3.03.2022

LANGKAH CARA MENULIS RINGKASAN (SUMMARY) BUKU

Apa itu Ringkasan Buku?

Dalam mendefinisikan ringkasan buku, atau Bahasa krennya summary buku artinya seseorang atau kita telah meluangkan waktu buat membaca buku dan menciptakan hal baru berupa ringkasan. Namun, ringkasan yang kita buat ya lebih pendek dari buku aslinya. Yang pasti haru mencakup poin-poin penting yang menjadi topik tulisan sang penulis buku tersebut, meskipun terkadang kata-kata atau kalimat dari peringkas sering mendominasi. Ingat, mensummary atau meringkasan buku bukanlah suatu plagiarisme atau penjiplak yang mencoba berhalu dengan berpura-pura seperti asli. Malah sebaliknya, summary merupakan karya barunyasendiri, ya, meski tetapi lebih pendek. Namun, tetap menghargai penulis asli atas ide-ide beriliannya.

Mengapa Menulis Ringkasan Buku?

Menurut literasi yang saya temukan di beberapa sumber paling tidak ada tiga manfaat utama dalam menulis summary atau ringkasan buku.

Pertama, dapat membantu kita mengingat apa yang yang telah kita baca. Artinya dengan meringkas buku atau apa yang telah kita baca dan dengan kata-kata kita sendiri sebagai bentuk menginternalisasi wawasan utama dari buku tersebut. Yang kedua, dengan mensummry buku dapat menghubungkan konsep-konsep atau ide-ide kunci dari buku-buku yang sudah kita baca. Dengan meringkas isi buku dan menulis ide meski pengungkapan memaki kata-kata kita sendiri, kemudian melihat ide tersebut melalui lensa konteks lain, saya dapat memahaminya pada lapisan yang lebih dalam dan lebih dapat diterapkan. Dan Ketiga, dengan menulis ringkasan buku membantu kita meningkatkan tulisan kita. 

Cara Summary Buku atau Ringkasan Buku (Langkah-demi-Langkah)

1.  Membuat Catatan Pada Saat Membaca

Ingat, jika sedang membaca buku baik cetak atau hardcover, selalu sorot kutipan, ide, atau pertanyaan penting, kemudian tulis nomor halaman pada kertas kosong atau halaman kosong di layer computer anda.

2.  Tulis Dengan Kata-Kata Anda Sendiri

Dalam tulisan catatan atau sorotan Anda sebaiknya dalam pengolahan kata lebih pada pencatat pilihan kata Anda.

3.  Kemudian Meringkas

Jadi anda harus mulai mengerjakan ringkasan atau summary terhadap buku tersebut, dan itu menjadi tugas kuliah atau pelajaran ada atau bisa menjadi catatan sewaktu-waktu bisa anda gunakan sebagai referensi.

 

Contoh Summry Tugas Kuliah Filsafat sebagai Ujian Tengah Semester (UTS)

 FILSAFAT

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

SUMMARY BUKU

“ANATOMI SISTEM SOSIAL 

Reknstruksi Menggunakan Nalar Sistem

 OLEH :

HUSNUL FAIZAH

12K017006

 

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS MATARAM

 

Bagian satu: BACKGROUND TEORETIK DAN PERSPEKTIF

Nalar Sistem Sebagai Kerangka Teoretika

            Upaya mengkaji kerangka teoretik yang membentuk “the ideals of sosial order” memilki kaitan erat dengan kerangka teoretik holistik yang menyangkut mengenai manusia dan sistem sosialnya. Sehingga dalam kajian buku Anatomi sistem sosial rekonstruksi dengan mengedepankan nalar sistem mencoba melakukan pendekatan teori sistem untuk membangun kembali  sistem sosial yang idela.

            Dalam ulasan buku M. Husni Muadz tersebut menelaah ilmu sosial yang diharapkan banyak hal yang harus dipertimbangkan terutama dari sisi masyarakat yang hitrogen  dan adanya fenomena sosial, dimana ada hal yang tidak bisa dijelaskan berdasarkan prinsip kausalitas. Misalkan saja adanya perbedaan ketika kita membahas antara fenomena alam dengan fenomena sosial. sehingga untuk mempermudah pengamatan kebagian-bagian terkecil maka pembagian dari sistem yang merupakan hasil dari pendekatan motede ilmiah dalam merekonstruksi sistem sosial yang ideal tersebut. Tentunya bagian-bagian itu bisa berupa sifat, ciri dan perilaku.

