Memandu mahasiswa agar menjadi pribadi yang memiliki pengetahuan luas dan tahu taat aturan dalam pengembangan kreatifitas serta inovatif yang lebih objektif kooperatif sehingga terbentuk atau tercipta Sumber Daya Manusia yang memiliki keragaman intelektual. Maka Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan terus merumuskan atau menyelenggarakan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) digulirkan. Bahkan pada akhir tahun 2021 yang siap dianggarkan untuk tahun berikutnya 2022 ini.
Maka kesempatan untuk mengajukan proposal tanggal 1 s.d 28 Februari 2021 pukul 23:59 WIB bagi mahasiswa diharapkan mengikuti ketentuan sebagai berikut:
1. Usulan proposal dedlain (6 – 13 Feb 2021)
2. Tindaklanjut evaluasi internal (14 – 20 Feb 2021)
3. Pemberian atau pembagian akuan Dosen pembimbing dan Mahasiwa (21-25 Feb 2021( oleh operator.
4. Langkah selanjutnya usahakan cek upload proposal (26-28 Feb 2021) oleh pimpinan dan operator.
Jenis-Jenis Program Kreativitas Mahasiswa (PKM)
PKM-K
PKM Bidang Kewirausahaan
PKM-KC
PKM Bidang Karsa Cipta
PKM-PM
PKM Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat
PKM-GFK
PKM Gagasan Futuristik Konstruktif
PKM-GT
PKM Gagasan Tertulis
PKM-AI
PKM Artikel Ilmiah
PKM-R
PKM Bidang Riset
PKM-PI
PKM Bidang Penerapan Iptek
Contoh Proposal PKM Mahasiswa
BIDANG ILMU : ILMU PERPUSTAKAAN
PROPOSAL PKM-AI
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PADA ETIKA KOMUNIKASI BERBASIS E- LEARNING PADA PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
PENDAHULUAN
Program studi ilmu perpustakaan perguruan tinggi muhammadiyah merupakan salah satu instansi yang didalamnya menekankan lulusan yang berdaya saing dalam hal Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni yang juga berbasis keagamaan yang menjadi ciri khasnya Amar Ma’ruf Nahi Mungkar. Secara fisik citra yang ditampilkan adalah bernafaskan islami, sejuk, dan rapi, anggun dalam moral unggul dalam intekektual. Dalam area lembaga ini dihuni oleh akademisi yang mendekatkan diri pada Allah SWT, namun juga tidak membatasi keyakinan akademisi lainnya.
Mahasiswa di awal masuk lingkungan kampus hijau dengan kesejukannya langsung memperkenalkan kekhasan kampus serta mengarahkan dan mewadahi mahasiswa untuk mempersiapkan diri mengikuti berbagai macam organisasi keagamaan secara khusus berada dibawah naungan perguruan tinggi muhammadiyah. Disana banyak mengajarkan bagaimana bersikap/beretika dalam aktivitas kehidupannya, tidak hanya pengetahuan umum saja.
Dinamika perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni mengharuskan mahasiswa melek akan teknologi terlebih lagi kalau perguruan tinggi muhammadiyah memiliki basis agama yang kuat, hal ini menempatkan lulusan juga harus tahu bagaimana mempergunakan teknologi dalam setiap aktivitas. Sebagai suatu konsekuensinya tingkat sumber daya manusia lebih berkualitas dalam soft dan hard skill. Manusia akan lebih dulu maju dibandingkan teknologi meskipun berbagai macam dan bentuk teknologi muncul di setiap era dengan beragam kegunaannya.
Dengan teknologi memungkinkan manusia berkomunikasi secara cepat dalam waktu detik, menit, hingga ber-jam. Tidak ada batasan dalam menerima, mengumpulkan dan membagi informasi. E-learning sebagai salah satu media teknologi informasi dan komunikasi pada proses pembelajaran, yang menjadi media pendukung keefektifan pembelajaran. E-learning adalah proses pembelajaran dengan menggunakan tatap muka dan media online. Menggabungkan dua pola pembelajaran seperti ini dapat membantu dosen dan mahasiswa dalam menyelesaikan program pendidikannya dari awal hingga akhir.
