3.16.2022

BAGIAN III; TUGAS-TUGAS PRAKTIKUM

 PENELITIAN PENDIDIKAN BIOLOGI DALAM BINGKAI TUGAS-TUGAS PRAKTIKUM

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

BIOLOGI UMUM 1

ACARA III

“PENGGUNAAN MIKROSKOP, SEL HEWAN,

SEL TUMBUHAN, DAN BENDA KECIL LAINNYA”

 

OLEH:

NAMA                                  : BUSYRA

NIM                                      : 170104038

SEMESTER/KELAS          : I/B

LABORATORIUM PENDIDIKAN IPA BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN ( FTK )

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN )

MATARAM

 

KATA PENGANTAR

 

Assalamu’alaikum Warohmatullahi wabarokatuh.



Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat serta karuniaNya sehingga masih diberikan kesempatan untuk menikmati dan melihat keindahan ciptaanNya.

Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan alam nabi besar Muhammad SAW. Karena beliau telah membawa umatnya dari zaman kebodohan menuju  zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Terima kasih penulis ucapkan sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing praktikum terutama pada Laboran dan Co.Assisten yang telah mengajarkan penulis mengenai “Penggunaan Mikroskop, Sel Hewan, Sel Tumbuhan, dan Benda Kecil Lainnya sehigga penulis mampu membedakan bagaimana bentuk dari sel hewan dan sel tumbuhan yang akan penulis amati.

            Dengan di buatnya laporan ini di harapkan para mahasiswa atau para peneliti dapat memahami secara mendalam tentang penggunaan mikroskop, sel hewan, sel tumbuhan, dan benda kecil lainnya yang sedang diamati masing-masing kelompok.  Dan tak lupa juga dalam  menyelesaikan laporan ini, penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi isi materi maupun tata bahasa, oleh karena itu. Penulis sangat berharap adanya kritik dan saran dari pembimbing praktikum yang bersifat membangun selalu, penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha dalam pembuatan laporan ini. Amin ya rabbal ‘alamin.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi wabarokatuh.

 

        Mataram, 28 Oktober 2017

    Penulis

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang

Tubuh dari makhluk hidup tersusun dari struktur-struktur yang sangant kecil sampai struktur yang sangat besar atau kompleks. Struktur yang sangat besarakan sangat mudah untuk diamatioleh mata secara langsung, bahkan tanpa menggunakan alat bantu. Akan tetapi bagi bagi struktur bendaatau objek yang lebih kecil dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, seperti sel dan jaringan pada makhluk hidup membutuhkan alat bantu untuk dapat mengamatinya. Karena keterabatasan pengelihatan manusia inilah yang menjadi dorongan para ilmuan untuk mencari alat yang bisa digunakan untuk mempermudah mengamati bagian tubuh makhluk hidup yang sangat kecil itu yang dikenal dengan mikroskop.

Mikroskop adalah alat optik yang terdiri dari susunan beberapa lensa pembesar yang digunakan untuk melihat benda, jasad renik, mikroorganisme, atau bagian tubuh makhluk hidup yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop merupakan salah satu alat yang penting pada kegiatan laboratorium sains, khususnya biologi. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati obyek yang berukuran sangat kecil (mikroskopis).

Mikroskop dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan pada kenampakan objek ynag diamati yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop 3 dimensi (mikroskop setreo), berdasakan sumber cahaya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop electron.

Dan biologi berupa kehidupan yang berjenjang, terdiri atas berbagai tingkat organisasi biologi mulai dari molekul, sel , jaringan, organ, system organ,organism, populasi, komunitas, ekosistem, dan bioma. Sel adalah unit terkecil yang memiliki kemampuan hidup dan perkembangan biak, baik secara idenpenden maupun sebagai bagian dari organisme multiseluler.