            Pola memahami eksistensi sebuah sistem maka pendekatan ilmiah secara konvensional yang kemudian megklaim bahwa perilaku sistem bisa diperediksi dengan melihat kondisi sebelumya dan hukum-hukum yang mengatur transformasinya. Jadi sebuah fenomena sosial tentunya dapat dilihat setelah adanya proses-proses hubungan antar komponen. Lalu pendekatan sistem  sebagai antithesis dari pendekatan reduktif, yang mencoba memahami sistem dengan mengurai komponen-komponenya serta menganalisis struktur komponen tersebut.

            Untuk itu, dengan mengerucut buku Anatomi sistem sosial rekonstruksi menggunakan nalar sistem, mengkapling bahwa  sistem adalah :

 

   “sebuah entitas keseluruhan yang terstruktur dan mampu mempertahankan identitasnya sebagai sebuah sistem dengan mempertahankan hubungan-hubungan didalamnya dengan prinsip-prinsip pengorganisasian tertentu yang bersifat tetap dan dipertahankan secara terus menerus.”(M. Husni Muadz, 2016:63).

            Bukan sampai disitu tetaah kajaian buku tersebut, ada konsep-konsep genuine/cemerlang yang mulai disibak dengan gamblang dan tersetruktur antara lain :

A.    Konsep-Konsep Teoretik

sebagai bentuk gambaran terhadap konsep teoretik sistem  untuk merumuskan “the ideals of sosialorder” , struktur teori dalam ilmu-ilmu kemanusiaan, yakni ;

       1.    Keutuhan (Unity)

            Sebagai satu kesatuan yang utuh dan merupakan ciri utama sebuah sistem. Maka sebuah sistem yang merupakan komponen-komponen memilik hubungan satu dengan yang lainnya. Untuk itu, tidak serta merta dia dikatan sistem jika setiap komponen hanya berdiri sendiri.Jika ingin membedakan satu sistem dengan sistem yang lainnya dapat dalam buku tersebut menyebutkan pengklasifikasinnya menjadi dua bagian : pertama, berkaitan dengan ciri komponen. Kedua, berkaitan dengan bagaimana intraksi komponen-komponen dengan yang lainnya. Setelah itu, jika kita ingin mengetahui tentang sebuah sistem, maka dua hal juga yang harus kita pahami: pertama, adanya sebuah keutuhan. Kedua, memiliki identitas tertentu.

            Adapun satu kesatuan yang dibangun memiliki dua sudut pandang yaitu sebagai entisistas sederhana (simple unity) dan sebagai entisistas komposit (composite unity). Dimana, jika dilihat dari sistem sosial simple unity merupakan individu-individu sementara composite unity adalah kelompok masyarakat atau komunitas. 

2    Organisasi dan Struktur Sistem

            Sebuah organisasi didefinisikan sebagai komponen-komponen dalam sebuah sistem yang berhubungan serta membentuk sebuah pola. sehingga pola tersebut yang menjadi dasar identitas dari setiap sistem. Sebut saja pola hubungan antara komponen sebuah bangun kubus tentu beda dengan pola hubungan komponen pada bangun balok. jika diamati jelas nampak pada pola bangunan kubus sisinya yang sama panjang, sementara padabangunan balok memiliki pola sisi panjang dan lebar, berarti tidak sama dengan sisi pada pola bangunan kubus. sehingga kalau ditarik suatu kesimpulan jelas bahwa identitas sebuah sistem yakini sistem bangunan kubus dan bangunan balok dapat diungkapkan dengan ciri-ciri komponen yang berbeda antara kedua seperti dijelaskan diatas.

            Begitu pula dalam buku tersebut ketika menyinggung masalah konsep dari struktur. dimana konsep struktur tersebut disebut sebagai bentuk atau tampilan (bahan) dari komponen-komponen sebuah sistem yang nyata. contoh ketika sistem bangunan kubusyang buat dari kertas tentu tidak sama antara sistem bangunan kubus yang dibuat dari papan atau plastik. karena jelas perebedaannya ketika membuat sistem bangunan kubus ini di bedakan oleh struktur pembuatannya yakni kubus yang satu berbahan kertas dan yang kubus kedua berbahan plastik. Sehingga dapat dikatakan kubus tersebut dibuat berdasarkan struktur bukan pada organisasi sistemnya.

