut aspek kognitif, afektif serta psikomotorik. Perubahan tingkah laku tidak hanya terjadi karena memperoleh ilmu pengetahuan, melainkan juga pada saat memperoleh suatu pengalaman. Dengan melibatkan pengalaman langsung akan mempermudah terjadinya tingkah laku yang diharapkan setelah dilakukan kegiatan belajar.

Dari beberapa pendapat di atas mengenai pengertian belajar dapat didiketahui bahwa belajar merupakan kegiatan yang memiliki tujuan, menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang menghasilkan perubahan perilaku setelah mengalami pengalaman. Melalui pengalaman menjadikan kegiatan pembelajaran lebih bermakna karena siswa terlibat langsung dalam belajar.

Menurut Sukmadinata (Suyono & Hariyanto, 2011: 128 -129) prinsip umum belajar merupakan kegiatan yang berlangsung seumur hidup dan terjadi perkembangan pada individu yang melakukan kegiatan pembelajaran.Belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, tidak mengenal ruang dan waktu. Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan di lingkungan keluarga, di lingkungan sekolah, di lingkungan masyarakat dan ditempat lainya.

Kegiatan pembelajaran mencangkup aspek kehidupan yakni mengembangkan kognitif, afektif, psikomotorik serta keterampilan hidup (life skill) untuk itu dibutuhkan bimbingan dan arahan dari orang lain. Arahan dan bimbingan dapat diperoleh dengan guru maupun tanpa guru misalnya teman sebaya atau orang yang berkompeten. Dengan adanya bimbingan dari orang yang berkompeten maka diharapkan akan mudah menerima transfer ilmu pengetahuan sehingga tujuan dari kegiatan pembelajaran dapat tercapai.

Motivasi juga dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran, jika motivasi yang dimiliki rendah maka akan terjadi hambatan dalam belajar. Untuk itu diperlukan motivasi yang tinggi agar memiliki semangat dalam kegiatan pembelajaran serta tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hambatan lain yang dapat mengganggu kegiatan pembelajaran selain motivasi yaitu lingkungan pembelajaran yang tidak mendukung.

Lingkungan yang gaduh dan tidak kondusif menjadikan kegiatan pembelajaran tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Saat belajar individu memerlukan situasi lingkungan yang kondusif dan nyaman. Karena saat belajar terjadi proses berfikir yang membutuhkan konsentrasi, untuk itu diperlukan lingkungan kondusif dan nyaman agar dapat konsentrasi dengan baik. Melakukan variasi juga dibutuhkan agar proses pembelajaran menarik sehingga tidak jenuh untuk mengikuti kegiatan.

Dari pengertian dan prinsip belajar yang sudah di jelaskan maka dapat dinyatakan bahwa belajar merupakan kegiatan yang berlangsung secara berkesinambungan dilakukan dimana saja dan berlangsung sampai akhir hayat. Belajar mengembangkan aspek kognitif, afektif, psikomotorik yang menghasilkan perubahan dalam tingkah laku, dan dalam kegiatan belajar membutuhkan bimbingan dari orang lain. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi belajar baik dari dalam maupun faktor dari luar, untuk itu dapat dilakukan variasi dalam belajar agar kegiatan belajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

2.1.2   Ciri Karakteristik Belajar

Menurut Brown (M.Thobroni & Arik Mustofa, 2013: 18-19) karakteristik pembelajaran ialah sebagai berikut.

a.     Belajar adalah menguasai atau memperoleh.

b.     Belajar adalah mengingat-ingat informasi atau keterampilan.

c.     Proses mengingat-ingat melihat sistem penyimpanan, memori, dan organisasi kognitif.

d.     Belajar melibatkan perhatian aktif sadar dan bertindak menurut peristiwa-peristiwa di luar serta di dalam organisasi.

e.     Belajar bersifat permanen.

f.      Belajar melibatkan berbagai bentuk latihan, mungkin latihan yang ditopang dengan imbalan dan hukum.

g.     Belajar adalah suatu perubahan dalam perilaku.

 

Berdasarkan pendapat tersebut diketahui bahwa belajar merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menguasai atau memperoleh suatu pengetahuan. Dalam belajar dibutuhkan keterlibatan secara langsung. Keterlibatan tersebut dapat berupa mengingat-ingat suatu informasi atau dengan melakukan latihan. Dengan demikian dapat terjadi perubahan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan.

Sedangkan ciri-ciri belajar juga di kemukakan oleh Baharudin dan Esa Nur Wahyuni (2009: 15-16) bahwa belajar merupakan perubahan perilaku yang bersifat relative permanent dan bersifat potensial.Dikatakan relativepermanent karena saat belajar terjadi perubahan perilaku dalam kurun waktu tertentu. Perubahan perilaku yang terjadi hanya bersifat sementara tidak sampai pada akhir khayat. Kemudian dikatakan perubahan perilaku potensial dikarenakan perubahan perilaku yang terjadi tidak langsung dapat dilihat saat itu juga atau tidak terlihat langsung pada proses pembelajaran. Perubahan perilaku ini dapat dilihat saat pembelajaran selesai.

Perubahan perilaku diperoleh dari kegiatan pengamatan maupun dari kegiatan yang berbentuk latihan. Dari suatu pengamatan seorang siswa dapat meniru perbuatan yang diamatinya.Sedangkan yang diperoleh dari bentuk latihan dapat dengan pengalaman langsung yang dilakukan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Jika dalam pembelajaran kegiatan siswa mengamati serta dilatih secara langsung maka mudah untuk terjadi perubahan perilaku.

Dari pengamatan dan latihan yang dilakukan dapat menjadi penguatan dalam pembelajaran.

Dari karakteristik pembelajaran yang dikemukakan di atas dapat dinyatakan bahwa pembelajaran membutuhkan suatu proses yang menghasilkan perubahan tingkah laku. Dalam belajar membutuhkan memori dan organisasi kognitif untuk mengingat informasi yang diperoleh.Selanjutnya, diterapkan pada sebuah latihan untuk merespon keaktifan siswa sehingga terjadi timbal balik dalam suatu pembelajaran dan terjadi perubahan tingkah laku yang dharapkan.

2.1.3   Pengertian Hasil Belajar

Tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan pembelajaran yaitu untuk memperoleh hasil belajar. Menurut Oemar Hamalik (2006: 30) hasil belajar diperoleh jika terjadi perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan perkembangan lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan menurut Agus Suprijono (2009: 5-6) hasil belajar merupakan pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.Dengan demikian hasil belajar tidak hanya berdasarkan nilai atau skor yang diperoleh dalam kegiatan pembelajaran.

Hasil belajar menurut pemikiran Gagne (M.Thobroni & Arik Mustofa, 2013: 22) berupa informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik, dan sikap. Informasi verbal merupakan kemampuan dalam mengungkapkan pengetahuan baik dam bentuk bahasa, lisan maupun tertulis. Jika dikaitkan dalam pembelajaran untuk mengetahui pemahaman materi yang dikuasai siswa dapat dengan memberikan pertanyaan secara lisan maupun pertanyaan tertulis. Namun jika siswa dapat menjawab secara tertulis belum tentu dapat menjawab dengan lisan begitu pula sebaliknya untuk itu perlu diperhatikan perkembangan siswa dalam mengukur informasi verbal.

Sedangkan kemampuan intelektual merupakan kegiatan yang melibatkan aktivitas kognitif seperti menganalisis suatu permasalahan dan kemampuan mengkategorikan. Hampir sama dengan kemampuan intelektual, strategi kognitif lebih menekankan pada konsep dalam memecahkan masalah. Kemudian keterampilan motorik merupakan kemampuan melakukan gerak jasmani.Hasil belajar juga mencakup keterampilan dalam bersikap yang dapat dijadikan acuhan dalam berperilaku.

Menurut Bloom (Agus Suprijono, 2009: 6) hasil belajar mencangkup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.Kemampuan kognitif meliputi; pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesa, evaluasi.Kemampuan afektif meliputi; sikap menerima, memberikan tanggapan, penilaian atau penghargaan, organisasi, karakterisasi. Sedangkan kemampuan psikomotor meliputi; meniru, menerapkan, memantapkan, merangkai dan naturalisasi.

Dari pengertian hasil belajar yang sudah dipaparkan di atas dapat dinyatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan sikap dan tingkah laku manusia yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran yang melibatkan aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Hasil belajar di tandai dengan proses tidak tahu menjadi tahu.

2.1.4    Fungsi dan Tujuan Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana (2011: 3-4) fungsi dan tujuan penilaian hasil belajar yaitu:

a.     Fungsi penilaian hasil belajar

Penilaian hasil belajar berfungsi sebagai alat untuk mengetahui tujuan pembelajaran.Dengan melakukan penilaian maka guru dapat mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai.Jika terdapat tujuan yang belum tercapai maka dapat dilakukan perbaikan.

Perbaikan yang dilakukan dalam pembelajaran merupakan umpan balik dari penilaian yang dilakukan. Perbaikan dapat dilakukan dalam hal tujuan pembelajaran, kegiatan belajar siswa, strategi atau cara mengajar guru dan lain-lain. Penilaian hasil belajar juga berfungsi sebagai dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa yang akan ditunjukan kepada wali murid. Dengan adanya laporan hasil belajar, guru dapat memberikan informasi kepada wali murid dalam kemampuan belajar siswa pada masing-masing bidang mata pelajaran.Laporan belajar disajikan dalam bentuk nilai prestasi yang dicapai siswa.

b.     Tujuan penilaian hasil belajar

Sedangkan tujuan penilaian hasil belajar yaitu untuk mendeskripsikan kecakapan belajar siswa.Dalam hal ini dapat diketahui kelebihan serta kekurangan mata pelajaran yang ditempuh dari nilai yang diperoleh siswa. Kemudian tujuan lain dari penilaian belajar untuk mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran disekolah. Keberhasilan dalam proses pembelajaran di sekolah juga dapat diperoleh dari hasil penilaian, jika nilai siswa tinggi serta tujuan pembelajaran tercapai maka dapat dikatakan proses pembelajaran berhasil.

Tujuan penilaian hasil belajar dijadikan dalam menentukan tindak lanjut penilaian.Jika ditemui hasil belajar yang belum mencapai tujuan pembelajaran maka dapat dilakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam program pendidikan. Guru dapat menerapkan strategi dalam pelaksanaan pembelajaran. Selain itu tujuan penilaian hasil belajar dijadikan sebagai pertanggungjawaban sekolah kepada pihak yang berkepentingan seperti pemerintah, masyarakat dan wali murid.

 2.2  PPKn

2.2.1    Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan program pendidikan yang menekankan pada pembentukan warganegara agar dapat melaksanakan hak dan kewajiban. Sebagaimana disebutkan dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 yaitu :

Mata pelajaran PPKn merupakan mapel yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan Undang-Undang 1945.

 

Menurut Zamroni (A. Ubaedillah & Abdul Rozak, 2013: 15) Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan masyarakat berfikir kritis dan bertindak melalui dengan menanamkan kesadaran bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan yang menjamin hak masyarakat.Sedangkan menurut Soemantri (A. Ubaedillah & Abdul Rozak, 2013: 15) Pendidikan Kewarganegaraan (civic education) ditandai oleh kegiatan yang sudah diprogramkan oleh sekolah.Kegiatan ini meliputi kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan perilaku yang baik.Pendidikan Kewarganegaraan dilakukan dengan kegiatan yang menyangkut pengalaman yang dikaitkan dengan kehidupan nyata seperti kehidupan dalam keluarga dan masyarakat.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa PPKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara. Dalam pembelajaran di sekolah, pembelajaran PPKn dapat dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan mengaitkan pembelajaran PPKn dengan kehidupan nyata dapat membentuk perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang diharapkan.

2.2.2    Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Permendiknas No.22 Tahun 2006 bahwa mata pelajaran PPKn bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

a.     berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan,

b.     berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, serta anti korupsi,

c.     berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain,

d.     berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

 

Untuk mencapai tujuan tersebut maka seyogyanya pembelajaran PPKn tidak hanya didominasi dengan ceramah yang dilakukan guru namun melibatkan siswa untuk berpartisispasi secara langsung dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Arthur K. Eliis (Samsuri, 2011: 4) bahwa kata kunci dalam pembelajaran PPKn ialah partisipasi.Untuk itu guru dapat membuat rancangan kegiatan yang memunculkan partisipasi siswa dalam belajar sehingga dapat mencapai tujuan PPKn yang telah ditentukan.

2.2.3    Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PPKn di Sekolah SMPN

Pendidikan Kewarganegaraan memiliki 8 ruang lingkup kajian yaitu persatuan dan kesatuan bangsa, norma hukum dan peraturan, hak asasi manusia, kebutuhan warga negara, konstitusi negara, kekuasaan dan politik.