Biologi pada tingkat sel memaparkan tentang struktur dan fungsi setiap bagian sel serta proses kehidupan di dalam sel. Organel-organel dengan fungsi tertentu dapat ditemukan dalam sel. Jadi proses kehidupan setiap organism berlangsung didalam sel. Makhluk dihidup dibagi menjadi 3 yaitu manusia, hewan dan tumbuhan juga memiliki sel yang menyusun tubuhnya. Sel-sel itu hidup dan saling berkerja sama satu dengan yang lain melakukan fungsi tersebut. Dengan alasan mengenal bagian-bagian dari mikroskop dan fungsi dari mikroskop dengan ciri-ciri perbedaan antara sel hewan dengan sel tumbuhan. Makalah dilakukan praktikum kali ini.

B.  Rumusan Masalah

1.     Apa saja bagian-bagian dari mikroskop dan fungsi dari mikroskop?

2.     Bagaimana ciri-ciri perbedaan antara sel hewan dengan sel tumbuhan?

C.  Tujuan

1.     Praktikum dapat mengetahui bagian-bagian dari mikroskop beserta dengan  fungsinya dan praktikan dapat menggunakan mikroskop dengan baik dan benar.

2.     Praktikum biologi dasar tentang sel hewan dan sel tumbuhan penggunaan untuk menerapkan penggunaan dengan baik dan tepat, serta memahami ciri-ciri sekaligus dapat membedakan sel hewan dan sel tumbuhan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata. Dalam perkembangannya mikroskop mampu mempelajari organisme hidup yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, sehingga mikroskop memberikan kontribusi penting dalam penemuan mikroorganisme dan perkembangan sejarah mikrobiologi.(Pramesti, 2000: 23)

Mikroskop adalah alat optik yang terdiri dari susunan beberapa lensa pembesar yang digunakan untuk melihat benda, jasad renik, mikroorganisme, atau bagian tubuh makhluk hidup yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop merupakan salah satu alat yang penting pada kegiatan laboratorium sains, khususnya biologi. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati obyek yang berukuran sangat kecil (mikroskopis). Hal ini membantu memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil. Untuk mengetahui mikroskop, maka perlu diketahui komponen mikroskop, macam mikroskop, penggunaan dan pemeliharaannya.(Campbell dan Reece, 2008: 2)

Cara menggunakan mikroskop: 1. Meletakkan mikroskop di tempat terang, buka diafragma sampai maksimal. 2. Mengatur posisi cermin datar atau cermin cekung sehingga kaca kondensor menjadi terang. 3. Menaikkan kondensor sampai maksimal dengan memutar tombol kondensor. 4. Menempatkan preparat di meja mikroskop, lalu menjepitnya dengan menggunakan penjepit. Untuk mencari sel, lakukan dua cara ini: Perbesaran lemah. Lensa okuler dengan perbesaran 5 kali dan lensa objektif dengan perbesaran 10 kali dapat diartikan bahwa preparat diamati dengan perbesaran 50 kali. Dengan cara menurunkan lensa okuler serendah mungkin, lensa objektif juga diturunkan sampai berjarak kira-kira 8 mm dari kaca preparat. Setelah itu, arahkan salah satu mata kalian ke lubang lensa okuler sambil memutar-mutar makrometer sampai diperoleh gambaran preparat yang jelas.Perbesaran kuat. Lensa okuler dengan perbesaran 12,5 dan lensa objektif dengan perbesaran 60 kali sehingga preparat dapat diamati dengan perbesaran 750 kali. Mulailah dengan menutup preparat dengan kaca penutup, lalu naikkan kondensor sampai mau menyentuh kaca preparat (objek), kemudian bukalah diafragma selebar-lebarnya dan turunkan lensa objektif sampai menyentuh kaca penutup preparat. Setelah itu, dengan makrometer, naikkan lensa objektif sampai diperoleh gambaran preparat yang jelas.(Ibrahim, 2007: 2)