Baru-baru ini, electronic learning (e-learning) menyediakan pembelajaran seperti (LMS) yang secara luas diadopsi oleh pendidikan tinggi menuju internetbasedtechnology(Allen and Seaman 2017; GoConqr 2017, dalam Rajak, dkk, 2018). Meskidemikian, kuantitas dan kualitas sumber sarana dan prasarana dan Sumber Daya Manusia terhadap teknologi harus
memenuhi standar dan cara bersikap dan beretika baik dalam mengaplikasikan bentuk pembelajaran e-learning sehingga kualifikasi mahasiswa ilmu perpustakaan dapat terpakai dan melengking dimana- mana.
Perkembangan design konsep dan aplikasi pembelajaran e-learning dari masa ke masa tampaknya menjadi salah satu hal yang perlu dibicarakan karena masih banyak permasalahan terkait mahasiswa yang kurang dapat mengaplikasikan etika berkomunikasi dengan baik. E- learning sebagai batu loncatan keterbiasaan mahasiswa dalam mengaplikasikan media teknologi lainnya di berbagaiini kehidupan. Etika mahasiwa sangat perlu diaplikasikan dalam pembelajaran berbasis e- learning sebagai bahan pelajaran yang kemudian bisa dituangkan kembali dalam konsep dan teori dengan praktek yang nyata
Dalam pembelajaran etika komunikasi berbasis e-learning pada program studi ilmu perpustakaan dapat berkenaan dengan teori belajar konstruktivisme, yang mana mahasiswa dituntut untuk meningkatkan pengetahuannya melalui berbagai sumber baik dari dosen dan mahasiswa di ruang kelas, maupun di ruang online. Jaringan belajarnya tidak dibatasi sehingga mahasiswa lebih berekspresi dan luas dalam menjelajahi ilmu pengetahuan mengenai perpustakaan. Perpustakaan sebagai salah satu penyedia layanan informasi baru seiring dengan perkembangan IPTEKS, disinilah akibat dari proses pembelajaran yang menekankan dua sisi pola pembelajaran efektif dengan mengedepankan etika dalam prakteknya. Tidak ada lagi mahasiswa yang tidak menerima dan ketinggalan informasi dan tugas mata kuliah pada setiap semesternya. Mahasiswa juga bisa belajar lebih mandiri dalam mengumpulkan, mengelola, dan mengembangkan informasi berkenaan dengan ketersediaan buku dan sumber-sumber rujuakan bagi pembaca. Serta bisa terbiasa dan belajar bagaimana baiknya dalam berkomunikasi dalam media online internet.
Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia di Compas.com tahun 2014 netter tanah air Indonesia mencapai 83, 7 juta orang, pengguna internet di Indonesia berada di nomor enam di dunia dengan 123.0 dari China, US, india, Brazil, dan Japan. Dalam hal ini dengan jumlah pertumbuhan penduduk di Indonesia memungkinkan pengguna semakin melezit dan diproyeksikan akan meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2017 berjumlah 112 juta orang pengguna, sementara pada tahun 2018 diperkirakan sebanyak 3,8 miliar manusia dapat mengakses internet, setidaknya dalam satu kali sebulan.
Dengan bertambahnya jumlah secara luas komunikasi dalam dunia internet memang memungkinkan terjadinya miskomunikasi sehingga menghasilkan makna yang berbeda terhadap pesan yang disampaikan.