Pancasila, dan globalisasi. Berdasarkan 8 ruang lingkup tersebut maka disusun Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran PPKn sesuai dengan Permendiknas No.22 Tahun 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar .

2.3   Model Pembelajaran Aktif (Active Learning)

2.3.1   Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan prosedur dan dijadikan pedoman dalam perancangan pembelajaran.Pendapat tersebut sesuai dengan Soekamto (Trianto, 2010: 22) bahwa model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur dengan mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar, serta dijadikan pedoman pagi perancang pembelajaran dan guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Prosedur untuk mengorganisasikan pembelajaran tersebut dirancang secara sistematis.

Model pembelajaran merupakan suatu desain atau rancangan yang menggambarkan proses dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan anak agar dapat berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran, sehingga terjadi perubahan perilaku dalam pembelajaran (Diana Mutiah, 2010: 120). Pembelajaran dirancang agar siswa dapat berinteraksi dalam pembelajaran.Interaksi dapat dilakukan antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa lain, atau siswa dengan sumber belajar lainnya. Sedangkan menurut Joyce & Weil (Rusman, 2010: 133) mengartikan model pembelajaran adalah suatu rencana yang digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran dalam jangka panjang) merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.

Dari pengertian model pembelajaran yang sudah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan pedoman yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran juga disesuaikan dengan bahan ajar yang akan disampaikan. Dengan menggunakan model pembelajaran prosedur dalam kegiatan pembelajaran akan menjadi sistematis sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

 2.3.2   Pengertian Model Pembelajaran Aktif ( Active Learning)

Pembelajaran aktif (active learning) merupakan suatu pembelajaran yang menekankan siswa untuk aktif dalam belajar.Kegiatan pembelajaran lebih didominasi pada aktivitas siswa. Kegiatan pembelajaran tidak hanya menekankan pada aktivitas mental namun juga melibatkan aktifitas fisik sehingga suasana pembelajaran lebih nyaman dan menyenangkan (Hisyam Zaini, 2008: xiv).

Sedangkan menurut Ari Samadhi (2009: 2) pembelajaran aktif (activelearning) merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa turut aktifsalam proses pembelajaran, baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan guru.

Dari pendapat yang sudah dijelaskan dapat di ambil kesimpulan bahwa pembelajaran aktif (active learning) merupakan kegiatan belajar yang mengaktifkan siswa, dalam artian siswa terlibat langsung dalam pembelajaran. Pembelajaran aktif membutuhkan interaksi antara guru dengan siswa, serta melibatkan kemampuan siswa baik kognitif, afektif serta prikomotorik, yang diperoleh dari pengalaman belajar.

2.3.3   Ciri Pembelajaran Aktif (Active Learning)

Karakteristik pembelajaran aktif menurut Bonwell (Moh.Sholeh Hamid, 2011: 49-50) yaitu dalam pembelajaran siswa tidak hanya pasif mendengarkan penjelasan dari guru, namun kegiatan pembelajaran menekankan pada aktivitas belajar siswa.Sehingga siswa aktif dalam pembelajaran.Siswa dituntut untuk berfikir kritis, melakukan analisis dan melakukan evaluasi. Dari hal tersebut diketahui bahwa proses pembelajaran menekankan pada pengembangan keterampilan menganalisis dan mengkritisi persoalan yang berkaitan dengan materi yang dipelajari untuk itu umpan balik dalam pembelajaran sering terjadi. Selain itu dalam kegiatan pembelajaran

2.3.4    Kelebihandan Kekurangan Model Pembelajaran Aktif (Active Learning)

Tiap model pembelajaran yang ada termasuk pembelajaran aktif (active learning) memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari Active Learning menurut M.Sholeh Hamid (2011: 50) antara lain :

a.     Interaksi yang dimbul dalam proses pembelajaran akan menimbulkan pengetahuan yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara bersama-sama melalui eksplorasi aktif dalam belajar.

b.     Siswa harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pengajar dapat memberikan penilaian terhadap siswa sehingga terdapat individual accountability.

c.     Agar proses  pembelajaran  aktif  berjalan  dengan  efektif  maka  perlu dilakukan kerjasama antar siswa sehingga dapat memupuk keterampilan sosial atau social skills.

 

Berdasarkan pembahasan yang sudah dipaparkan diatas, kekurangan dari penggunaan pembelajaran aktif (active learning) adalah:

a.     Membutuhkan waktu yang lebih lama dalam menerapkannya,

b.     Perlu keterampilan interaksi dan komunikasi pendidik dengan siswa, jika pendidik tidak ada interaksi dan komunikasi yang baik maka tidak terjadi umpan balik dalam pembelajaran,

c.     Perlu pengkondisian kelas yang bervariasi agar semua siswa aktif dalam pembelajaran,

d.     Banyak proses dan tahapan dalam pembelajaran yang menimbulkan pendidik enggan menerapkan dalam proses pembelajaran.

 2.4  Model Active Learning Tipe Role Reversal Question

2.4.1   Pengertian Model Active Learning Tipe Role Reversal Question

Model pembelajaran aktif (active learning) bertujuan untuk membuat aktif dalam aktifitas belajar. Menurut Silberman, Mel (2007: 149) menyebutkan ada 101 pembelajaran aktif salah satunya role reversal question.

Role reversal question merupakan kegiatan pembelajaran aktif yang menekankan pada aktivitas tanya jawab dengan pertukaran peran. Jika guru bertukar peran menjadi siswa maka guru mengajukan pertanyaan dan siswa mencoba menjawab pertanyaan.Begitupula sebaliknya jika siswa yang mengajukan pertanyaan maka guru yang menjawab.

Dari kegiatan tersebut diketahui bahwa terdapat kegiatan yang dilakukan siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Terjadi interaksi antara guru dengan siswa, maupun siswa dengan siwa lain dalam kegiatan tanya jawab. Sehingga aktifitas pembelajaran tidak hanya guru memberikan ceramah mengenai materi pelajaran.Siswa juga latih untuk berani mengajukan pertanyaan serta memberikan pendapat, serta berfikir kritis dalam menjawab pertanyaan.

2.4.2      Langkah-Langkah Model Active Learning Tipe Role Reversal Question

Langkah-langkah pembelajaran model active learning tipe role reversal question menurut Silberman (2007: 149-150) antara lain:

a.     Susunlah pertanyaan yang akan anda kemukakan tentang materi pelajaran seolah-olah anda seorang peserta didik.

b.     Pada awal sesi pertanyaan, umumkan kepada peserta didik bahwa anda akan menjadi peserta didik dan peserta didik secara kolektif menjadi anda. Beralihlah lebih dahulu ke pertanyaan anda.

c.     Berlakukah argumentatif, humoris, atau apa saja yang dapat membawa mereka pada perdebaran dan menyerang anda dengan jawaban-jawaban.

d.     Memutar peranan beberapa kali akan tetap membuat peserta didik anda pada pendapat mereka dan mendorongnya untuk melontarkan pertanyaan milik sendiri.

 

Langkah-langkah pembelajaran model active learning tipe rolereversal question yang digunakan sesuai dengan pendapat diatas, namun adabeberapa hal yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan siswa. Berikut ini adalah langkah-langkah pembelajaran model active learning tipe role reversal question yang telah dimodifikasi:

a.     Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan

b.     Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok secara heterogen.

c.     Setiap kelompok melakukan diskusi mengenai materi pelajaran.

d.     Siswa membuat pertanyaan mengenai materi pelajaran.

e.     Siswa dan guru melakukan pemutaran peran untuk tanya jawab. Dengan ketentuan jika guru menjadi siswa maka guru memberikan pertanyaan yang sudah disiapkan (kartu pertanyaan), kemudian siswa menjawab pertanyaan tersebut, begitu pula sebaliknya. Jika siswa yang memberikan pertanyaan dan guru menjawab (kegiatan dilakukan berulang).

f.      Guru memberikan umpan balik terhadap jawaban siswa.

Dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model active learning tipe role reversal question guru bersikap argumentatif, serta merespon dengan memberikan umpan balik terhadap jawaban yang disampaikan siswa. Setiap ada ketidaksesuaian jawaban yang disampaikan siswa maka guru dapat memberikan pemahaman tentang jawaban yang benar.

2.4.3      Kelebihan dan Kekurangan Model Active Learning Tipe Role Reversal Question

Berdasarkan pembahasan yang sudah dipaparkan diatas, model active learningtipe role reversal question memiliki kelebihan antara lain.

a.     Proses belajar mengajar berpusat pada siswa.

b.     Siswa aktif dalam pembelajaran karena siswa terlibat langsung dalam pelajaran.

c.     Kegiatan pembelajaran menjadikan siswa berfikir kritis dalam menjawab pertanyaan guru.

d.     Proses pembelajaran menarik, sebab siswa tidak hanya mendengar tetapi juga mengalami kejadian tersebut.

e.     Melatih keberanian siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan.

f.      Menciptakan kerjasama antar siswa dalam kegiatan pembelajaran.

g.     Siswa berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran.

h.     Menumbuhkan sikap tanggung jawab sebagai individu dan kelompok.

i.      Menciptakan minat dan motivasi pembelajaran.

Sedangkan kekurangan dari model active learning tipe role reversal question yaitu :

a.     Membutuhkan waktu lama dalam mempersiapkan pengkondisian kelas untuk memahamkan siswa bertukar peran dengan guru.

b.     Dibutuhkan waktu tambahan agar memeroleh hasil yang maksimal dalam penyampaian pembelajaran.

c.     Topik pembahasan materi menjadi luas jika pertanyaan yang muncul tidak sesuai dengan materi yang sedang dipelajari.

d.     Memerlukan keterampilan guru dalam mengelola kelas.

e.     Memunculkan keatifan siswa tidaklah mudah, untuk itu diperlukan teknik dan keterampilan agar siswa aktif dalam membelajaran.

2.5   Definisi Operasional

2.5.1   Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan sikap dan tingkah laku manusia yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran yang melibatkan aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Hasil belajar di tandai dengan proses tidak tahu menjadi tahu. Dalam penelitian ini hasil belajar yang hendak diupayakan untuk ditingkatkan adalah hasil belajar yang berkenaan dengan kemampuan kognitif siswa yang mencakup pengetahuan, pemahaman, penerapan dan analisis.Hasil belajar diperoleh dari tes berbentuk pilihan ganda.

2.5.2   Model Active Learning Tipe Role Reversal Question

Role reversal question merupakan salah satu pembelajaran aktif (active learning) yang menekankan pada kegiatan memutar peran dan tanya jawab.Model active learning tipe role reversal question diawali dengan siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukann. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kemudian ditugaskan untuk diskusi.Secara individu siswa ditugaskan untuk membuat pertanyaan sesuai materi yang dipelajari. Siswa dan guru melakukan pemutaran peran untuk tanya jawab. Dengan ketentuan jika guru menjadi siswa maka guru memberikan pertanyaan yang sudah disiapkan (kartu pertanyaan), kemudian siswa menjawab pertanyaan tersebut, begitu pula sebaliknya.Jika siswa yang memberikan pertanyaan dan guru menjawab.

2.6  Kerangka Berpikir

Hasil ujian semester ganjil mata pelajaran PPKn kelas VIII SMPN 10 Mataram tahun ajaran 2016/2017 menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa masih rendah.Terdapat 18 atau 50% dari jumlah siwa dari 36 siswa yang nilainya dibawah kriteria ketuntasan minimal. Sehingga terdapat 18 atau 50% dari jumlah siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan minimal pada mata pelajaran PPKn. Untuk itu perlu ada peningkatan hasil belajar PPKn.

Proses pembelajaran PPKn di kelas VIII masih menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas. Penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran PPKn yang dilakukan guru belum mengaktifkan siswa, sehingga siswa hanya mendengarkan dan pasif dalam kegiatan belajar. Bertolak dari masalah tersebut diperlukan upaya untuk mengoptimalkan pembelajaran PPKn, agar dalam menyampaikan materi guru tidak hanya menggunakan metode ceramah namun menggunakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran, agar siswa mudah untuk memahami materi pembelajaran. Alternative pembelajaran yang dapat digunakan yaitu dengan menerapkan model active learning tipe role reversalquestion.

Model pembelajaran aktif (active learning) merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dalam belajar. Dalam pembelajaran aktif (active learning) pengalaman merupakan hal yang ditekankan, sehingga siswa lebih banyak terlibat dalam belajar. Salah satu tipe model active learning yaitu role reversal question. Model ini menerapkan keaktifan siswa dalam pembelajaran, karena model active learning tipe role reversal question siswa  memerankan suatu peran kemudian dilanjutkan dengan melakukan tanya jawab dengan siswa yang lain. Sehingga dalam penerapan model active learning tipe role reversal question terjadi timbal balik dari kegiatan pembelajaran yangberlangsung.Dengan melibatkan kegiatan pembelajaran secara langsung terutama pada mata pelajaran PPKn maka diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 10 MATARAM tahun ajaran 2016/2017.