Secara garis besar fungsi dari mikroskop adalah sebagai alat bantu yang digunakan untuk melihat benda-benda mikroskopis. Mikroskop pertama kali diciptakan pada tahun 1590 dan peningkatan mutu selama tahun 1600-an. Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi dua, yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop relative. Sementar itu, mikroskop cahaya dibedakan menjadi dua, yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan. Pada mikroskop cahaya, cahaya tampak diteruskan melalui relative dan kemudian melalui lensa kaca. Sementara pada mikroskop relative memfokuskan seberkas relative melalui relative atau pada permukaannya. Tidak hanya mikroskop cahaya yang dibagi menjadi dua, mikroskop elative juga dibagi menjadi dua, yaitu mikroskop relative transmisi (TEM) dan scanning relative mikroskop (SEM). Adapun beberapa bagian-bagian mikroskop yang memiliki bagian-bagian tertentu, yaitu berdasarkan warghar (2009): lensa objektif fungsinya untuk memperbesar bayangan dari preparat, revolver fungsinya tempat memasang lensa obyektif, lensa okuler berfungsi sebagai memperbesar bayangan dari lensa obyektif, tubulus okuler fungsinya menghubungkan lensa okuler, revolver dan lensa obyektif,diafragama fungsinya mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk, kondensor berfungsi sebagai memusatkan cahaya pada preparat yang diamati, dasar / kaki fungsinya sebagai penyanggang, tiang penyanggang fungsinya menggubungkan dasar dengan pegangan mikroskop, lengan mikroskop fungsinya sebagai alat untuk memegang mikroskop,meja benda fungsinya sebagai tempat untuk meletakan preparat yang akan diamati dengan mikroskop, penjepit fungsinya sebagai penjepit kaca yang berisi preparat agar tidak bergeser-geser, makrometer fungsinya sebagai menggerakan lensa naik turun secara cepat, micrometer fungsinya sebagai menggerakan lensa naik turun secara perlahan-perlahan.(Furqonita, 2006: 17)

Mikroskop cahaya adalah suatu alat yang digunakan untuk mengamati benda yang berukuran kecil (berberapa sel). Satuan ukursn sel lazim digunakan relative. Demikian pula untuk relativen (1 mikrometer = 10-6 m) sedangkan untuk struktur subseluler lainnya dan ukuran molekul biasanya diguanakan satuan nanometer (10-9 m). Penggunaan mikroskop telah dimulai 300 tahun yang lalu oleh Robert Hooke untuk mengamati irisan gabus, kemudian sekitar tahun 1830 mikroskop mengalami penyempurnaan hingga mampu untuk melihat bendabenda berukuran beberapa. Syarat agar suatu benda (sel atau jaringan) dapat diamati baik bentuk maupun strukturnya, maka benda tersebut harus tembus cahaya. Oleh karena itu suatu organ perlu dibuat irisan yang setipis mungkin (20 μm). Pada tahun 1870 telah diciptakan alat pengiris yang mampu menghasilkan irisan tipis yaitu mikrotom. Organ yang akan diiris dengan alat ini harus melalui proses tertentu agar diperoleh preparat/sediaan yang baik (bentuk dan struktur jelas). Salah satu proses tersebut secara berurutan yaitu: Fiksasi > dehidrasi embedding(dalam parapin/plastik) > seksio > deparapinisasi > dealkoholisasi > staining > penutupan (melati balsam).(Sumarjan, 2007: 1)

Sejarah penemuan sel bahwa pada awal abad 17, Galileo Galilei dengan alat dua lensa ia menggambarkan struktur tipis dari mata serangga berupa pola geometri. Galileo Galilei yang bukan seorang biologiwan sesungguhnya orang pertama yang mencatat hasil pengamatan biologi melalui melalui mikroskop. Pada pertengahan abad, Robert Hooke, seorang kurator dari inggris melihat gambaran dari suatu sayatan tipis gabus suatu kompartemen atau ruang – ruang. Disebut struktur yang di lihatnya itu dengan nama latin yaitu cellulae (yang berarti ruang kecil).(Neni. 2010 : 155)

Pada akhir tahun 1600-an Antony Van Leeuwenhoek, seorang penjaga took bangsa Belanda, dan terampil menyusun lensa – lensa hingga dapat digunakan untuk melihat dan mengamati berbagai macam Protista, Spermatozoa, bakteri dan organisme kecil yang tidak dapat dilihat lagi 2 abad kemudian.(Benyamin. 2001 : 127)