Apalagi unsur bahasa dengan bentuk simbol atau tanda yang dipergunakan adalah berdasarkan budaya masing-masing. Namun menurut Tabroni (2012, hlm.6), guna mengefektifkan tujuan-tujuan pesan itu maka diperlukan semacam pengetahuan atau paling tidak keterampilan khusus. Kendati aktivitas komunikasi tidak perlu belajar, namun pada kenyataannya komunikasi tidak semudah yang dibayangkan. Banyak aktivitas komunikasi yang kemudian tidak menghasilkan makna yang berarti. Pesan komunikasi tidak direspon orang lain seperti yang kita harapkan. Dengan melibatkan etika, tentu komunikasi lebih efektif dan efisien, jika pengguna mendepankan etika berkomunikasis secara religius dapat memudahkan kita dalam membangun suasan komunikasi yang baik. W Andy Corry (2009, hlm.4) Etika komunikasi yang dapat ditinjau dari perspektif religius, dalam hal ini mengacu pada kitab suci seperti Al-Quran, Injil, dan Taurat dapat dipakai sebagai standar etika berkomunikasi. Dalam kitab suci, dijelaskan apa yang seharusnya dilakukan dan tidak boleh dilakukan dalam berkomunikasi. Contoh, dalam Al-Quran ada prinsip Qaulan Sadidan, artinya dalam berkomunikasi, hendaknya manusia melakukan pembicaraan yang benar dan jujur (tidak bohong). Kemudian prinsip Qaulan Balighan, artinya informasi yang disampaikan, hendaknya berupa kata-kata yang mampu membekas pada jiwa seseorang dan ada juga prinsip yang disebut Qaulan Maisura, yakni informasi yang disampaikan hendaknya berupa ucapan yang pantas untuk dibicarakan. Etika berkomunikasi di dunia internet sangat penting sebagai sebuah keamanan dan kenyamanan. Menurut W Nur Hadi (2006, hlm. 4) pentingnya etika dalam dunia maya adalah bahwa pengguna internet berasal dari berbagai negara yang mungkin memiliki budaya, bahasa dan adat istiadat yang berbeda- beda. Pengguna internet merupakan orang–orang yang hidup dalam dunia anonymouse, yang tidak mengharuskan pernyataan identitas asli dalam berinteraksi. Pengguna internet merupakan orang–orang yang hidup dalam dunia anonymouse, yang tidak mengharuskan pernyataan identitas asli dalam berinteraksi. Berbagai macam fasilitas yang diberikan dalam internet memungkinkan seseorang untuk bertindak etis seperti misalnya ada juga penghuni yang suka iseng dengan melakukan hal – hal yang tidak seharusnya dilakukan. Harus diperhatikan bahwa pengguna internet akan selalu bertambah setiap saat dan memungkinkan masuknya “penghuni” baru di dunia maya tersebut.
TUJUAN
1. Untuk mendeskripsikan keadaan etika berkomunikasi di media online internet.
2. Untuk menganalisis keinginan perguruan tinggi terhadap etika berkomunikasi mahasiswa secara media online internet.
METODE
Jenis studi ini adalah penelitian kepustkaan, dimana penelitian dilakukan dengan mengumpulkan dat dengan metode pustaka, atau yang digali melalui berbagai informasi pustaka seperti buku, jurnal, website internet, berita online, informasi pemerintah. Sumber rujukan berkenaan dengan etika komunikasi dalam perpustakaan berbasis e- learning, yang ditemukan dalam buku, jurnal, artikel, dan internet. Menurut Koentjaningrat (1983, hlm. 420) kepustakaan merupakan cara pemngumpulan data dengan bermacam-macam material yang terdapat di ruang kepustakaan, seperti koran, buku-buku, majalah, naskah, dokumen, dan sebagainya yang relevan dengan penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perguruan tinggi merupakan salah satu level pendidikan yang mayoritas pemakai e-learning disebabkan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia yang dibutuhkan adalah melek teknologi. Pertumbuhan dan perkembangan teknologi menganjurkan mahasiswa untuk memiliki etika yang baik dalam berkomunikasi melalui teknologi berbasis internet. E- learning dalam istilahnya ini dapat dibagi menjadi electronik learning dan internet based learning, tentu tidak heran bahwa mahasiswa akan terbiasa dengan pola pembelajaran tersebut. Pada era sekarang e-learning sudah kuat dalam internet based, meskipun ada beberapa pengguna yang menggunakan electronik learning.