2.7   Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis tindakan penelitian tindakan kelas yaitu penggunaan model active learning tipe rolereversal question dapat meningkatkan hasil belajar PPKn pada siswa kelas VIII SMPN 10 Mataram.

 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1  Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Suharsimi Arikunto,dkk (2007: 3) penelitian tindakan kelasmerupakan suatu pencermatan dari kegiatan pembelajaran berupa tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi pada sebuah kelas secara bersama. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar PPKn menggunakan model active learning tipe role reversal question kelas VIII SMPN 10 Mataram.

Jenis penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kolaboratif, dalam artian peneliti terlibat dalam kegiatan yang digunakan sebagai sumber data penelitian (Sugiono, 2010: 310). Dalam penelitian ini dilakukan kolaborasi antara peneliti dan guru PPKn kelas VIII SMPN 10 Mataram. Guru bertindak sebagai subyek yang melakukan tindakan sedangkan peneliti sebagai pengamat (observer).

3.2  Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 10 Mataram yang terletak di jalan Adi Sucipto No. 7 Ampenan, kelurahan Dayen Peken Ampenan Kota Mataram Nusa Tenggara Barat, Dilihat dari sisi keadaan sekolah, SMPN 10 Mataram dapat dikatakan sekolah yang dikategorikan cukup, dimana  sekolah memiliki sarana dan prasaran yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran walaupun masih terdapat kekuranganya. Secara geografis SMPN 10 Mataram merupakan sekolah pintu jalur pariwisata, karena jalan ini selalu dilalui oleh wisatawan yang akan menuju sengiggi dan tempat-tempat wisata lain.

3.3  Subjek dan Objek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII SMPN 10 Mataram yaitu sebanyak 36 siswa.Terdiri dari 21 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Sedangkan obyek penelitian ini adalah hasil belajar PPKn menggunakan model active learning tipe role reversal question.

3.4  Desain Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 16) penelitian tindakan kelas dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua siklus tindakan yang berurutan. Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang dilalui yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan dan (4) refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap berikut

 ndakan Kelas (Suharsimi, 2007: 16)

Penelitian ini dilakukan dalam bentuk siklus, setiap siklus terdiri dari Perencanaan, pelaksanaan, pengamatan serta refleksi.

3.4.1      Perencanaan

Penyusunan rencana merupakan tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar PPKn siswa kelas VIII SMPN 10 Mataram. Pada tahap ini peneliti merencanakan kegiatan apa saja yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah yang terjadi berdasarkan hasil pengamatan awal. Setelah peneliti dan guru mengadakan diskusi dan mengerti permasalahan siswa dalam pembelajaran PPKn, maka peneliti merancang pelaksanaan untuk memecahkan masalah tersebut.

Dengan melihat kondisi siswa dan permasalahan yang ada di kelas, peneliti memberikan alternatif solusi yang disepakati oleh guru untuk menggunakan model active learning tipe role reversal question, yang diyakini mampu meningkatkan hasil belajar PPKn pada siswa kelas VIII SMPN 10 Mataram. Hasil dari perencanaan ialah sebagai berikut.

a.     Peneliti melakukan observasi di sekolah untuk mendapatkan informasi tentang keadaan sekolah dan proses kegiatan pembelajaran di kelas.

b.     Peneliti dan guru menetapkan waktu pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Penelitian diadakan setiap hari Selasa dengan waktu 2 x 35 menit sesuai dengan jadwal mata pelajaran PPKn di kelas VIII SMPN 10 Mataram.

c.     Peneliti dan guru menentukan pokok bahasan yang akan dilaksanakan pada proses pembelajaran mata pelajaran PPKn semester 2 dan menentukan kompetensi dasar yang terdapat pada pokok bahasan tertentu. Selanjutnya menentukan indikator-indikator pada kompetensi dasar tersebut.

d.     Peneliti dan guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), hingga soal evaluasi. Dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat peneliti dan guru membuat indikator keberhasilan belajar PPKn menggunakan model active learning tipe role reversal question pada penelitian yang akan dilakukan. Indikator keberhasilan belajar yang di tetapkan guru dan peneliti yaitu ≥75% dari jumlah siswa memperoleh nilai ≥70.

e.     Peneliti dan guru melakukan latihan simulasi pembelajaran menggunakan model active learning tipe role reversal question.

f.      Mempersiapkan sumber dan alat pembelajaran yang akan digunakan dalam pelaksanaan tindakan, seperti buku paket, kartu pertanyaan, lembar diskusi siswa, serta lembar evaluasi.

g.     Menyiapkan instrument penelitian seperti lembar pengamatan guru dan siswa.

3.4.2       Pelaksanaan

Peneliti dan guru melaksanakan tindakan pembelajaran menurut Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah direncanakan sebelumnya. Perencanaan tindakan yang dibuat bersifat fleksibel sehingga dapat terjadi perubahan sesuai dengan pelaksanaannya.Langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian secara garis besar sebagai berikut.

a.     Kegiatan Awal

1)    Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.

2)    Guru mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran.

3)    Guru melakukan apersepsi.

b.     Kegiatan Inti

1)    Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan

2)    Siswa dibagi menjadi 4 kelompok terdiri dari 4 siswa.

3)    Secara berkelompok siswa melakukan diskusi mengenai materi yang dipelajari (hasil diskusi ditulis pada lembar yang sudah disiapkan).

4)    Secara individu siswa ditugaskan untuk membuat pertanyaan mengenai materi yang didiskusikan.

5)    Siswa dan guru melakukan pemutaran peran untuk tanya jawab. Dengan ketentuan jika guru menjadi siswa maka guru memberikan pertanyaan yang sudah disiapkan (kartu pertanyaan), kemudian siswa menjawab pertanyaan tersebut, begitu pula sebaliknya. Jika siswa yang memberikan pertanyaan dan guru menjawab (kegiatan dilakukan berulang).

6)    Guru memberikan umpan balik terhadap jawaban siswa.

c.     Kegiatan akhir

1)    Siswa di bimbing guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran.

2)    Guru memberikan motivasi kepada siswa.

3)    Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.

3.4.3      Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk mengamati jalannya pembelajaran berdasarkan lembar observasi aktivitas yang sudah disiapkan oleh peneliti. Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan model active learning tipe role reversal question di kelas VIII SMPN 10 Mataram. Dalam kegiatan pengamatan, peneliti dibantu oleh seorang guru yang mengamati jalannya pembelajaran di kelas. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui apakah proses pembelajaran yang dilakukan sudah sesuai dengan skenario yang telah disusun, jika belum sesuai dengan rencana maka perlu diadakan perbaikan tindakan. Hasil pengamatan akan diakumulasikan dalam laporan penelitian.

3.4.4      Refleksi

Pelaksanaan refleksi berupa diskusi antara peneliti dan guru yang bersangkutan. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengkaji secara menyeluruh terhadap data dari lembar observasi. Hasil refleksi dijadikan acuan untuk membuat rencana perbaikan pada siklus berikutnya.

3.5    Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi tes, observasi, dan dokumentasi. Adapun metode pengumpulan data dilakukan sebagai berikut.

3.5.1      Tes

Dalam penelitian ini tes digunakan ialah tes tertulis dengan bentuk objektif (pilihan ganda). Tujuan penggunaan tes dalam penelitian ini untuk mengukur hasil belajar PPKn siswa kelas VIII SMPN 10 Mataram, yaitu dengan mengerjakan soal evaluasi pembelajaran yang telah ditentukan oleh peneliti.

3.5.2      Observasi

Dalam penelitian ini jenis observasi yang dilakukan menggunakan observasi sistematis sehingga membutuhkan instrument dalam pengamatan yang sudah dirancang sebelumnya.Kegiatan observasi yang dilakukan pada penelitian ini untuk mengatahui kondisi pembelajaran PPKn yang berlangsung di kelas VIII SMPN 10 Mataram. Pengamatan dilakukan selama pelaksanaan tindakan untuk mengamati penerapan model active learning tipe role reversal question.

3.5.3      Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2009: 129) dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu, bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya menumental.Dalam penelitian ini digunakan dokumen untuk mendukung serta melengkapi data-data penelitian. Data yang digunakan berupa lembar observasi guru dan siswa daftar nilai serta RPP yang digunakan dalam penerapan model activelearning tipe role reversal question. Dan menurut (Riyanto, 2007: 102). Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal yang tertulis yang berupa buku-buku, majalah, dokumen, catatan, notulen, raport.

Secara khusus metode dokumentasi digunakan sebagai data pendukung untuk mendapatkan data dan informasi tentang keadaan sarana dan prasaranan sekolah, jumlah tenaga edukatif, jumlah siswa stuktur organisasi sekolah, sejarah berdirinya sekolah itu sendiri dan data-data lain yang relevan dengan apa yang diteliti.

3.6  Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.6.1      Tes

Tes disusun berdasarkan indikator yang akan dicapai. Soal tes diberikan diberikan pada akhir siklus, yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar PPKn siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model active learning tipe role reversal question. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (obyektif). Jumlah soal tiap siklus adalah 40 butir soal dengan opsi jawaban a,b,c dan d. Soal tes yang diberikan berisi materi PPKn yang disampaikan.

Sebelum digunakan dalam penelitian, dilakukan validasi mengenai instrumen tes yang akan digunakan oleh orang yang ahli dalam bidang yang bersangkutan atau sering disebut expert judgement.

Tabel 1, Kisis-Kisi Soal Siklus Tes Siklus I

Kompetensi

Dasar

Indikataor

Butir  soal

Jumlah

2.2    Menghargai keluhuran nilai-nilai pancasila sebagai deologi negara

2.3    Memahami nilai-nilai pancasila sebagai ideologi Negara dan pandangan hidup bangsa

1.     Menjelaskan nilai-nilai pancasila sebagai dasar Negara dan pandangan hidup bangsa

2.   Menjelaskan tentang latar belakang pancasila sebagai ideology negara

3.   menjelaskan nilai pancasila sebagai ideologi

4.   menjelaskan  makna yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945

5.   menyebutkan contoh nilai-nilai pancasila yg bersifat objektif

  1,5,8,9

 

 

 

2,7,11,16

 

 

12,13,14,19

 

 

3,6,15,17

 

 

4,10,18,20

4

 

 

 

4

 

 

4

 

 

4

 

 

 4

 

Table 2. Kisi-Kisi Soal Tes Siklus II

Kompetensi

Dasar

Indikator

Butir  Soal

Jumlah

2.4    meningkatkan dan mengamati tentang pancasila sebagai ideologi Negara dalam kehidupan sehari-hari

 

1.    menjelaskan pengertian nilai-nilai pancasila sebagai ideology dasar dan pandangan hidup bangsa

2.    menjelaskan pengertian tentang perlu adanya ideologi bagi suatu negara

3.    menjelaskan tentang latar belakang pancasila sebagai ideologi Negara

4.    menjelaskan sejarah lahirnya pancasila ideologi dan dasar negara

5.    menjelaskan pancasila dan ideologi

 

1,2,5,12

 

 

 

 

3,7,8

 

 

4,6,16,18

 

 

11,13,19

 

 

14,15,20

 

 

4

 

 

 

 

3

 

 

4

 

 

3

 

 

3

 

3.6.2      Lembar Observasi

Lembar observasi yang digunakan terdiri dari lembar observasi guru dan lembar observasi siswa.Lembar observasi guru digunakan untuk mengamati kemampuan guru dalam implementasi pembelajaran aktif (active learning) tipe role reversal question pada mata pelajaran PPKn. Sedangkan lembar pengamatan siswa berisi tentang kegiatan yang di harapkan pada saat penerapan pembelajaran PPKn menggunakan model active learning tipe rolereversal question

a.     lembar observasi aktivitas guru

Table  4. Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru Menggunakan Model active learning tipe  Role Reversal Question

Aspek yang diamamti

Indikator

Kegiatan awal

 

Kegiatan inti

 

 

 

 

 

 

 

 

Kegiatan Akhir

1.   membuka pelajaran

2.   melakukan apersepsi

3.   Penerapan Model Active Learning Tipe Role Reversal Question.

a.     Menjelaskan kegiatan pembelajaran

b.     Membagi siswa dalam beberapa kelompok

c.     Menugaskan tiap kelompok untuk berdiskusi mengenai materi pelajaran

d.     Menugaskan siswa membuat pertanyaan sesuai materi pelajaran

e.     Bertukar peran (jika gruru bertanya siswa menjawab, jika siswa bertanya maka  guru yang menjawab. Kegiatan dilakukan secara berulang)

f.      Memberikan umpan balik.