Pada permulaan abad XIX tercipta teori sel atas jasa para peneliti bangsa jerman bernama DUTROCHET, SCHWANN dan SCHLEIDEN. Mereka inilah yang menegaskan bahwa organ tumbuh- tumbuhan dan hewan tersusun dari sel-sel. Masih berkisar pada pendapat para ahli jerman, VON MOHL (1846) menjelaskan dalam hal organ tumbuh-tumbuhan dan hewan tersusun atas sel-sel namun yang penting bukanlah dinding sel melainkan isi sel yang disebut protoplasma.(Sutrian, 2004: 13)

Struktur sel hanya dapat dipelajari melalui pengamatan mikroskop. Mikroskop cahaya dipergunakan untuk perbesaran sel hidup hingga 1500 kali. Mikroskop electron dipakai untuk memperbesar sel (mati) khusus sediaan hingga 250.000 kali.(Herlin, 2004 : 50)

Tumbuh-tumbuhan terdiri dari satuan yang dapat dikenal secara morpologis yakni sel, yang masing-masing di selumbungi oelh dinding sendiri dan melekat pada sel lain dengan adanya zat pelekat antar sel. Dalam kumpulan sel seperti itu dapat dikenali pengelompokan sel yang berbeda dari segi struktur atau fungsi atau dari keduanya.(Estiti, 2005 : 10)

Sel tumbuhan dan sel hewan merupakan variasi dan suatu tipe dan unit dasar atau satuan relative. Perbedaan pokok antara sel hewan dan tumbuhan adalah sel tumbuhan memiliki dinding sel yang nyata sedangkan pada sel hewan tidak dinding sel tetapi merupakan memberan plasma. Selain perbedaan tersebut pada sel tumbuhan di jumpai adanya relativ serta vakuola sel yang dapat membesar sedangkan pada sel hewan tidak demikian. Sel hidup mempunyai kemampuan untuk memperbanyak diri.(Sumardi, 1992 : 9-10)

Di dasarkan pada perbedaan mikrokospik dan aspek-aspek biokimia, sel hidup dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Sel prokariotik termasuk bakteri, algae, netketsikel, prokariotik tidak mempunyai anatomi intraseluler yang kompleks. Sebaliknya sel eukariotik termasuk ragi, jamur, tumbuhan, sel hewan, sel eukariotik mempunyai elative inti yang jelas serta mempunyai beberapa struktur intraseluler dan beberapa organ sel diantara perbedaan sel hewan yaitu tidak ada sentriol, terdapat sitokenesia, tidak ada membatas pertumbuhan, sel lebih besar, tidak memiliki lisosom dan mempunyai dinding sel sedangkan sel tumbuhan yaitu terdapat sentriol, tidak ada pembentukan dinding sel, terdapat batasan pertumbuhan, sel lebih kecil, mempunyai lisosom dan mempunyai dinding sel.(Arbianto, 1996: 1)

Keberagaman mahluk hidup dapat dilihat dari bentuk dan struktur penyusun tubuh. Mulai ornisme uniseluler ( sel tungal ) sampai multiseluler ( sel banyak ) mereka sangat beragam. Bentuk dan struktur berkaitan erat dengan fungsi maupun identitas. Organisme uniseluler yang umumnya berbentuk bulat, maka hal ini akan memberikan kemudahan dalam mobilitas. Adanya alat tambahan berupa cilia ( bulu getar ), relative (bulu cambuk) maupun tentakel juga membantu dalam upaya mendapatkan makanan. Pada relative multiseluler tersusun atas sel jaringan dan bagi kelompok yang evaluasinya lebih maju ( modern ) telah berbentuk organ masing-masing komponen tersebut bervariasi dengan tugasnya.(Sumarjan, 2007: 3)