Setiap tahunnya pengguna internet semakin meningkat, hal ini tentunya menjadi perhatian utama pada bagaimana cara mempergunakan internet dengan tepat. Ketika etika komunikasi dijalankan dengan basis agama maka komunikasi dapat sesuai dengan standar baiknya. Sebab tanpa etika komunikasi tidaklah etis. Melalui penggunaan internet based dalam e-learning membantu mahasiswa belajar dalam menyampaikan unsur kebaikan. Berdasarkan hasil data Kominfo terkait data pengguna internet di semua negara bahwasanya negara China bagian tiongkok menjadi pemakai internet nomor satu di dunia, dan indonesia berada di urutan keenam hingga tahun 2018 hingga diperkirakan berjumlah 3,8 miliar orang.
Pada kenyataannya, Indonesia adalah negara yang cukup tinggi pemakai internet, sehingga hampir 90 persen kesehariannya adalah menghabiskan waktu dengan gadget ataupun internet. Meskidemikian, ada hal yang mesti dimanfaatkan bahwa sesuai dengan kebiasaan mahasiswa dalam penggunaan teknologi, hal ini dapat direalisasikan dengan harus melek teknologi dalam hal bagaimana memanfaatkan teknologi tersebut sehingga bernilai.
jujur, seperti islam agama perspektif dalam berkomunikasi Etika : 9 ayat An-Nisa surah dalam ada benar, berkata ﻭﻟﻴﺨﺸﺍﻟﺬﻳﻨﻠﻮﺗﺮﻛﻮﺍﻣﻨﺨﻠﻔﻬﻤﺬﺭﻳﺔﺿﻌﺎﻓﺎﺧﺎﻓﻮﺍﻋﻠﻴﻬﻤﻔﻠﻴﺘﻘﻮﺍﺍﻟﻠﻬﻮﻟﻴﻘﻮﻟﻮﺍﻗﻮﻻﺳﺪﻳﺪﺍ
Artinya: “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang mereka, yang mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraannya)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar (qaulan sadidan)”.
komunikatif, sasaran, tepat jiwa, pada membekas yang Perkataan 63: ayat An-Nisa QS dalam ada ini seperti Etika mengerti. mudah ﺃﻭﻟﺌﻜﺍﻟﺬﻳﻨﻴﻌﻠﻢﺍﻟﻠﻬﻤﺎﻓﻴﻘﻠﻮﺑﻬﻤﻔﺄﻋﺮﺿﻌﻨﻬﻤﻮﻋﻈﻬﻤﻮﻗﻠﻠﻬﻤﻔﻴﺄﻧﻔﺴﻬﻤﻘﻮﻻﺑﻠﻴﻐﺎ
Artinya: “Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka Qaulan Baligha
–perkataan yang berbekas pada jiwa mereka”.
Perkataan yang ringan. Hal ini dilakukan dengan menggunakan bahasa yang mudah, ringkas dan tepat sehingga mudah dicerna dan dimengerti. Hal ini tertuang dalam surah Al-Israa. ﻭﺇﻣﺎﺗﻌﺮﺿﻨﻌﻨﻬﻤﺎﺑﺘﻐﺎﺀﺭﺣﻤﺔﻣﻨﺮﺑﻜﺘﺮﺟﻮﻫﺎﻓﻘﻠﻠﻬﻤﻘﻮﻻﻣﻴﺴﻮﺭﺍ
Artinya: “Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas”. (QS. Al-Israa’: 28)
Perkataan yang lemah lembut. Allah berfirman dalam AlQur’an:
ﻓﻘﻮﻻﻟﻬﻘﻮﻻﻟﻴﻨﺍﻟﻌﻠﻬﻴﺘﺬﻛﺮﺃﻭﻳﺨﺸﻰ
Artinya: ”Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut". (Thaahaa:44).