4.   Menyimpulkan materi pelajaran

5.   Memberikan motivasi

6.   Menutup pelajaran

 

b.     Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Table 4. Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa  Menggunakan Model Active Learning Tipe Role Reversal Question

Aspek yang diamati

Indikator

Aktivitas siswa pada saat pembelajaran PPKn menggunakan model active learning tipe role reversal question

1.   Bekerjasama

2.   Tanggung jawab

3.   Mengajukan pertanyaan

4.   Menjawab pertanyaan

 

3.7  Teknis Analisis Data

Dalam penelitian tidakan kelas (PTK) analisis data diarahkan untuk mencari dan menemukan upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran PPKn dengan menuggunakan model active learning tipe role reversal question. Dengan demikian analisis data yang digunakan dalam penelitian kelas dapat menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif.

1.     Data kuantitatif diperoleh dari hasil belajar dan aktivitas siswa. Hasil belajar diperoleh melalui tes yang dilakukan pada akhir siklus, sedangkan data aktivitas siswa diperoleh dari pengamatan dalam kegiatan pembelajaran PPKn menggunakan model active learning tipe role reversal question.

2.     Data kualitatif merupakan data yang berupa informasi dalam bentuk kalimat yang tujuannya untuk menggambarkan suatu kegiatan pelajaran. Data kualitatif pada penelitian ini diperoleh dari hasil pengamatan yang di analisis deskriptif sehingga diperoleh data mengenai aktivitas guru dan siswa dalam mengikuti pembelajaran PPKn yang menggunakan model active learning tipe role reversal question. Rumus tersebut sebagai berikut :

       

Keterangan :

X= skor rata-rata

∑x = jumlah skor siswa

∑N = jumlah siswa

            Untuk menghitung persentase hasil belajar siswa dan aktivitas siswa menggunakan rumus sebagai berikut :

Presentase (%) =

Perhitungan hasil dan aktivitas belajar siswa ditafsirkan dalam kriteria sebagai berikut (Endang Poerwanti dkk, 2008: 6-18).

Table 5. Kriteria Hasil Belajar

Nilai

Kriteria

80 – 100

Sangat baik

70 – 75

Baik

60 – 65

Cukup

50 – 55

Kurang

0 – 45

Sangat kurang

 

Table 6. Kriteria Aktivitas Belajar

Nilai

Kriteria

80% - 100%

Sangat baik

70% - 75%

Baik

60% - 65%

Cukup

50% - 55%

Kurang

0% - 45%

Sangat baik

 

3.8  Kriteria Keberhasilan

Model active learning tipe role reversal question dikatakan berhasil meningkatkan hasil belajar PKn pada siswa kelas VIII SMPN 10 Mataram apabila ≥75% dari jumlah siswa memperoleh nilai ≥70.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

 

4.1  Hasil Penelitian

 

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

 

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMPN 10 Mataram yang terletak di Jalan Adi Sucipto No. 7 Ampenan, Kelurah Dayen Peken Ampenan Kota Mataran Nusa Tenggara Barat. Kegiatan pembelajaran dimulai pukul 11.20-12.50 WITA untuk setiah hari selasa.

 

Kondisi fisik dan bangunan sekolah cukup bagus. Terdapat sarana dan prasarana yang sudah cukup memadai dan dapat mendukung kegiatan pembelajaran antara lain memiliki 30 Ruang Kelas, Ruang Kepala Sekolah, Ruang Guru, Mushola, Ruang Tata Usaha, Ruang BP/BK, Ruang Perpustakaan, Lab IPA, Lab. Bahasa, Ruang Media, Ruang Komite, Ruang OSIS, Kopsis, Kantin Sekolah, Gudang. Kamar kecil/WC. Jumlah pegawai di SMPN 10 Mataram ada 20, dengan perincian 1 kepala sekolah, 6 guru tetap dan 14 guru bantu. Di SMPN 10 Mataram terdapat beberapa ekstrakurikuler berupa kegiatan pramuka, drum band, futsal antar kelas, baca puisi, bola volley ball, membaca Al Qur’an, dan beberapa ekstrakurikuler yang menunjang lainnya.

 

4.1.2 Deskripsi Subyek Penelitian

 Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 10 Mataram tahun ajaran 2017/2018. Jumlah siswa 36 yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan.

 4.1.3 Deskripsi Data Sebelum Tindakan

 Sebelum melakukan tindakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan tahap pra tindakan berupa observasi mengenai kegiatan pembelajaran PPKn di kelas VIII SMPN 10 Mataram. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengetahui gambaran awal mengenai kegiatan siswa saat pembelajaran PPKn disampaikan. Dari hasil observasi diketahui bahwa kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru hal tersebut dibuktikan dengan kegiatan guru yang lebih dominan pada saat pembelajaran PPKn.

 

Dalam penyampaian materi PPKn guru cenderung sering melakukan ceramah, hal tersebut menjadikan siswa pasif dalam kegiatan belajar, karena kegiatan belajar berpusat pada guru. Kegiatan tersebut menyababkan siswa kurang aktif mengikuti pelajaran. Terdapat siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, siswa jenuh dengan aktifitas mendengarkan sehingga pembelajaran PPKn kurang menyenangkan. Seyogyanya dalam pembelajaran seharusnya siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru dan menghafal materi pembelajaran, namun juga ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran.

 Motivasi siswa kelas VIII SMPN 10 Mataram dalam mengikuti pembelajaran PPKn rendah terlihat saat berlangsungnya kegiatan belajar terdapat beberapa siswa yang membuat gaduh. Guru berulang kali mengkondisikan siswa yang gaduh untuk diam dan memperhatikan pembelajaran, namun hal tersebut tidak dihiraukan. Selain membuat gaduh saat pembelajaran PPKn, terdapat beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh. Ketika guru selesai menjelaskan pembelajaran guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal, namun banyak siswa yang mengerjakannya dengan asal-asalan, karena mereka tidak mau membaca buku untuk menjawab soal.

 Dari kegiatan pembelajaran PPKn yang diterapkan pada kelas VIII menimbulkan dampak pada pemerolehan hasil belajar siswa. Gambaran kondisi awal didukung oleh pemberian pra tindakan berupa soal PPKn yang diberikan kepada siswa kelas VIII SMPN 10 Mataram sebanyak 36 siswa. Hasil belajar siswa pada pra tindakan dapat dikelompokkan berdasarkan rentang nilainya. Pengelompokan nilai pra tindakan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

 

Tabel 7. Pengelompokan Nilai Siswa pada Pra Tindakan

            Nilai

Kriteria

Jumlah siswa

Presentase

0 – 49

Sangat kurang

2

0,028%

50 – 59

Kurang

3

0,056%

60 – 69

Cukup

15

0,47%

70 – 79

Baik

12

0,3%

80 – 100

Sangat baik

4

0,11%

 Tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai 0-49 atau pada kriteria sangat kurang berjumlah 2 siswa. Siswa yang memperoleh nilai 50-59 atau pada kriteria kurang berjumlah 3 siswa. Siswa yang memperoleh nilai 60-69 atau pada kriteria cukup berjumlah 15 siswa. Siswa yang memperoleh nilai 70-79 atau pada kriteria baik berjumlah 12 siswa. Sedangkan nilai 85-100 atau pada kriteria sangat baik berjumlah 4 siswa.

Berdasarkan pengelompokan nilai siswa pada pra tindakan diatas maka diperoleh hasil belajar yang dapat dilihat pada tabel berikut.

 Tabel 8. Hasil Belajar Siswa pada Pra Tindakan

No

Keterangan

Pratindakan

1

Nilai ≥ 70

45%

2

Nilai < 70

56%

 

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa dari keseluruhan siswa baru ada 16 siswa atau 44% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥70. Sedangkan 20 siswa atau 56% dari jumlah siswa memperoleh nilai <70. Nilai rata-rata siswa pada pra tindakan yaitu 66,53. Data tersebut menunjukkan bahwa 75% dari jumlah siswa yang belum memperoleh nilai ≥70, hal tersebut masih jauh dari target yang diharapkan.

 

Berdasarkan hasil observasi dan pra tindakan yang telah dilakukan terhadap proses pembelajaran PPKn, maka disusunlah rencana perbaikan terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan model active learning tipe role reversal question sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar PPKn pada siswa kelas VIII SMPN 10 Mataram.

4.1.4 Pelaksanaan Penelitian Tindakan Siklus I

a.     Perencanaan

 Pada tahap ini peneliti dan guru menetapkan seluruh rencana tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar PPKn yaitu dengan menerapkan model active learning tipe role reversal question. Perencanaan tindakan siklus I, peneliti dan dan guru merancang tindakan yang akan dilaksanakan antara lain :

 1)  Peneliti dan guru menetapkan waktu pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Penelitian diadakan setiap hari Selasa dengan waktu 3 x 40 menit, sesuai dengan jadwal mata pelajaran PPKn di kelas VIII SMPN 10 Mataram. Dimulai dari hari selasa tanggal 8 Agustus 2017.

 2)  Menentukan pokok bahasan yang akan dilaksanakan pada proses pembelajaran mata pelajaran PPKn semester 1 dan menentukan kompetensi dasar yang terdapat pada pokok bahasan tertentu. Selanjutnya menentukan indikator-indikator pada kompetensi dasar tersebut.

 3)  Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang Kompetensi Dasar yang harus dicapai dengan menggunakan model active learning tipe role reversal question. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun oleh peneliti dengan pertimbangan dari dosen pembimbing dan guru yang bersangkutan.

 4)  Mempersiapkan sumber, media maupun alat pembelajaran yang akan digunakan dalam setiap kali pelaksanaan tindakan, seperti buku paket, pertanyaan untuk bertukar peran (kartu pertanyaan), lembar kerja siswa, serta lembar evaluasi yang digunakan pada akhir siklus.

 5)    Peneliti dan guru melakukan latihan simulasi pembelajaran menggunakan model active learning tipe role reversal question.

 

6)    Melaksanakan pembelajaran PPKn dengan model active learning tipe role reversal question.

 

b.     Pelaksanaan Tindakan

 Siklus I dilaksanakan dengan Kompetensi Dasar “nilai-nilai pancasila sebagai ideologi negara”. Penelitian tindakan kelas pada siklus I terdiri dari satu pertemuan yang dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 8 Agustus 2017. Berikut uraian pelaksanaan tindakan dan hasil pengamatan siklus I.

 

1) Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan I

 Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 8 Agustus 2017 pukul 11.20-12.50 Wita. Deskripsi pelaksanaannya adalah sebagai berikut.

 a) Kegiatan awal

 Pada kegiatan awal pembelajaran guru mengucapkan salam serta dilanjutkan mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pelajaran. Setelah itu guru menyuruh siswa mengeluarkan buku dan alat tulis yang diperlukan.

 b) Kegiatan inti

 Kegiatan inti diawali dengan guru membagi siswa menjadi 6 kelompok secara heterogen. Masing-masing kelompok terdiri dari 6 siswa. Siswa berkumpul dan mengatur tempat duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Secara berkelompok siswa dibagi lembar kerja diskusi kemudian melakukan diskusi mengenai nilai-nilai pancasila dan ideologi negara. Saat kegiatan diskusi berjalan guru menjelaskan keseluruhan kegiatan pelajaran yang akan dilakukan. Guru memberikan penjelasan singkat bahwa setelah melakukan diskusi, akan ada tugas membuat pertanyaan individu dan tanya jawab. Beberapa siswa mendengarkan penjelasan guru dan siswa yang lain fokus dengan diskusi yang sedang berlangsung. Hasil diskusi yang sudah dilakukan ditulis pada lembar yang sudah disiapkan.

Setelah menuliskan hasil diskusi yang dilakukan secara berkelompok, siswa diberi tugas individu untuk membuat pertanyaan yang akan diajukan dalam kegiatan pertukaran peran dengan menuliskannya pada lembar yang sudah dipersiapkan. Saat kegiatan membuat pertanyaan secara individu siswa masih bertanya tentang pertanyaan apa yang akan dibuat. Melihat hal tersebut guru menjelaskan kembali kepada siswa bahwa pertanyaan yang dibuat sesuai dengan materi yang di pelajari. Tampak beberapa siswa belum terbiasa membuat pertanyaan sesuai materi yang sedang dipelajari saat pembelajaran berlangsung.

Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan siswa dan guru melakukan pertukaran peran untuk tanya jawab. Sebelum melakukan kegiatan tanya jawab, guru menjelaskan aturan dalam pertukaran peran yaitu guru menjadi siswa dan siswa menjadi guru. Dengan ketentuan jika guru menjadi siswa maka guru memberikan pertanyaan yang sudah disiapkan (kartu pertanyaan), kemudian siswa menjawab pertanyaan tersebut, begitu pula sebaliknya. Jika siswa yang memberikan pertanyaan dan guru menjawab.