Pada relative bersel banyak tidak semata-mata merupakan kumpulan sel, tetapi saling berhubungan dan berkoordinasi secara harmonis. Sel-sel sangat bervariasi dalam hal ukurannya, bentuknya, strukturnya dan fungsinya. Ada yang berukuran elati,mm, bahkan ada yang berukuran cm ( serat dalam tumbuhan tertentu ). Beberapa sel ada yang relative sederhana organisasi bagian dalamnya tetapi ada pula yang kompleks. Beberapa sel ada yang mempunyai fungsi bermacam-macam tetapi ada juga yang terspesialisasi aktivitasnya. Robert Hooke adalah orang pertama melihat adanya ruang-ruang sel yang dibatasi dinding sel pada sayatan jaringan gabus yang ia sebut sebagai sel dan bagian-bagian sel yang memiliki fungsi yaitu : membrane plasma berfungsi untuk melindungi sel dan mengatur keluar masuknya zat-zat dan sebagai respirator dari rangsangan luar sel, sitoplasma fungsinya sebagai tempat berlangsungnyareaksi metabolism sel, nucleus berfungsi sebagai pengendali kehiduppan sel dan pengatur pembelahan sel dan pengaturan pewarisan sifat, lisosom berfungsi mencerna zat-zat yang masuk ke dalam sel, RE (halus) berfungsi sebagai mensitesis lemak dan menetrarisir racun, kompleks golgi funfsinya sebagai organel yang menampung dan mengelola protein, mikrotubulus fungsinya mengatur dalam pergerakan kromosom saat sel membelah, vakoula funfsinya tempat menyimpanan cadangan makanan, mitokondria fungsinya sebagai tempat respirasi seluler, badan bologi fungsinya tempat situs respirasi seluler, kloroplas fungsinya sebagai tempat berlangsungnya fotositesis.(Karto, 1991 : 2)

BAB III

METODOLOGI

 

A.    Pelaksanaan

Hari, tangggal  : Jumat, 27 Oktober 2017

Waktu              : 15: 00 WITA – selesai

Tempat             : Laboratorium Pendidikan IPA Biologi UIN Mataram

B.    Alat dan Bahan

1.   Alat

a.   Mikroskop binokuler

b.   Cutter atau silet

c.   Pipet tetes

d.   Objek gelas

e.   Gelas piala

f.    Pinset

g.   Tissue

h.   Cover glass

i.    Lap flannel

2.   Bahan

a.   Potongan kertas karton

b.   Bawang merah (alium cepa)

c.   Kentang (solatum tuberosum)

d.   Hydrilla

e.   Ketela pohon (manihot utlissima)

f.    Paramecium

g.   Aquades

C.  Cara Kerja

1.     Menyiapkan mikroskop.

2.     Memegang mikroskop dengan cara lengan mikroskop dipegang dengan satu lengan secara erat.

3.     Tangan yang lain menyanggang atau memegang kaki mikroskop.

4.     Setelah itu mikroskop diletakan diatas meja secara perlahan dan lengannya mengarah ke tempat duduk praktikun.

5.     Pastikan juga meja objek mengarah ke tempat ynag berlawanan.

6.     Menyayat bahan dengan tipis seperti kentang, ketela pohon, bawang merah, hyderilla dengan silet.

7.     Meletakan bahan atau objek yang akan diamati diatas objek gelas.

8.     Menutup objek glass tersebut dengan cover glass.

9.     Akan tetapi sebelum bahan atau objek yang akan diamati ditutup dengan cover glass beri sedikit aquades untuk merekatkan bahan dengan objek glass agar terlihat lebih jelas jika diamati dengan mikroskop pada saaat meneteskan aquades ke bahan yang akan digunakan pipet harus berada pada kemiringan  45o agar tidak terjadi gelembung. Apabila jika ada gelembung maka bahan atau objek yang diamati tersebut tidak akan terlihat jelas pada pengamatan dimikroskop.

10.  Meletakan bahan yang sudah di iris ke meja benda.

11.  Mengatur cahaya.

12.  Mengganti mikroskop dengan perbesaran 10 x 4 dan mengamatinya setelah itu memofonya.

 

BAB IV

 PEMBAHASAN

 

A.    Hasil Pengamatan

 

 


 

Bagian dan fungsinya:

a.     Lensa objektif fungsinya untuk memperbesar bayangan dari preparat.

b.     Revolver fungsinya tempat memasang lensa obyektif.

c.     Lensa okuler berfungsi sebagai memperbesar bayangan dari lensa obyektif.

d.     Tubulus okuler fungsinya menghubungkan lensa okuler, revolver dan lensa obyektif.