yaitu: Al-Qur’an dalam Allah difirmankan mulia, yang Perkataan ﻭﻗﻀﯩﺮﺑﻜﺄﻻﺗﻌﺒﺪﻭﺍﺇﻻﺇﻳﺎﻫﻮﺑﺍﻟﻮﺍﻟﺪﻳﻨﺈﺣﺴﺎﻧﺎﺇﻣﺎﻳﺒﻠﻐﻨﻌﻨﺪﻛﺍﻟﻜﺒﺮﺃﺣﺪﻫﻤﺎﺃﻭﻛﻻﻫﻤﺎﻓﻻﺗﻘﻠﻠﻬﻤﺎﺃﻓﻮﻻ ﺗﻨﻬﺮﻫﻤﺎﻭﻗﻠﻠﻬﻤﺎﻗﻮﻻﻛﺮﻳﻤﺎ
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan jangan engkau membentak keduanya dan ucapkanlah kepada keduanya perktaan yang baik” (QS. Al Isra’ ayat 23).
Al-Ahzab surah Al-Qur’an dalam Allah Firman baik. yang Perkataan ﻳﺎﻧﺴﺎﺀﺍﻟﻨﺒﻴﻠﺴﺘﻨﻜﺄﺣﺪﻣﻨﺍﻟﻨﺴﺎﺀﺇﻧﺎﺗﻘﻴﺘﻨﻔﻻﺗﺨﻀﻌﻨﺒﺍﻟﻘﻮﻟﻔﻴﻄﻤﻌﺍﻟﺬﻳﻔﻴﻘﻠﺒﻬﻤﺮﺿٌﻮﻗﻠﻨﻘﻮﻻ : 32 ayat ﻣﻌﺮﻭﻓﺎ
Artinya: “Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah Qaulan Ma’rufa –perkataan yang baik.”
Etika komunikasi dipelajari dalam pembisaan belajar berbasis Internet, menjadi salah satu bagian dari e-learning, maka dari itu pemanfaatkan internet tidak hanya diperuntukkan dalam skill namun juga mendidik, mengajarkan, dan melatih mahasiswa dalam etika berteknologi. Berdasarkan data yang diperoleh dari Kominfo, e-learning banyak digunakan dalam pembelajaran, sebagai salah satu hasil ciptaan dosen teknik informatika fakultas teknik Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya menciptakan sistem pembelajaran e-learning berdasarkan kepribadian pengguna, beliau juga mengatakan bahwa banyak kegunaan dari aplikasi tersebut termasuk untuk menentukan hasil tes psikologi kepangkatan. E-learning juga bisa menentukan kepribadian pengguna apakah introvert (tertutup), ekstrovert (terbuka), dan ambivet (Terbuka dan tertutup), bisa menentukan hasil psikotes secara online.
Ini menunjukan bahwa mahasiwa bisa mengaplikasikan e-learning dengan basis pekerjaan peneliti tersebut sebab ciptaannya memungkinkan mahasiswa belajar tentang bagaimana kepribadiannya yang baik dan tidak. Begitupula dalam hal berkomunikasi, dengan melibatkan basis e-learning mahasiswa bisa tahu bagaimana seharusnya memiliki etika dalam berkomunikasi, baik secara individu maupun kelompok, bahkan dosen dengan mahasiswa dan mahasiswa dengan mahasiswa lainnya.
Sebagai tambahannya, basis perguruan tinggi muhammadiyah adalah islami, dengan inilah dapat membantu proses pencapaian goals pendidikan tinggi sebagai suatu pencapaian institusi. Posisi lulusan sebagai salah satunya seorang pustakawan dapat memfasilitasi diri dalam membangun skill dan etika berkomunikasi terhadap pelayanan dan pengelolaan IPTEKS dalam bidang ilmu perpustakaan. Meskipun demikian masih banyak perguruan tinggi Muhammadiyah yang belum menerapkan e -learning sehingga tidak heran juga kualifikasi lulusan dalam menggunakan e-learning dan memberikan etika berkomuniikasi yang bagus masih kurang. Contoh paling sederhana, di saat mahasiswa diminta menyelesaikan tugas semester dalam satu minggu tepat batas akhirnya jam 12 malam, namun pada kenyataannya 50 persen masih ada yang belum mengerjakannya dengan muncul berbagai alasan yang tidak logik. Sebagai konsekuensinya penambahan waktu pengumpulan harus ditetapakan. Peristiwa seperti ini muncul akibat adanya berbagai pesan yang kurang jelas sehingga mempengaruhi aktivitas pekerjaan mahasiswa. Sudah barang tentu aplikasi media online internet memiliki banyak tanda berupa ikon-ikon dan lainnya sebab pengembangan media begitu dahsyat, jadi pengguna pun dengan secara sadar maupun tidak sadar dosen ataupun mahasiswa terus menggunakan bahasa dan simbol yang kurang bisa dicerna oleh mahasiswa. Penyerapan pesan yang disampaikan bergabtung pada isi pesan, dan waktu yang dilakukan oleh pengguna.