Kegiatan bertukar peran diawali dari guru yang mengajukan pertanyaan yang sudah dibuat sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung. Terlihat hanya beberapa siswa yang mencoba untuk menjawab pertanyaan. Kemudian guru memberikan siswa memiliki “kesempatan untuk bertanya, guru memberikan dorongan dengan bertanya “siapa yang mau bertanya”. Sebagian besar siswa mengacungkan tangan. Guru menunjuk salah satu siswa untuk mengajukan pertanyaan.

Pada kegiatan bertukar peran terdapat siswa yang memberi pertanyaan kurang sesuai dengan materi. Saat terjadi hal tersebut pertanyaan yang sudah diajukan siswa tetap dijawab, namun guru memberi pemahaman bahwa hari ini kita mempelajari materi tentang nilai-nilai pancasila sebagai ideologi negara untuk itu ajukan pertanyaan mengenai materi yang sedang dipelajari saja. Dari kegiatan tanya jawab dengan bertukar peran tersebut,

c) Kegiatan akhir

 

Pada kegiatan akhir pertemuan pertama siswa dibimbing guru untuk menyimpulkan materi pelajaran yang sudah dipelajari. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk mengembangkan minat dan bakat. Pada kegiatan akhir guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

2)  Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan II

 Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22 Agustus 2017 pukul 11.20-12.50 Wita. Deskripsi pelaksanaannya adalah sebagai berikut

 

a) Kegiatan awal

 Kegiatan awal dimulai dengan guru mengucapkan salam serta dilanjutkan mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pelajaran. Setelah itu menyuruh siswa untuk mengeluarkan buku pelajaran serta mempersiapkan alat tulis yang diperlukan. Guru memberikan apersepsi dengan bertanya kepada siwa “siapa yang tahu pengertian  nilai-nilai pancasila sebagai  ideologi Negara ? untuk mengetahui lebih lanjut mari kita pelajari bersama- sama.

 b) Kegiatan inti

 Siswa memperhatikan penjelasan dari guru mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Guru menjelaskan kepada siswa bahwa akan ada tugas diskusi secara berkelompok, dilanjutkan dengan membuat pertanyaan secara individu mengenai materi yang sedang dipelajari, setelah itu dilakukan tanya jawab (bertukar peran), dengan ketentuan jika guru menjadi siswa maka guru memberikan pertanyaan yang sudah disiapkan (kartu pertanyaan), kemudian siswa menjawab pertanyaan tersebut, begitu pula sebaliknya. Jika siswa yang memberikan pertanyaan dan guru menjawab.

 Siswa dibagi menjadi 6 kelompok secara heterogen. Masing-masing kelompok terdiri dari 6 siswa. Siswa berkumpul dan mengatur tempat duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Secara berkelompok siswa dibagi lembar kerja diskusi kemudian melakukan diskusi mengenai Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Dasar Negara Dan Pandangan Hidup Bangsa. Kegiatan diskusi berjalan dengan baik, sebagian besar siswa aktif dalam diskusi kelompok. Hasil diskusi yang sudah dilakukan ditulis pada lembar yang sudah disiapkan.

 Setelah menuliskan hasil diskusi yang dilakukan secara berkelompok, siswa diberi tugas individu untuk membuat pertanyaan yang akan diajukan dalam kegiatan pertukaran peran dengan menuliskannya pada lembar yang sudah dipersiapkan. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan siswa dan guru melakukan pemutaran peran untuk tanya jawab. Guru menjadi siswa dan siswa menjadi guru. Dengan ketentuan jika guru menjadi siswa maka guru memberikan pertanyaan yang sudah disiapkan (kartu pertanyaan), kemudian siswa menjawab pertanyaan tersebut, begitu pula sebaliknya. Jika siswa yang memberikan pertanyaan maka guru menjawab.

Seperti pada pertemuan pertama guru memberikan pertanyaan yang sudah disusun sebelum kegiatan pembelajaran dimulai dan siswa menjawab. Dari kegiatan tersebut terlihat beberapa siswa lebih mendominasi dalam menjawab pertanyaan. Kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mengajukan pertanyaan.

Dalam pertukaran peran guru memberikan kesempatan siswa dengan ajakan “siapa yang mau bertanya”. Saat siswa memberi pertanyaan guru mempersilahkan siswa lain untuk menjawab pertanyaan dari temannya, kemudian guru memberikan penjelasan mengenai pertanyaan yang dijawab sudah benar atau belum.

 

c) Kegiatan akhir

 Pada kegiatan akhir semua siswa kembali ke tempat duduk masing-masing. Siswa dibimbing guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran, kemudian secara individu siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru. Kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mengerjakan soal evaluasi. Setelah siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, guru menutup pelajaran dengan memberikan motivasi kepada siswa untuk rajin belajar, dan mengakhiri dengan mengucapkan salam.

 c.     Pengamatan  Siklus I

 Sesuai dengan tujuan peneliti yaitu meningkatkan hasil belajar PPKn menggunakan model active learning tipe role reversal question pada siswa kelas VIII SMPN 10 Mataram, maka pengamatan tindakan dengan menggunakan instrumen sebagai berikut.

1)    Hasil belajar

 Hasil belajar diperoleh dari tes yang dilakukan pada setiap akhir siklus. Data yang diperoleh berupa angka mengenai nilai yang diperoleh masing-masing siswa terhadap soal yang dikerjakan setelah diterapkannya model active learning tipe role reversal question dalam proses pembelajaran PPKn. Soal yang diberikan dalam tes ini adalah 40 soal tipe pilihan ganda. Hasil belajar siswa pada siklus I dapat dikelompokkan berdasarkan rentang nilainya. Pengelompokkan nilai siswa pada siklus I untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 9. Pengelompokan Nilai Siswa pada Siklus I

Nilai

Kriteria

Jumlah siswa

Presentase

0 – 49

Sangat kurang

0

0%

50 – 59

Kurang

3

5,56%

60 – 69

Cukup

8

25%

70 – 79

Baik

7

16,66%

80 – 100

Sangat baik

18

52,77%

 

Berdasarkan tabel diatas, tidak ada siswa yang memperoleh nilai 0-49. Siswa yang memperoleh nilai 50-59 atau pada kriteria kurang berjumlah 3 siswa. Siswa yang memperoleh nilai 60-69 atau pada kriteria cukup diperoleh 8 siswa. Siswa yang memperoleh nilai 70-79 atau pada kriteria baik berjumlah 7 siswa. Sedangkan nilai 85-100 atau pada kriteria sangat baik berjumlah 18 siswa. Nilai rata-rata siswa pada siklus I yaitu 75,27. Berdasarkan pengelompokan nilai diatas maka diperoleh hasil belajar siswa pada siklus I yang dapat dilihat pada tabel berikut.

 

Tabel 10. Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

No

Keterangan

Siklus I

1

Nilai ≥ 70

69%

2.

Nilai < 70

31%

 

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat. Berdasarkan data pada siklus I sebanyak 25 siswa atau 69% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥70. Sedangkan 11 siswa atau 31% dari jumlah siswa memperoleh nilai <70. Berdasarkan data tersebut dapat diperoleh capaian hasil belajar siswa pada siklus I yang dapat dilihat pada tabel berikut.

 

Tabel 11. Capaian Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

Hasil Belajar

Pra Tindakan

Siklus I

 

Siswa

Frekuensi

%

Frekuensi

 

%

Nilai ≥ 70

16

44

25

 

69

Nilai < 70

20

56

11

 

1

 

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut.

 

Berdasarkan data tersebut menunjukkan  bahwa  pembelajaran PPKn dengan menggunakan model  active learning  tipe role reversal question pada siswa kelas VIII SMPN 10 Mataram dapat meningkatkan hasil belajar. Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥70 mengalami peningkatan yakni sebesar 25% kondisi awal 44% meningkat menjadi 69%. Nilai rata-rata pada siklus I sebesar 8,75% dimana kondisi awal adalah 66,53 meningkat menjadi 75,27.

2)    Lembar observasi

a)  Aktivitas guru

Pada penelitian tindakan kelas ini, aktivitas guru yang diamati mulai dari guru hingga kegiatan menutup pelajaran. Dari hasil pengamatan yang dilakukan secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan pembelajaran PPKn menggunakan model active learning tipe role reversal question sudah terlaksana dengan baik. Guru sudah mengajar sesuai dengan langkah-langkah dalam model active learning tipe role reversal question.

b) Aktivitas siswa

Pada penelitian tindakan kelas ini, pengamatan dilakukan dari awal kegiatan pembelajaran sampai dengan akhir kegiatan pembelajaran. Pengamatan dilakukan terhadap aktifitas siswa selama berlangsungnya tindakan.

Pada penelitian tindakan kelas ini aktivitas siswa yang diamati terdiri dari 4 aspek yaitu kerjasama, tanggung jawab, mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan. Aspek kerjasama dilihat dari siswa dapat bekerjasama dengan siswa lainnya dalam kegiatan kelompok. Aspek tanggung jawab dilihat dari siswa bertanggung jawab baik melaksanakan tugas kelompok maupun tugas individu. Aspek mengajukan pertanyaan yang diamati terdiri dari siswa mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan materi pelajaran. Aspek menjawab pertanyaan diamati dari siswa menjawab pertanyaan yang di berikan guru maupun siswa lain dengan benar.

Berdasarkan hasil pengamatan siklus I yang dilakukan terlihat bahwa 76% dari jumlah siswa telah melakukan kerjasama dengan baik, 75% dari jumlah siswa dapat bertanggung jawab mengenai tugas yang baik dikerjakan secara individu maupun kelompok, 85% dari jumlah siswa sudah dapat mengajukan pertanyaan, 58% dari jumlah siswa sudah menjawab pertanyaan dengan benar. Berikut ini tabel tentang persentase setiap aspek aktivitas siswa pada siklus I.

 

Tabel 12. Persentase setiap Aspek Aktivitas Siswa pada Siklus I

Aktivitas yang diamati

Persentase

(%)

Kategori

Kerjasama

76

Baik

Tanggung Jawab

75

Baik

Mengajukan Pertanyaan

85

Sangat Baik

Menjawab Pertanyaan

58

Kurang

 

Berdasarkan jumlah persentase aktivitas siswa pada siklus I aspek kerjasama, tanggung jawab dan mengajukan pertanyaan sudah berada pada kriteria baik. Sedangkan aspek yang berada pada kriteria kurang yaitu terletak pada aspek menjawab pertanyaan. Pada aspek kerjasama dilihat dari kegiatan diskusi kelompok, sebagian besar siswa yang sudah melakukan kerjasama dengan baik. Saat mengerjakan tugas kelompok dan individu yang diberikan guru tanggung jawab siswa sudah baik. Siswa bersungguh-sungguh mengerjakan tugas kelompok maupun individu.

Aktivitas siswa pada aspek mengajukan pertanyaan sudah termasuk pada kriteria sangat baik. Dalam penerapan model active learning tipe role reversal question melatih siswa untuk mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan. Sebagian besar siswa sudah dapat mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi. Tidak sulit bagi siswa untuk mengajukan pertanyaan sesuai materi, karena sebelumnya sudah melakukan diskusi mengenai materi yang dipelajari. Sedangkan aspek menjawab pertanyaan merupakan aspek yang paling rendah karena ada saat siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan, yang mengacungkan tangan hanya beberapa siswa saja, sehingga siswa yang lain kurang berperan aktif. Sebagian besar siswa terlihat belum percaya diri serta malu jika salah menjawab pertanyaan.

3) Dokumentasi

 Dokumentasi yang digunakan untuk mendukung serta melengkapi data-data penelitian berupa lembar observasi guru dan siswa, daftar nilai, serta (RPP) yang digunakan dalam penerapan model active learning tipe role reversal question.

 

d.    Refleksi

 

Refleksi dilakukan berdasarkan hasil belajar PPKn dengan menggunakan model active learning tipe role reversal question pada siswa kelas VIII SMNN 10 Mataram. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa menggunakan model active learning tipe role reversal question. Pelaksanaan refleksi dilakukan dengan diskusi antara peneliti dan guru kelas yang bersangkutan.

Dari hasil evaluasi yang dilakukan, nilai rata-rata yang diperoleh dalam hasil evaluasi pada siklus I yaitu 75,27. Siswa yang memperoleh nilai ≥70 sebanyak 25 siswa atau 69% dari jumlah siswa, sedangkan 11 siswa atau 31% dari jumlah siswa memperoleh nilai <70. Hal tersebut menunjukkan bahwa penelitian tindakan kelas pada siklus I belum mencapai kriteria keberhasilan yang ditentukan, karena ≥75% dari jumlah siswa belum memperoleh nilai ≥70. Untuk itu penelitian dilanjutkan ke siklus II guna melihat peningkatan hasil belajar siswa.