e.     Diafragama fungsinya mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.

f.      Kondensor berfungsi sebagai memusatkan cahaya pada preparat yang diamati.

g.     Dasar / kaki fungsinya sebagai penyanggang.

h.     Tiang penyanggang fungsinya menggubungkan dasar dengan pegangan mikroskop.

i.      Lengan mikroskop fungsinya sebagai alat untuk memegang mikroskop.

j.      Meja benda fungsinya sebagai tempat untuk meletakan preparat yang akan diamati dengan mikroskop.

k.     Penjepit fungsinya sebagai penjepit kaca yang berisi preparat agar tidak bergeser-geser.

l.      Makrometer fungsinya sebagai menggerakan lensa naik turun secara cepat.

m.   Micrometer fungsinya sebagai menggerakan lensa naik turun secara perlahan-perlahan.

 

 

A.    Analisis Prosedur

Pada praktikum kita kali ini membahas penggunaan mikroskop dan sel hewan, sel tumbuhan dan benda kecil lainnya yang akan kami amati yaitu bagaimana penggunaan mikroskop dengan fungsi dari bagian-bagian mokroskop, Bawang merah (alium cepa),Kentang (solatum tuberosum), Hydrilla, Ephitelium squasum pipi, Ketela pohon (manihot utlissima), Aquades,, Paramecium dan muchor, dan alat yang kami gunakan diantaranya Mikroskop binokuler, Cutter atau silet, Pipet tetes, Objek gelas, Gelas piala, Pinset, Tissue, Cover glass dan Lap flannel.

Setelah kami mengetahui apa saja yang akan kami gunakan dan bahan yang kami bawa terlebih dahulu kami memotong bawang merah (alium cepa) dengan mengambil kulit yang paling tipis untuk pengujian tersebut, dan selelah itu kami meletakannya di objek glass dengan menetesinya aquades dan menutup menggunakan cover glass dengan melihat menggunakan microskop dengan perbesaran 10 x 4 dan mengamati hasilnya dengan mengambil gambarnya dengan camera.

Setelah itu kami memotong ketela pohon (manihot utlissima) dengan mengambil bagian dalamnya dengan irisan yang sangat tipis untuk pengujian dan setelah itu kami meletakannya di objek glass dengan menetesinya aquades dan menutup menggunakan cover glass dengan melihat menggunakan microskop dengan perbesaran 10 x 4 dan mengamati hasilnya dengan mengambil gambarnya dengan camera.

Setelah itu kami mengeruk kentang (solatum tuberosum), dengan irisan yang sangat tipis dan Hydrilla diambil daunnya untuk pengujian dan setelah itu kami meletakannya di objek glass dengan menetesinya aquades dan menutup menggunakan cover glass dengan melihat menggunakan microskop dengan perbesaran 10 x 4 dan mengamati hasilnya dengan mengambil gambarnya dengan camera.

Paramecium jerami dan air got yang kami teliti tidak menemukan adanya sel hewan didalamnya kami tidak mengetahui apa penyebab dari tidak adanya karena kami mengamilnya sebelum kami melakukan praktikum ini selama 2 minggu tapi tidak menemukan apa-apa didalamnya.

B.    Pembahasan

Mikroskop adalah alat optik yang terdiri dari susunan beberapa lensa pembesar yang digunakan untuk melihat benda, jasad renik, mikroorganisme, atau bagian tubuh makhluk hidup yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop merupakan salah satu alat yang penting pada kegiatan laboratorium sains, khususnya biologi. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati obyek yang berukuran sangat kecil (mikroskopis).