Pembiasaan terhadap media internet e-learning membantu mahasiswa lebih mengenal sebuah miskomunikasi interaksi yang terjadi, dan kurang mengenal satu dengan yang lain. Pembiasaan etika berkomunikasi via media internet memudahkan mahasiswa lebih interaktif dalam membangun suasana komunikasi yang verbal maupun non-verbal.
Berdasarkan hasil data dalam penelitiannya Prasanti, dan Indriani tentang etika berkomunikasi dalam media sosial bagi ibu-ibu PKK yakni etika komunikasi dalam konteks waktu, isi pesan, dan komunikan dengan jenis media sosial facebook, BBM, dan Whatapp. Dengan mayoritas hasil jawaban responden adalah dengan tidak melegakan perasaan pengirim pesan dalam merespon pesan yang disampaikan, dengan tidak memuliakan dan atau menghargai isi pesan yang disampaikan membuat pengirim jadi sakit hati. Kemudian ada yang suka sindir dan gibahin orang lain dengan berkata yang tidak baik. Hal ini semua memicu pentingnya etika dalam berkomunikasi untuk membangun kemaslahatan hidup di dunia dan diakherat.
Etika komunikasi bermedia sosial dalam konteks “komunikan” pun perlu diperhatikan, dalam artian ibu-ibu dapat memahami siapa lawan bicara supaya tepat sasaran, hal ini untuk menghindari terjadinya konflik. Etika berkomunikasi dalam hal waktu, perlu diperhatikan waktu untuk berkomunikasi sebab waktu sangat penting bagi penerima pesan dalam membalas pesan yang disampaikan. Sementara isi pesan yang disampaikan oleh ibu-ibu tidak harusnya ambigu sehingga dapat dinilai salah, kemudian harus memperhatikan perasaan orang lain, jangan sampai isi pesan yang kita bagikan tersebut mendapatkan pengertian yang salah di mata orang lain yang membaca atau menerimanya. E-learning muncul sebagai media dalam membantu perguruan tinggi, pendidik dan tenaga kependidikan dan mahasiswa. Pada liputan 6.com tahun 2016, dapat dilihat hasil pencapaian negara Indonesia dalam mengaplikasikan e-learning, “Indonesia masuk dalam daftar negara dengan tren positif di industri, tepatnya menduduki urutan kedelapan di seluruh dunia berdasarkan total pasar e-learning setiap tahunnya yakni sebesar 25 persen”, hal ini untuk mengatasi diskrepensi mahasiswa, sebagai akibatnya mahasiswa kedepannya tidak akan kesulitan dalam menggunakan teknologi. Dalam konteks e-learning mahasiswa bisa mengeksplor pada waktu proses pembelajaran dan diluar jam pembelajaran, bergantung pada kesepakatan antara dosen dan mahasiswa.
KESIMPULAN
Perkembangan zaman menutut manusia untuk beretika baik dalam berkomunikasi, kemampuan soft skill terhadap etika memiliki area yang lebih luas dibanding hardskill, meskidemikian kedua skill demikian menjadi tolak ukur sustainable development. Kekuatannya dapat dibutuhkan untuk tetap bertahan dan berkembang di era sekarang dan kedepan, kemampuan soft skill dan hardskill dalam mengalikasikan e-learning di setiap masa.
No comments:
Post a Comment