Selain hasil evaluasi belajar siswa, data lain yang didapatkan melalui observasi yang dilakukan dari penelitian ini ialah mengenai aktivitas dan dan siswa dalam kegiatan pembelajaran PPKn menggunakan model active learning tipe role reversal question. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I, secara keseluruhan pelaksanaan pembelajaran PPKn menggunakan model active learning tipe role reversal question sudah berjalan dengan baik. Namun dalam pertemuan pertama pada siklus I guru menjelaskan kegiatan pembelajaran saat siswa sedang melakukan diskusi secara berkelompok. Hal tersebut yang menjadikan kendala, karena guru seharusnya menjelaskan kegiatan pembelajaran sebelum melakukan diskusi.

Proses belajar siswa menjadi terganggu, karena disaat sedang berdiskusi, guru menjelaskan rangkaian kegiatan pembelajaran secara singkat. Beberapa siswa mendengarkan penjelasan guru namun yang lain fokus dengan diskusi. Setelah kegiatan diskusi selesai guru menugaskan siswa untuk membuat pertanyaan individu. Terdapat siswa yang masih bingung mengenai tugas tersebut, sehingga guru menjelaskan kembali mengenai pertanyaan yang dibuat. Pada kegiatan tanya jawab dengan bertukar peran, guru menjelaskan aturan pertukaran peran. Hal tersebut dilakukan karena siswa belum mengerti aturan yang diberlakukan saat kegiatan tanya jawab dengan bertukar peran. Setelah siswa mengerti, dilakukan kegiatan tanya jawab dengan bertukar peran.

Upaya yang perlu dilakukan sebagai perbaikan tindakan agar guru tidak melakukan penjelasan kegiatan pembelajaran secara berulang-ulang pada siklus II yaitu dengan menjelaskan kegiatan pembelajaran sebelum kegiatan diskusi. Siswa diberikan pemahaman terlebih dahulu mengenai kegiatan pembelajaran. Setelah siswa paham, kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana yang dibuat. Guru diharapkan untuk membimbing dan mengarahkan siswa agar kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik.

Sedangkan untuk aktivitas siswa pada pembelajaran PPKn menggunakan model active learning tipe role reversal question terdapat 4 aspek yang diamati yaitu kerjsama, tanggung jawab, mengajukan dan menjawab pertanyaan. Aspek kerjasama, tanggung jawab, serta mengajukan pertanyaan sudah baik. Dalam kegiatan pembelajaran siswa sudah melakukan kerjasama dalam diskusi kelompok dengan baik. Masing-masing anggota menunjukkan keaktifan dalam berdiskusi, sehingga tampak sikap tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas kelompok. Selain itu pada saat membuat pertanyaan individu dan mengerjakan soal evaluasi yang diberikan pada akhir siklus I, masing-masing siswa mengerjakan dengan sungguh-sungguh. Sebagian besar siswa juga sudah mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi. Dengan diskusi kelompok siswa mengetahui materi yang sedang dipelajari sehingga memudahkan siswa untuk membuat pertanyaan.

Aktivitas yang tergolong masih rendah terletak pada aktivitas menjawab pertanyaan. Pada aspek tersebut dirasa kurang maksimal karena masih terdapat siswa yang kurang percaya diri untuk menjawab pertanyaan. Masih banyak siswa yang belum berani mengangkat tangan ketika diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan, hal tersebut disebabkan karena siswa malu jika saat menjawab pertanyaan masih salah, sehingga siswa berfikir lebih baik tidak mengacungkan tangan dan menjawab pertanyaan yang ada. Kendala tersebut perlu ditangani untuk itu dilakukan upaya perbaikan tindakan agar kegiatan dalam penerapan model active learning tipe role reversal question dapat berjalan baik, serta dapat memunculkan sikap siswa yang sesuai dengan harapan.

Upaya yang perlu dilakukan sebagai perbaikan tindakan yaitu guru memberikan motivasi kepada siswa agar berani menjawab pertanyaan saat kegiatan tanya jawab dilakukan. Selain itu guru selalu memberikan peluang bagi siswa yang belum pernah menjawab pertanyaan, sehingga semua siswa mendapat kesempatan yang sama untuk menjawab pertanyaan. Setiap ada jawaban yang salah maka guru memberikan penjelasan mengenai jawaban yang benar. Hasil refleksi dan upaya perbaikan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

 

Tabel 13. Hasil Refleksi dan Upaya Perbaikan Tindakan pada Siklus I

Hasil Refleksi

Upaya Perbaiki Tindakan

Penjelasan mengenai kegiatan pembelajaran belum sesuai dengan langkah-langkah yang direncanakan sebelumnya yaitu sebelum kegiatan diskusi namun guru melaksanakan diskusi berlangsung

Menjelaskan kegiatan pembelajaran sebelum kegiatan diskusi. Siswa diberikan pemahaman terlebih dahulu mengenai kegiatan pembelajaran. Setelah paham, kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana yang dibuat. guru membimbing dan mengarahkan siswa agar kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik.

Aktivitas menjawab siswa masih rendah. Siswa kurang percaya diri dan takut menjawab salah.

Guru memberikan motivasi kepada siswa agar berani menjawab pertanyaan. Guru selalu memberikan peluang bagi siswa yang belum pernah menjawab pertanyaan. Jika ada jawaban yang salah maka guru meberikan penjelasab mengenai jawaban yang benar.

 

4.1.5 Pelaksanaan Penelitian Tindakan Siklus II

 a.     Perencanaan

 Perencanaan pada siklus II hampir sama dengan perencanaan pada siklus I. Pelaksanaan tindakan kelas siklus II mengacu pada hasil refleksi pada penelitian tindakan kelas siklus I. Kendala yang ditemui pada pelaksanaan tindakan kelas siklus I diupayakan untuk dapat diantisipasi, agar tidak terjadi kendala yang sama pada siklus II. Berdasarkan refleksi pada siklus I, peneliti merancang tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II yang meliputi:

 

1)  Peneliti bersama guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang Kompetensi Dasar yang harus dicapai dengan menggunakan model active learning tipe role reversal question. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun oleh peneliti dengan pertimbangan dari dosen pembimbing dan guru yang bersangkutan.

 

2)  Mempersiapkan sumber dan alat pembelajaran yang akan digunakan dalam setiap kali pelaksanaan tindakan, seperti buku paket, kartu pertanyaan, lembar kerja siswa, serta lembar evaluasi yang digunakan pada akhir siklus.

 

3)  Menyiapkan beberapa instrument penelitian seperti lembar pengamatan siswa dan guru.

 

4)  Melaksanakan pembelajaran PPKn dengan model active learning tipe role reversal question.

5)  Memastikan guru memberikan penjelasan mengenai kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana yang dibuat yaitu sebelum kegiatan diskusi. Guru membimbing dan mengarahkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, agar berjalan dengan baik.

 

6)  Pada saat kegiatan tanya jawab, guru memberikan motivasi kepada siswa agar berani menjawab pertanyaan. Guru selalu memberikan peluang bagi siswa yang belum pernah menjawab pertanyaan. Jika ada jawaban yang salah maka guru memberikan penjelasan mengenai jawaban yang benar.

 

b.    Pelaksanaan Tindakan

 Siklus II dilaksanakan pada Kompetensi Dasar “memahami nilai-nilai pancasila sebagai ideologi dasar negara dan pandangan hidup bangsa”. Berikut uraian pelaksanaan tindakan dan hasil pengamatan siklus II.

 1) Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan 1

 Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan 1, dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 29 Agustus 2017 pukul 11.20-12.50 WITA. Deskripsi pelaksanaannya adalah sebagai berikut.

 

a) Kegiatan awal

 Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian dilanjutkan dengan mengkondisikan siswa untuk siap menerima pelajaran. Guru menugaskan siswa untuk mengeluarkan buku PPKn beserta alat tulis yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran.

 

b) Kegiatan inti

 Guru memberikan penjelasan kepada siswa mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dalam pembelajaran PPKn, yaitu akan ada tugas diskusi secara berkelompok, dilanjutkan dengan membuat pertanyaan secara individu mengenai materi yang sedang dipelajari. Setelah membuat pertanyaan secara individu kegiatan selanjutnya yaitu tanya jawab (bertukar peran), dengan ketentuan jika guru menjadi siswa maka guru memberikan pertanyaan yang sudah disiapkan (kartu pertanyaan), kemudian siswa menjawab pertanyaan tersebut, begitu pula sebaliknya. Jika siswa yang memberikan pertanyaan dan guru menjawab.

Setelah siswa mengerti penjelasan yang diberikan guru mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, siswa dibagi menjadi 6 kelompok secara heterogen. Masing-masing kelompok terdiri dari 6 siswa. Kemudian siswa berkumpul dan mengatur tempat duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Secara berkelompok siswa dibagi lembar kerja diskusi. Siswa melakukan diskusi kelompok dengan materi nilai-nilai pancasila sebagai ideologi dasar negara  dan pandangan hidup bangsa diskusi berjalan dengan baik, siswa aktif dalam diskusi kelompok. Hasil diskusi yang sudah dilakukan siswa secara berkelompok ditulis pada lembar yang sudah disiapkan.

Setelah melakukan kegiatan diskusi secara berkelompok siswa diberikan tugas individu yaitu membuat pertanyaan mengenai materi makna nilai-nilai pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa. Siswa menuliskan pertanyaannya pada lembar yang sudah disiapkan.

Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan siswa dan guru bertukar peran untuk tanya jawab. Guru mengajukan pertanyaan yang sudah dibuat sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, dan siswa berusaha untuk menjawab. Setelah itu dilakukan perputaran peran agar siswa dapat mengajukan pertanyaan yang sudah di buat setelah kegiatan diskusi kelompok. Saat salah satu siswa mengajukan pertanyaan. Saat siswa mengajukan guru tidak langsung menjawab melainkan memberi kesempatan kepada siswa lain untuk berusaha menjawab pertanyaan dari temannya. Dari kegiatan tersebut terlihat bahwa hampir seluruh siswa aktif dalam menjawab pertanyaan yang baik dari guru maupun dari siswa lainnya.

Motivasi selalu diberikan guru agar siswa berani mengajukan pertanyaan maupun manjawab pertanyaan. Siswa yang kurang aktif dalam kegiatan tanya jawab diberikan banyak kesempatan agar kegiatan pembelajaran tidak didominasi oleh siswa tertentu. Guru menghargai setiap usaha siswa dalam mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan. Jika ada siswa yang salah dalam menjawab pertanyaan guru memberikan dorongan untuk tidak berputus asa dan tetap berusaha mencoba menjawab pertanyaan yang lain.

 

c) Kegiatan akhir

 

Pada akhir kegiatan pembelajaran siswa dibimbing guru untuk menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam.

2) Pelaksanaan siklus II Pertemuan II

 

Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Selasa 5 September 2017 pukul 11.20-12.50 WITA. Deskripsi pelaksanaannya sebagai berikut.

 

a) Kegiatan awal

 

Pada awal kegiatan guru membuka pelajaran dengan mengucap salam, kemudian dilanjutkan dengan mengkondisikan siswa untuk siap menerima pelajaran. Setelah siswa dipersiapkan untuk mengikuti pelajaran, Guru mengajak siswa untuk mempelajari materi pelajaran secara bersama-sama.

 

b) Kegiatan inti

 

Guru memberikan penjelasan kepada siswa mengenai kegiatan pembelajaran yaitu akan ada tugas diskusi secara berkelompok, dilanjutkan dengan membuat pertanyaan secara individu mengenai materi yang sedang dipelajari, setelah itu dilakukan tanya jawab (bertukar peran), dengan ketentuan jika guru menjadi siswa maka guru memberikan pertanyaan yang sudah disiapkan (kartu pertanyaan), kemudian siswa menjawab pertanyaan tersebut, begitu pula sebaliknya. Jika siswa yang memberikan pertanyaan dan guru menjawab.

Siswa dibagi menjadi 6 kelompok secara heterogen. Masing-masing kelompok terdiri dari 6 siswa. Siswa berkumpul dan mengatur tempat duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Secara berkelompok siswa dibagi lembar kerja diskusi kemudian melakukan diskusi mengenai nilai-nilai pancasila sebagai ideologi Negara  Kegiatan diskusi berjalan dengan baik. Siswa aktif dalam diskusi kelompok, hampir tidak ada siswa yang pasif karena dalam kegiatan diskusi menarik siswa untuk saling bekerjasama. Hasil diskusi yang sudah dilakukan siswa secara berkelompok ditulis pada lembar yang sudah disiapkan.

Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan siswa dan guru melakukan pertukaran peran untuk tanya jawab. Dari kegiatan tanya jawab dengan bertukar peran terlihat bahwa seluruh siswa aktif dalam menjawab pertanyaan maupun memberikan pertanyaan. Guru memberikan banyak kesempatan bagi kepada siswa yang belum pernah mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan, sehingga tidak ada dominasi siswa dalam kegiatan tanya jawab. Kegiatan siswa saat diberikan kesempatan menjawab oleh guru.