Biologi berupa kehidupan yang berjenjang, terdiri atas berbagai tingkat organisasi biologi mulai dari molekul, sel , jaringan, organ, system organ,organism, populasi, komunitas, ekosistem, dan bioma. Sel adalah unit terkecil yang memiliki kemampuan hidup dan perkembangan biak, baik secara idenpenden maupun sebagai bagian dari organisme multiseluler. Biologi pada tingkat sel memaparkan tentang struktur dan fungsi setiap bagian sel serta proses kehidupan di dalam sel. Organel-organel dengan fungsi tertentu dapat ditemukan dalam sel dari sel hewan dan sel tumbuhan dari perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan yang kita ketahui diantaranya dari sel tumbuhan tidak ada sentriol, terdapat sitokenesia, tidak ada pembatas pertumbuhan, sel lebih besar, tidak mempunyai sentrosom, tidak memiliki lisosom, mempunyai dinding sel sedangankan sel hewan yaitu terdapat sentriol, tidak ada pembentukan dinding sel, terdapat pembatas pertumbuhan, sel lebih kecil, mempunyai sentrosom, memiliki lisosom, mempunyai dinding sel.

Sel tumbuhan dan sel hewan merupakan variasi dan suatu tipe dan unit dasar atau satuan relative. Perbedaan pokok antara sel hewan dan tumbuhan adalah sel tumbuhan memiliki dinding sel yang nyata sedangkan pada sel hewan tidak dinding sel tetapi merupakan memberan plasma. Selain perbedaan tersebut pada sel tumbuhan di jumpai adanya relativ serta vakuola sel yang dapat membesar sedangkan pada sel hewan tidak demikian. Sel hidup mempunyai kemampuan untuk memperbanyak diri.

 Daun hydrilla yang hitam ini adalah dinding selnya setelah dinding hijau itu yang di dekat hitam itu sitoplasma yang kecil dan ada bitil-bitil kloropil ada disini yang seperti bata-bata yang bersusun rapat dia sebenarnya memiliki klropilnya kelihatan jika kita menggunakan mikroskop yang perbesaraannya 10 x 100 dia ada kloropilnya yang berwarna hijau itu kloropilmya baru yang disampingnya kloropilnya akan bergerak disitoplasma ada cairan sitosol karena sitoplasma itu mempunyai cairan yang dimana cairan-cairan sitoplasma itu sitosol namanya dari itu menyebabkan kloropilnya bergerak kesana kemari sesuai arah jarum jam yang ditengahnya adalah selnya yang bata-bata itu nanti sitoplasma ini termasuk sotoplasma, kenapa dia ada sotoplasma? Karena dia itu didalam selnya itu terdapat orgenela yang hidup selain dari topkuola itu adalah sel yang hidup atau sitoplasma dan jika tumbuhan ini tidak hidup di air maka tanaman ini akan mati dan memiliki oksigen yang sangat banyak.

Kentang itu mempunyai bagian – bagian yang pertama itu hilus itu adalah titik permulaan terbentuknya butir tepung pada dasarnya kentang ini mempunyai pati dan amilumnya karena pada dasarnya kentang ini adalah karbohidrat yang seperti garis-garis halus adalah lamelanya dia adalah gari-garis halus yang membentuk hilus dan disampinya baru lamelanya garis-gari ynag mengelilingi hilus adalah lamelanya dan yang didekatnya adalah amilumnya yang berbentuk besar.

Batang ketela pohon dimana singkong ini yang berbenduk segi 6 dan ia memiliki ruang antar sel karena ia ini memiliki ruang yang beronggang di batang ketela ini memiliki batang sel yang ada diluarnya intinya ia memiliki ruang yang berbentuk antar sel 6 dan ia memiliki dinding antar sel.

Bawang merah ini seperti kayak pohon tapi dia itu kelihatan bata-bata dengan bentuknya tersusun rapat dan ia tidak mempunyai rongga dan ia tidak mempunyai ruang antar sel dan ini juga  tetap dan ada titik hitamnya itu adalah neukllius dan diluarnya ada sel tapi kebanyakan aquades, dan nilai teraturnya rersusun rapi sampai berbentuk segi 6.

Pargenecium dari air got dan air limbah kami tidak menemukan selnya kami tidak mengetahui apa menjadi penyebab yang ada dalam parganecium yang kami teliti karena kami mendiamkan paragenicium selama 2 minggu sehingga disaat meneliti menggunakan mikroskop kami tidak menemukannya.