            Namun, bisa jadi struktur sistem dapat mengalami perubahan akan tetapi tidak pada identitas organisasi sistemnya. kalau pun organisasi sistem mengalami perubahan itu pun jika adanya perubahan-perubahan struktural, sehingga dengan sendirinya sistem tersebut mengalami kehilangan identitasnya.

            Sehingga Muadz dalam bukunya tersebut mengklasifikasikan organisasi dan sistem dalam dua aitem, antara lain ;   

a)     Connectedness dan Structural Coupling

      Konsep keterhubungan merupakan ciri sebuah sistem. Dimana keterhubungan antara komponen tetunya dapat memberikan identitas sebuah sistem. Apabila  komponen diletakkan secara parallel maka bentuknya tidak akan jelas demikian pula identitasnya.

Sedangkan konsep structural coupling mengedepankan pada adanya penyesuaian dan penerimaan antara sistem yang satu dengan sistem yang lain. Adapun penerimanan tersebut berupa membangun kepercayaan dalam setiap hubungan. Sehingga sanggup menerima perbedaan dan keberagaman menjadi satu kesatuan.

b)    Sirkularitas

      Konsep sirkulasi adalah adanya penguatan dan yang menyeimbangkan. Sehingga dengan lugas M.Husni Muadz mengungkapkan bahwa “Sistem yang sehat adalah system yang selalu mempertahankan keseimbangan sekalipun perubahan  structural terjadi secara terus menerus. Jadi titik tekannya adalah  bagaimana menahan bukan memperkuat.”(2016:80)

         3.     Fitur Kebaruan (EmergentProperties)

            Melihat adanya hubungan (intraksi) antar komponen dan pada akhirnya menghasilkan produk berupa emergent properties. Dalam pandangan M. Husni Muadz  emergent properties disebutkan sebagai fenomena kebahagiaan, cinta, kecewa dan itu terlahir akibat adanya proses intraksi secara terus menerus.

B.    Menuju Sistem Sosial Manusia

           Hal-hal yang diperlukan untuk mengkonstruksi the ideal state of socialorder antara lain: pertama, ditekankan perlunya pemahaman konsep organisasi. Karena masih banyak individu yang salah paham tetentang organisasi.kedua, perlu adanya tujuan sistem yang terus terjaga dengan cara mempertahankan kesatuan sebagai jaminan adanya keberlangsungan intraksi antar manusia. karena dengan adanya hubungan antar manusia yang berjalan beriringan, saling rangkul,bahu membahu tentunya akan berdampak pada persatuan manusia itu sendiri.ketiga, harus memahami system sosial dalam hal perilaku individu baik secara internal maupun eksternal, dan keempat, mengerti dan memahami bagaimana manusia sebagai individu dengan adanya intraksi dapat menghasilkan emergent emosi cinta sebagai dasar penyatuan sebuah organisasi.

Bagiandua: REKONSTRUKSIORGANISASI SISTEM SOSIAL

Elemen Pembentuk Sistem Sosial

A.  Manusia Diantara Dua Dunia

Lagi-lagi dalam buku M. Husni Muadz “ Anatomi Sistem Sosial”.

       Prihal mengkaji eksistensi manusia tidak terlepas dari unsur materi dan non materi.  Sejatinya manusia terdiri dari tiga unsur menurut (Wilber, 1995)dalam buku Anatomi sistem sosial yakni : level(1) ; physiosphere(materi/ fisik), level (2); biosphere(jiwa / kehidupan), dan level (3) noosphere (ruh/kesadaran).