 

c) Kegiatan akhir

 

Pada kegiatan akhir semua siswa kembali ke tempat duduk masing-masing. Siswa di bimbing guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran, kemudian secara individu siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru. Kegiatan siswa mengerjakan soal evaluasi. Guru menutup pelajaran dengan memberikan motivasi kepada siswa untuk tetap berprestasi dan aktif sesuai dengan minat, bakat dan kemauan. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucap salam.

c.   Pengamatan Siklus II

Pengamatan siklus II sama seperti      pada siklus I, yaitu menggunakan tes hasil belajar, lembar observasi dan dokumentasi.

1) Hasil Belajar.

 

Hasil belajar diperoleh dari tes yang dilakukan pada setiap akhir siklus. Data yang diperoleh berupa angka mengenai nilai yang diperoleh masing-masing siswa terhadap soal yang dikerjakan setelah diterapkannya model active learning tipe role reversal question dalam proses pembelajaran PPKn. Hasil belajar siswa pada siklus II dapat dikelompokkan berdasarkan rentang nilainya. Pengelompokkan nilai siswa pada siklus II untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 14. Pengelompokan Nilai Siswa pada Siklus II

Nilai

Kriteria

Jumlah siswa

Presentase

0-49

Sangat kurang

0

0%

50-59

Kurang

0

0%

60-69

Cukup

2

2,78%

70-79

Baik

6

16,67%

85-100

Sangat baik

28

80,56%

 

Tabel diatas menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang memperoleh nilai 0-59. Siswa yang memperoleh nilai 60-69 atau pada kriteria cukup berjumlah 2 siswa. Siswa yang memperoleh nilai 70-79 atau pada kriteria baik berjumlah 6 siswa. Sedangkan nilai 85-100 atau pada kriteria sangat baik berjumlah 28 siswa. Berdasarkan pengelompokan nilai diatas maka diperoleh hasil belajar siswa pada siklus I yang dapat dilihat pada tabel berikut.

 

Tabel 15. Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

No

Keterangan

Siklus II

1

Nilai ≥70

97%

2

Nilai <70

3%

 

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebanyak 35 siswa atau 97% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥70. Sedangkan 1 siswa atau 3% dari jumlah siswa memperoleh nilai <70. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 86,25. Berdasarkan data tersebut dapat diperoleh capaian hasil belajar siswa pada siklus II yang dapat dilihat pada tabel berikut.

 

 

 

Tabel 16.Capaian Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

Hasil Belajar

Siswa

Siklus I

Siklus II

Frekuensi

%

Frekuensi

%

≥70

25

69

35

97

<70

11

31

1

3

 


Data tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran PKn dengan menggunakan model active learning tipe role reversal question pada siswa kelas VIII SMPN 10 Mataram dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥70 sebesar 69% meningkat sebesar 28% menjadi 97% pada siklus II. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I 75,27 meningkat sebesar 10,97% menjadi 86,25 pada siklus II.

Berdasarkan data yang diperoleh pada pra tindakan, siklus I dan siklus II, dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar PPKn siswa kelas VIII SMPN 10 Mataram dengan menerapkan model active learning tipe role reversal question. Berikut ini capaian hasil belajar PPKn dengan model active learning tipe role reversal question pada siswa kelas VIII SMPN 10 Mataram pada pra tindakan, siklus I dan siklus II.

Tabel 17. Capaian Hasil Belajar PPKn menggunakan Model Active Learning Tipe Role Reversal Question pada Siswa Kelas VIII SMPN 10 Mataram

Hasil

Belajar

Siswa

Pra tindakan

Siklus I

Siklus II

Frekuensi

%

Frekuensi

%

Frekuensi

%

≥70

16

4

25

69

35

97

<70

20

56

11

1

1

3

 

 

Peningkatan hasil belajar PPKn meningkat setelah menerapkan model active learning tipe role reversal question pada siswa kelas VIII SMPN 10 Mataram pada siklus I dan siklus II.

Hasil belajar pada pra tindakan meningkat pada siklus I dan meningkat lagi pada sikus II. Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥70 memperoleh peningkatan sebesar 25% dari kondisi awal 44% menjadi 69% pada siklus I, kemudian meningkat lagi sebesar 28% menjadi 97% pada siklus II. Nilai rata-rata hasil belajar siswa naik 8,75% dari kondisi awal 66,53 menjadi 75,27 pada siklus I, dan meningkat lagi 10,97% menjadi 86,25 pada siklus II.

2) Lembar observasi

Obsevasi yang dilakukan sama dengan siklus I. Observasi dilakukan untuk melihat aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

 

a) Aktivitas guru

 

Pada penelitian tindakan kelas ini, aktivitas guru yang diamati mulai dari guru membuka pelajaran hingga kegiatan menutup pelajaran. Dari hasil pengamatan yang dilakukan secara keseluruhan siklus II pelaksanaan kegiatan pembelajaran PPKn menggunakan model active learning tipe role reversal question sudah terlaksana dengan baik. Guru memberikan penjelasan kepada siswa mengenai kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada kegiatan awal, sehingga suasana dan kondisi kelas nyaman serta kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik. Guru selalu memberikan bimbingan dan motivasi sehingga seluruh siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran.

b) Aktivitas siswa

Pada penelitian tindakan kelas ini, pengamatan dilakukan dari awal kegiatan pembelajaran sampai dengan akhir kegiatan pembelajaran. Pengamatan dilakukan terhadap aktifitas siswa selama berlangsungnya tindakan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi.

Pada penelitian tindakan kelas ini aktivitas siswa yang diamati terdiri dari 4 aspek yaitu kerjasama, tanggung jawab, mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan. Aspek kerjasama dilihat dari siswa dapat bekerjasama dengan siswa lainnya dalam kegiatan kelompok. Aspek tanggung jawab dilihat dari siswa bertanggung jawab, baik melaksanakan tugas kelompok maupun tugas individu. Aspek mengajukan pertanyaan yang dilihat dari siswa mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan materi pelajaran. Aspek menjawab pertanyaan dilihat dari siswa menjawab pertanyaan yang di berikan guru maupun siswa lain dengan benar.

Berdasarkan hasil pengamatan siklus II yang dilakukan terlihat bahwa 95% dari jumlah siswa kerjasama dengan baik, 97% dari jumlah siswa dapat bertanggung jawab mengenai tugas baik dikerjakan secara individu maupun kelompok, 93% dari jumlah siswa sudah dapat mengajukan pertanyaan sesuai materi, 85% dari jumlah siswa sudah menjawab pertanyaan dengan benar. Berikut ini tabel tentang persentase setiap aspek aktivitas siswa pada siklus II.

Tabel 18. Persentase setiap Aspek Aktivitas Siswa pada Siklus II

No

Aktivitas yang diamati

Persentase

(%)

Kategori

1

Kerjasama

95

Sangat baik

2

Tanggung Jawab

97

Sangat baik

3

Mengajukan Pertanyaan

93

Sangat baik

4

Menjawab Pertanyaan

85

Sangat Baik

 

Aktivitas siswa yang tergolong rendah pada siklus I meningkat pada siklus II. Aktivitas menjawab pertanyaan yang dilakukan siswa saat kegiatan tanya jawab sudah banyak bermunculan dan mengalami peningkatan. Jika pada siklus I hanya beberapa siswa saja yang aktif menjawab pertanyaan, pada siklus II hampir seluruh siswa mengacungkan tangan dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru maupun siswa lainnya. Setelah ada yang mengajukan pertanyaan, seluruh siswa berlomba-lomba untuk memperoleh kesempatan untuk menjawab.

Pada siklus II guru memberikan kesempatan lebih bagi siswa yang belum pernah menjawab pertanyaan. disamping itu guru membimbing dan mengarahkan siswa untuk dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Jika terdapat siswa yang belum dapat menjawab pertanyaan dengan benar maka guru memberi motivasi untuk tidak putus asa. Guru juga tetap memberikan penguatan secara lisan kepada siswa yang sudah berani mencoba menjawab pertanyaan.

Aspek kerjasama, tanggung jawab serta mengajukan pertanyaan pada siklus II mengalami kenaikan. Siswa sangat antusias dengan kegiatan diskusi yang melibatkan kerjasama antar anggota kelompok. Masing-masing siswa bertanggung jawab mengenai tugas kelompok maupun individu yang diberikan guru dalam pembelajaran. Dalam kegiatan tanya jawab dengan bertukar peran, hampir seluruh siswa sudah mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi pelajaran. Siswa sudah faham betul bahwa dalam membuat pertanyaan disesuaikan dengan materi yang sedang dipelajari.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II. Aktivitas kerjasama pada siklus I 76% meningkat 19% menjadi 95% pada siklus II. Aktivitas tanggung jawab pada siklus I  75% meningkat 22% menjadi 97% pada siklus II. Aktivitas bertanya pada siklus I 85% meningkat 8% menjadi 93% pada siklus II. Aktivitas menjawab pertanyaan pada siklus I  58% meningkat 27% menjadi 85% pada siklus II.

 

Tabel 19. Persentase setiap Aspek Aktivitas Siswa pada Siklus I dan Siklus II

Aktivitas yang diamati

Siklus I (%)

Siklus II (%)

Kenaikan (%)

Kerjasama

76

95

19

Tanggung jawab

75

97

22

Mengajukan  pertanyaan

85

93

8

Menjawab pertanyaan

58

85

27

 

Beberapa aspek aktivitas siswa pada siklus I meningkat pada siklus II. Persentase setiap aspek aktivitas baik pada siklus I dan II dapat dilihat pada diagram berikut.


3) Dokumentasi

 

Dokumentasi yang digunakan untuk mendukung serta melengkapi data-data penelitian berupa lembar observasi siswa dan guru, daftar nilai, serta RPP yang digunakan dalam penerapan model active learning tipe role reversal question.

 

d.   Refleksi

 

Refleksi dilakukan berdasarkan hasil belajar PPKn dengan menggunakan model active learning tipe role reversal question pada siswa kelas VIII SMPN 10 Mataram. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa menggunakan model active learning tipe role reversal question.

 

Hasil belajar PPKn selama proses pembelajaran pada siklus II sebanyak 36 siswa yang memenuhi kriteria keberhasilan tindakan yang telah ditentukan. Hasil belajar siswa yang tergolong belum mencapai nilai ≥70 pada siklus I sudah meningkat sehingga kriteria keberhasilan yang ditentukan tercapai pada siklus II. Jika pada siklus I siswa yang memenuhi kriteria keberhasilan tindakan berjumlah 25 atau 69% dari jumlah siswa maka pada siklus II meningkat 28% menjadi 36 atau 97% dari jumlah siswa.

 

Pada siklus II kegiatan siswa lebih terarah. Guru sudah melaksanakan kegiataan pembelajaran sesuai dengan rencana yang dibuat sehingga jalannya pembelajaran dengan baik. Guru memberi dorongan agar siswa percaya diri terutama dalam menjawab pertanyaan. Guru juga membimbing siswa untuk menjawab pertanyaan dengan benar. Selain itu guru menekankan bahwa selama siswa diberi kesempatan untuk menjawab gunakan kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya, jika jawaban kurang tepat maka guru memberi penguatan memberi penjelasan mengenai jawaban yang benar dan tetap mengapresiasi siswa yang sudah berani menjawab pertanyaan.

 

Upaya perbaikan yang dilakukan oleh guru menjadikan keempat aspek aktivitas siswa yang diharapkan dalam penerapan model active learning tipe role reversal question meningkat pada siklus II. Jika siklus I terdapat aspek aktivitas siswa yang masih berada dalam kriteria kurang, maka pada siklus II keseluruhan aspek aktivitas siswa pada kriteria baik.

 

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada pelaksanaan pembelajaran PPKn menggunakan model active learning tipe role reversal question, hasil belajar PPKn pada sikus II sudah mencapai kriteria keberhasilan tindakan. Siswa yang mencapai kriteria keberhasilan tindakan pada siklus II adalah 36 siswa atau 97% dari jumlah siswa. Itu artinya 97% dari jumlah siswa memperoleh nilai ≥70. Dari hasil yang telah terpenuhi maka dari itu penelitian ini dihentikan pada siklus II.

4.2 Pembahasan

 

Pada tahap pra tindakan yang diberikan oleh 36 siswa, diperoleh nilai rata-rata hasil belajar sebesar 66,53. Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥70 berjumlah 16 siswa atau 44% , sedangkan 20 siswa atau 56% dari jumlah siswa memperoleh nilai <70. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa untuk mata pelajaran PPKn di SMPN 10 Mataram masih cukup jauh dari target yang diharapkan. Untuk itu peneliti merasa perlu melakukan penelitian tindakan guna meningkatkan hasil belajar yang belum sesuai dengan harapan. Melihat hal tersebut, peneliti berusaha meningkatkan hasil belajar PPKn pada siswa kelas VIII SMPN 10 Mataram dengan menggunakan model active learning tipe role reversal question.

