Peran guru sebagai aktor utama dalam pendidikan
Guru merupakan salah satu aktor dengan peran yang paling penting dalam pendidikan peran dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagai pendidik, guru harus berdedikasi dalam mengajar siswanya, inovatif dalam pembelajaran, dan kreatif dalam mengembangkan perangkat pembelajaran. Guru memiliki tugas ideal tidak hanya mengajar, tetapi juga menjadi pendidik bagi siswanya. Jadi, guru yang hanya mengajarkan ilmu atau memberikan ilmu kepada siswa, guru tipe ini disebut guru, dan guru yang ikut serta dalam keseluruhan proses pembelajaran, dinamisasi siswa dan menanamkan nilai-nilai luhur, guru tipe ini disebut guru.
Dalam Journal of Educational Leaders, menurut Dedi Supriadi, ada lima kriteria guru untuk memenuhi syarat sebagai ahli, antara lain berinteraksi dengan siswa selama proses pembelajaran, menguasai materi yang diajarkan, dapat menilai pembelajarannya dengan berbagai cara, berpikir sistematis, dan menjadi bagian dari komunitas profesional mereka. Melihat wajah pendidik Indonesia saat ini, dari berbagai kriteria tersebut, tampaknya tidak semua guru dapat memenuhinya. Kesimpulan survei menunjukkan bahwa pada umumnya guru berkomitmen untuk menjalankan profesi keguruannya dengan baik, namun terkadang guru menemui kendala, seperti berbagai kelemahan terkait mekanisme pengajaran, pengajaran yang tidak memadai, pandangan atau fasilitas pendukung. Jadi, tentunya harus ada upaya peningkatan kompetensi profesional guru sebagai penyelenggara pendidikan di negeri ini. Dari proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah, masih banyak guru yang belum mumpuni dalam menggunakan metode dan sarana pembelajaran, dan sampai saat ini masih banyak guru yang tidak memiliki perlengkapan sekolah.
Kenyataannya, banyak guru masih merasa sangat nyaman mengajar hanya dengan mengacu pada buku teks. Jadi jika guru melakukan ini sambil mengajar, materi yang tersisa masih sangat sedikit. Oleh karena itu, guru harus memiliki cara pandang yang terbuka (moderat), khususnya guru harus memahami bahwa proses pembelajaran antara guru dan siswa adalah dialog, proses pembelajaran tidak terbatas di kelas tetapi dapat dilakukan dimana-mana. Hal ini juga sangat penting untuk meningkatkan keterampilan guru. Di sisi lain, guru yang berpandangan konservatif terkadang hanya mengajar, masih menggunakan metode konvensional dalam mengajar dan terkadang sedikit menggunakan alat bantu belajar saat mengajar. Secara umum, tipe moderat cenderung muncul pada guru muda dengan pengalaman mengajar kurang dari 20 tahun. Sedangkan gaya konservatif ditujukan untuk guru yang sudah berpengalaman mengajar lebih dari 20 tahun.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan membuat program sertifikasi guru yang merupakan bentuk pengakuan negara terhadap profesionalisme guru. Tentu, program guru merupakan dorongan untuk meningkatkan profesionalisme guru mengingat situasi gaji guru yang rendah di Indonesia.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan, program sertifikasi dianggap sangat penting bagi guru, karena selain berfungsi sebagai penghargaan profesional, sertifikat juga dipahami sebagai riword. Namun, meskipun program sertifikasi telah berjalan selama beberapa tahun, kualitas pendidikan nasional tidak meningkat, bahkan guru sendiri sebagai agen pendidikan mengakui bahwa kualitas pendidikan tidak berubah. Oleh karena itu, pemerintah harus melakukan upaya yang lebih tepat untuk mengatasi masalah rendahnya mutu pendidikan di Indonesia, namun tanpa mempengaruhi hak-hak guru.
Sebagai guru yang memiliki peran yang sangat penting dalam upaya negara untuk meningkatkan sumber daya manusia, tanpa kehadiran guru yang profesional, generasi yang unggul tidak akan pernah bisa diharapkan. Jadi kesehatan mereka juga harus diperhatikan. Dalam suatu sistem pembelajaran, guru merupakan aktor utama dalam setiap proses pembelajaran. Sebagai seorang guru yang tidak terlepas dari tanggung jawab yang besar dalam mengarahkan siswa, tidak jarang guru secara tidak sadar melakukan kesalahan yang pada akhirnya siswa meniru atau menirunya. Guru sebagai agen memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran disini, karena siswa tidak pandai mendengarkan gurunya, tetapi mereka dengan mudah meniru apa yang dilihatnya.
Oleh karena itu, guru harus sangat berhati-hati saat berbicara dan bersikap saat mengajar di kelas. Sikap atau perilaku siswa terhadap gurunya, yaitu cara seorang guru berperilaku terhadap siswanya. Karena murid adalah persepsi guru. Sebagai guru, kita harus memberikan nasihat atau arahan tentang teladan dan etika yang baik. Namun, hal ini juga harus diimbangi dengan tindakan yang kita lakukan. Jika guru menasehati sopan santun tetapi guru sendiri tidak menerapkannya, maka siswa menirunya. Oleh karena itu, guru kita harus konsisten dalam nasihat dan tindakan yang kita ambil.
Peran Guru sebagai Guru dan Sebagai Pelaksana PTK
Sebagaiguru PTK, seorang guru tentu memiliki tanggung jawab yang lebih besar dari seorang guru hanya sebagai guru tanpa melakukan penelitian. Pada tahap perencanaan, peneliti/guru harus mempersiapkan lebih spesifik/detail, menetapkan tujuan perbaikan pembelajaran, RPP harus menyertakan pertanyaan untuk ditanyakan, merinci setiap langkah proses pembelajaran, kegiatan pembelajaran meningkat dan membuat pengaturan dengan teman sebaya akan membantu untuk mengamati mereka. Pada tahap implementasi, selain pengajaran biasa, guru yang bertanggungjawab melaksanakan PTK juga harus mengumpulkan data mengenai tindakan perbaikan yang dilakukan. Teknik pengumpulan dapat dilakukan dengan cara: membuat catatan kecil, menghafal dan mengerjakan tugas siswa, setelah selesai pembelajaran guru yang melakukan PTK perlu segera mengumpulkan data dan refleksi diri, jika data yang terkumpul masih belum memungkinkan untuk berdialog dengan siswa dan rekan untuk membantu mengamati Selama proses pembelajaran, setelah mengumpulkan data yang diperlukan, perlu untuk menganalisis data untuk membuat kesimpulan tindakan korektif dan akan digunakan sebagai masukan untuk rencana lebih lanjut. Pembicara LPTK. Kerjasama harus dilakukan agar mampu menganalisis secara menyeluruh permasalahan yang dihadapi. kemudian tindakan korektif direncanakan sesuai dengan sifat masalah teoritis yang terlibat, serta pengalaman di bidang serupa. Kerjasama dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti KKG, pertemuan PKG, pendekatan individu dan media.
No comments:
Post a Comment