BAB V

 PENUTUP

 

A.    Kesimpulan

Mikroskop adalah alat optik yang terdiri dari susunan beberapa lensa pembesar yang digunakan untuk melihat benda, jasad renik, mikroorganisme, atau bagian tubuh makhluk hidup yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop merupakan salah satu alat yang penting pada kegiatan laboratorium sains, khususnya biologi. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati obyek yang berukuran sangat kecil (mikroskopis). Hal ini membantu memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil. Untuk mengetahui mikroskop, maka perlu diketahui komponen mikroskop, macam mikroskop, penggunaan dan pemeliharaannya. Bagian dan fungsinya: Lensa objektif fungsinya untuk memperbesar bayangan dari preparat, revolver fungsinya tempat memasang lensa obyekti, flensa okuler berfungsi sebagai memperbesar bayangan dari lensa obyektif, tubulus okuler fungsinya menghubungkan lensa okuler, revolver dan lensa obyektif, diafragama fungsinya mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk, kondensor berfungsi sebagai memusatkan cahaya pada preparat yang diamati, dasar / kaki fungsinya sebagai penyanggang, tiang penyanggang fungsinya menggubungkan dasar dengan pegangan mikroskop, lengan mikroskop fungsinya sebagai alat untuk memegang mikroskop, meja benda fungsinya sebagai tempat untuk meletakan preparat yang akan diamati dengan mikroskop, penjepit fungsinya sebagai penjepit kaca yang berisi preparat agar tidak bergeser-geser, makrometer fungsinya sebagai menggerakan lensa naik turun secara cepat.dan cirri- cirri sel hewan dan sel tumbuhan sel tumbuhan tidak ada sentriol, terdapat sitokenesia, tidak ada pembatas pertumbuhan, sel lebih besar, tidak mempunyai sentrosom, tidak memiliki lisosom, mempunyai dinding sel sedangankan sel hewan yaitu terdapat sentriol, tidak ada pembentukan dinding sel, terdapat pembatas pertumbuhan, sel lebih kecil, mempunyai sentrosom, memiliki lisosom, mempunyai dinding sel. Sel tumbuhan dan sel hewan merupakan variasi dan suatu tipe dan unit dasar atau satuan relative. Perbedaan pokok antara sel hewan dan tumbuhan adalah sel tumbuhan memiliki dinding sel yang nyata sedangkan pada sel hewan tidak dinding sel tetapi merupakan memberan plasma. Selain perbedaan tersebut pada sel tumbuhan di jumpai adanya relativ serta vakuola sel yang dapat membesar sedangkan pada sel hewan tidak demikian. Sel hidup mempunyai kemampuan untuk memperbanyak diri.

B.    Kritik

Agar laboratorium menambah alat yang ada di leb dan pendingin yang ada di dalam ruangan di perbanyak lagi.

C.    Saran

Bagi co.ass pertahankan keceriaannya dan pertahankan ketegasaan yang ada pada diri co.ass sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

 

Arbianto, P. 1996. Biokimia Konsep-Konsep Dasar. Bandung : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Campbell. Neil A. 2008. Biologi Edisi kedelapan Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Furqonita, D. 2006. Buku Kerja Biologi. Bogor: Quadra Hafid.

Handoko Y, Herlin, dkk. 2004. Biologi. Jakarta: Hipoktrates.

Hidayat B, Estiti. 2005. Anatomi Tumbuhan. Bandung: ITB.

Hasnunudah, Neni. 2010. Fisikologi Tumbuhan. Bandar Lampung : Universitas Lampung.

Ibrahim, Muslimin. 2007. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan bagian Mikrobio. Surabaya: Unesa.

Lakitan, Benyamin. 2001. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Karto, Sapoetro A. G. 1991. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan. Jakarta : Rineka Cipta.

Pramesti, H, T. 2000. Mikroskop dan Sel. Unlam. Banjarbaru.

Sumardi , I . 1992 . Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta : Fakultas Biologi UGM.

Sumarjan. 2007. Asistensi Biologi Umum. Mataram: Universitas Mataram.

Yayan, Sutrian. 2004. Pengantar Anatomi Tumbuhan Tentang Sel dan Jaringan. Jakarta : Rineka Cipta.

 

 

 

No comments:

Post a Comment