 

Pada siklus I terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar sebesar 8,75% yaitu dari 66,53 pada kondisi awal menjadi 75,27. Jumlah siswa yang memperoleh nilai

 

≥70 mengalami peningkatan sebesar 25% dari kondisi awal 44% menjadi 69%. Hal ini membuktikan bahwa tindakan pada siklus I memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn.

 

Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I disebabkan oleh model active learning tipe role reversal question yang diterapkan oleh guru. Model active learning tipe role reversal question menekankan pada aktivitas tanya jawab dengan bertukar peran (Silberman Mel, 2007: 149). Pelaksanaan pembelajaran dimodifikasi dengan mempertimbangkan kemampuan dan kebutuhan siswa. Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru menjelaskan rangkaian kegiatan pembelajaran termasuk aturan tanya jawab dengan bertukar peran. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk melakukan diskusi mengenai materi pelajaran. Kegiatan dilanjutkan dengan membuat pertanyaan individu agar pertanyaan yang muncul sesuai dengan materi yang dipelajari. Setelah siswa membuat pertanyaan individu kegiatan selanjutnya yaitu tanyajawab dengan bertukar peran. Guru memberikan umpan balik terhadap jawaban siswa.

 

Pelaksanaan pembelajaran PKn dengan menerapkan model active learning tipe role reversal question pada siklus I sudah berjalan dengan baik. Meskipun terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki yakni pada aktivitas guru dalam menjelaskan kegiatan pembelajaran kepada siswa dan masih rendahnya aktivitas menjawab pertanyaan. Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I pertemuan pertama guru tidak menjelaskan kegiatan pembelajaran seperti adanya diskusi, membuat pertanyaan individu, dan melakukan pertukaran peran untuk tanya jawab pada awal kegiatan pembelajaran, namun pada saat siswa melakukan diskusi kelompok. Setelah melakukan apersepsi guru langsung membagi siswa dalam beberapa kelompok. Saat diskusi sedang berjalan, guru baru menjelaskan kegiatan belajar yang akan dilakukan. Hal tersebut menjadikan jalannya pembelajaran tidak terkondisi. Disaat melakukan diskusi kelompok, siswa harus mendengarkan penjelasan guru. Terdapat beberapa siswa yang tidak mendengarkan penjelasan guru sehingga setiap melanjutkan kegiatan lain guru menjelaskan kembali kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.

 

Dalam penerapan model active learning tipe role reversal question terdapat aktivitas siswa yang diamati dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan pembelajaran dengan menggunakan instrument lembar pengamatan aktivitas siswa. Aktivitas yang diamati selama proses pembelajaran dibagi menjadi 4 aspek mulai dari kejasama, tanggung jawab, mengajukan dan menjawab pertanyaan. Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I aktivitas siswa dalam aspek kerjasama, tanggung jawab dan mengajukan pertanyaan sudah mencapai kriteria baik. Sedangkan aspek menjawab pertanyaan masih tergolong kurang. Aktivitas menjawab pertanyaan pada siklus I masih rendah karena beberapa siswa masih malu untuk mengacungkan tangan saat diberikan kesempatan menjawab. Selain itu beberapa siswa takut jika salah menjawab pertanyaan.

 

Kendala yang muncul pada siklus I diperbaiki pada siklus II. Pada siklus II guru menjelaskan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu pada awal kegiatan. Setelah siswa mengerti, kegiatan selanjutnya baru dilakukan. Guru selalu membimbing dan mengarahkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Guru juga memberikan dorongan serta motivasi kepada siswa agar aktif dalam pembelajaran. Sesuai dengan pendapat Sugihartono, dkk (2007: 85) salah satu peran guru dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai motivator. Sebagai seorang motivator, guru dituntut untuk mampu mendorong siswanya agar senantiasa memiliki motivasi tinggi dan aktif dalam belajar. Dalam hal ini guru memberikan dorongan dan motivasi kepada untuk berani mengajukan pertanyaan serta menjawab pertanyaan pada saat kegiatan tanyajawab. Bagi siswa yang belum pernah menjawab pertanyaan diberi banyak kesempatan, agar tidak ada siswa yang dominan dalam menjawab pertanyaan.

 

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus II yang dilakukan guru lebih baik daripada siklus I. Guru sudah menerapkan dan mengorganisasikan pembelajaran PPKn menggunakan model active learning tipe role reversal question dengan lebih baik. Kegiatan siswa dalam pembelajaran lebih terkondisi dan berurutan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Seluruh siswa sudah aktif dalam kegiatan pembelajaran.

 

Hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus II menunjukkan bahwa siswa lebih aktif, senang dan bersemangat mengikuti pembelajaran. Setelah siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai kegiatan yang dilakukan, siswa langsung berinisiatif sendiri berkumpul dengan kelompok masing-masing untuk berdiskusi dan menuliskan hasil diskusinya dengan baik pada lembar diskusi yang sudah disiapkan. Setelah selesai berdiskusi siswa langsung meminta lembar untuk membuat pertanyaan individu dan sangat antusias untuk melakukan tanya jawab dengan bertukar peran. Siswa yang belum benar dalam menjawab pertanyaan tidak disalahkan oleh guru, namun diberikan penjelasan mengenai jawaban yang benar. Siswa juga diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan lain dan tetap diberikan motivasi untuk tetap berani menjawab pertanyaan.

 

 

Hasil belajar siswa setelah dilakukan perbaikan tindakan pada siklus II mengalami kenaikan secara signifikan dari pra tindakan, siklus I dan sikus II. Nilai rata-rata hasil belajar siswa naik 8,75% dari kondisi awal 66,53 menjadi 75,27 pada siklus I, dan meningkat lagi 10,97% menjadi 86,25 pada siklus II. Siswa yang memperoleh nilai ≥70 meningkat 25% dari kondisi awal 44% menjadi

69% pada siklus I, dan meningkat lagi 28% menjadi 97% pada siklus II. Dengan demikian siklus II sudah mencapai kriteria keberhasilan tindakan yang ditentukan yaitu 75% dari jumlah siswa memperoleh nilai ≥70, sehingga penelitian berhenti pada siklus II.

 

Peningkatan juga terjadi pada aktivitas siswa dalam penerapan model active learning tipe role reversal question pada mata pelajaran PPKn. Aktivitas kerjasama pada siklus I 76% meningkat 19% menjadi 95% pada siklus II.

 

Peningkatan yang terjadi pada siklus I dan sikus II tidak terlepas dari kegiatan guru yang telah menerapkan model active learning tipe role reversal question pada mata pelajaran PPKn sesuai dengan karakteristik model active learning menurut Moh. Sholeh Hamid (2011: 49-50) yaitu kegiatan pembelajaran menekankan pada aktivitas belajar siswa dan pembelajaran tidak hanya pasif siswa mendengarkan penjelasan guru. Kegiatan pembelajaran lebih didominasi pada aktivitas siswa dalam memperoleh pengalaman belajar secara langsung dengan bimbingan guru. Hal ini sesuai dengan pendapat R. Ibrahim dan Nana Syaodih (2010: 27) bahwa dalam pembelajaran guru hendaknya merencanakan pengajaran yang menuntut aktivitas siswa. Dengan menerapkan model active learning tipe role reversal question siswa tidak hanya aktif dalam pembelajaran, namun juga dibina untuk memiliki sikap cerdas, trampil, berfikir kritis, kreatif, sesuai dengan tujuan dan fungsi PPKn (Permendiknas No.22 Tahun 2006).

 4.3 Kerbatasan Penelitian

 Dalam penelitian ini masih terdapat keterbatasan peneliti. Keterbatasan tersebut yaitu penerapan model active learning tipe role reversal question dalam pelaksanaan pembelajaran PPKn dilakukan secara sederhana belum menggabungkan model active learning tipe lain.

 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

 

5.1  Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PPKn mengunakan model active learning tipe role reversal question dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 10 Mataram. Langkah-langkah model active learning tipe role reversal question meliputi; guru membuat pertanyaan sesuai materi sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, menjelaskan kegiatan pembelajaran, membagi siswa dalam beberapa kelompok, menugaskan siswa untuk melakukan diskusi kelompok, menugaskan siswa membuat pertanyaan individu, melakukan tanya jawab dengan bertukar peran dan memberikan umpan balik atas jawaban siswa.

Hal ini ditunjukkan dengan siswa yang memperoleh nilai ≥70 pada siklus I meningkat sebesar 25% dari kondisi awal 45% menjadi 69%. Kemudian siswa yang memperoleh nilai ≥70 pada siklus II mengalami peningkatan 28% menjadi 97%. Nilai rata-rata pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 8,75% dari kondisi awal 66,53 menjadi 75,28 pada siklus I kemudian pada siklus II nilai rata-rata mengalami peningkatan lagi sebesar 10,97% menjadi 86,25.

5.2  Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka terdapat beberapa saran sebagai berikut.

1.     Bagi siswa

Siswa hendaknya lebih berani dalam mengemukakan pendapat, pertanyaan dan ide yang dimiliki tidak hanya dalam pelajaran PPKn saja namun pada mata pelajaran yang lain. Hasil belajar PPKn siswa telah mengalami peningkatan setelah diberi tindakan menggunakan model active learning tipe role reversal question, oleh karena itu disarankan kepada siswa agar mempertahankan dan lebih rajin belajar sehingga hasil belajar yang diperoleh selalu baik.

2.     Bagi guru

Guru diharapkan dapat menggunakan model active learning tipe role reversal question dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran lain. Selain itu guru diharapkan dapat mengembangkan model active learning tipe role reversal question untuk menunjang kegiatan pembelajaran, sehingga dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa dalam memperoleh ilmu.

 

3.     Bagi sekolah

Pihak sekolah diharapkan memberikan pelatihan kepada guru tentang menerapkan kegiatan pembelajaran yang inovatif seperti model active learning tipe role reversal question. Sekolah juga menyediakan referensi buku tentang pembelajaran yang baik serta sarana penunjang lainnya sehingga guru memiliki wawasan pengetahuan, keterampilan, serta kreativitas dalam menerapkan model-model pembelajaran.

4.     Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan model active learning tipe role reversal question pada mata pelajaran yang berbeda dan lebih memperhatikan aktivitas siswa saat bertukar peran.


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Agus Suprijono. (2009). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

 

A. Ubaedillah & Abdul Rozak. (2013). Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education): Pancasila, demokrasi, hak asasi manusia dan masyarakat madani. Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah

 

Ari Samandhi. (2009). Pembelajaran Aktif (Active Learning). Jakarta: Teaching Improvement Worshop Enginering Education Develompment Project.

 

Baharudin & Esa Nur Wahyuni. (2009). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

 

Diana Mutiah. (2010). Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada

 

Desmita. (2009). Psikologi Perekembangan Peserta Didik: Panduan Bagi Orang Tua Dan Guru Dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, SMA. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

 

Hamruni. (2011). Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.

 

Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad. (2012). Belajar dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

 

Hiszyam Zaini. (2008). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Insan Madani.

 

Hollingsworth, Pat & Gina Lewis. (2008). Pembelajaran Aktif: Meningkatkan Keasyikan Kegiatan Di Kelas. Penerjemah: Dwi Wulandari. Jakarta: Indeks.

 

Moh. Sholeh Hamid. (2011). Metode Edutaiment. Yogyakarta: Diva Press.

 

Muhammad Thobroni & Arik Mustofa. (2013). Belajar & Pembelajaran: Pengembangan Wacana Dan Praktik Pembelajaran Dalam Pembangunan Nasional . Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

 

Muhibinsyah (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Press.

 

Nana Sudjana. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Naswatul Lailah. (2003). Konsep Dasar Active Learning Dan Relevansinya Dengan Pengajaran Muhadatsah. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Yogyakarta.

 

Oemar Hamalik. (2006). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

 

Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Dasar. Diakses dari http://bnsp-indonesia.org/id/?page_id=103 pada tanggal 28 Januari 2016, jam 16.36 WIB

 

Redja Mudyahardjo. (2012). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

 

R. Ibrahim dan Nana Syaodih Sukmadinata. (2010). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka

 

Redja Mudyahardjo. (2012). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

 

Rusman. (2010). Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Rajawali Press.

 

Samsuri. (2011). Model Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Kompetensi Warga Negara. Diakses dari eprints.uny.ac.id/4999/ pada tanggal 29 Januari 2016, jam 10.16 WIB

 

Silberman, Mel. (2007). Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Penerjemah: Sarjuli. Yogyakarta: Insan Madani.

 

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

 

Suyono & Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

 

Suharsimi Arikunto. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

No comments:

Post a Comment