       Namun, banyak prsepektif berbeda melihat dimensi keluasan dan kedalaman unsur pada manusia. Ada yang mempertanyakan apakah manusia bagian dari alam atau alam bagian dari manusia?. Sehingga kalu dijabarkan ketika melihat dari prsepektif  dimensi dalam tentu kita akan melihat manusia tidak terikat dengan alam dan biologis. Manusia lebih dari keduanya. Karena unsur C (ruh/kesadaran) yang ada pada manusia itu yang menjadi pembeda dengan unsur yang lain. demikian juga ketika melihat manusia dari prspektif keluasan manusia sama halnya dengan binatang/ hewan yang memiliki ciri tertentu. yang menjadi pembedanya dengan adanya unsur C (ruh/kesadaran) inilah yang menjadi pembeda kita dengan  binatang. Manusia seharusnya menyadari dirinya sebagai subyek bukan obyek.

B.  Anasir Konstitusi Tindakan Manusia

       Untuk membangun sebuah sistem tentunya yang perlu diketahui potensi apa saja yang akan mendukung adanya penyatuan individu yang inheren. Melihat potensi manusia secara keseluruhan maka hal yang perlu ditekankan yang pertama adalah kesadaran (C).Kesadaran yang dimaksud disini  merupakan kesadaran akan dirinya ketika berintraksi dengan orang lain.

       Adapun ciri dari kesadaran itu sendiri adalah kebebasan. Sehingga kebabasan yang dimaksudkan adalah kehendak/keinginan.Lalu  yang menjadi penggerak adanya kesadaran tidak lep as atas dasar Rasionalitas yang memberikan pertimbangan atas kehendak. Dan tindakan kesadaran ini merupakan pilihan cinta. Jadi ada dorongan (spirit) perasaan cinta yang membuat manusia sadar dan bebas untuk memilih, dan tentunya setelah ada pertimbangan.

C.  Cinta Sebagai Prinsip Tindakan Dalam Sistem Sosial

       Berbicara tentang cinta tentu ada pecinta dan yang dicinta. Sebut saja manusia cinta dengan sesamanya. Terkadang dia mencintai hanya sebatas mencintai obyek, sehinga tujuannya hanya sebatas pemilikan. Karena tujuannya hanya sebatas kepemilikan pada obyek yang dicintai tentu tidak akan pernah puas dan terus meminta atau mecari penambahan dari obyek yang dicintai. Kondisi semacam itu sama halnya dengan sebatas keinginan. Kalau keinginannya sudah terpenuhi atau tujuannya sudah tercapai, maka dia akan memulai lagi dengan obyek yang lain.

       Adanya keterhubungan rasa cinta dan kehendak memiliki yang pada intinya menginginkan penyatuan. Oleh karena itu, dalam pengungkapan buku tersebut menilai bahwa indikasi cinta antara lain; memiliki kesatuan (penyatauan), keabadian, kesaling teriman tanpa syarat serta memiliki rasa kepeduli.

Organisasi Sistem Sosial

A.    Integritas Individu

           Struktur pada sistem perilaku manusia terdiri dari nilai-nilai yang bersifat abstrak seperti nilai kebenaran, ketulusan dan kejujuran. Nilai-nilai tersebut tentu diri manusia itu sendiri yang mempunyai akses. Sementara nilai-nilai yang dapat diakses oleh orang lain dari diri kita dengan melihat pengekspresian dalam bentuk aktivitas berupa ketetapan antara perbuatan dan ucapan kita.

           Sehingga untuk menemukan hubungan antara perbuatan dan ucapan adanya hasil ketetapan (konsisteni) kebenaran.Dari ketiga nilai-nilai tersebut yang menjadi identitas sistem individu setelah adanya kesatuan kata dan perbuatan.

           Dan nilai-nilai kepercayaan, kehendak dan tindakan juga berkaitan dengan kebenaran. Akan tetapi kepercayaan tidak berkaitan dengan kehendak dan kebebasan. Kecendrungan sifat manusia lebih pada kebenaran. Sehingga apa yang dilihat sebagai kebenaran, maka itulah yang dipercayai seseorang. Sebuah tindakan dimotivasi oleh keyakinan tentu kehendak menyesuaikan diri dengan keyakinan, maka motif tindakan tersebut adalah ketulusan.

B.    Prinsip-Prinsip Relasi Intersubyektivitas

           Dalam organsasi sistem sosial, yakni the ideal state of social order hanya jenis emotioning cinta yang menjadi prinsip relasi intersubyektivitas nilai dalam organisasi sistem sosial. Nilai-nilai cinta atau kasih sayang yang luas cakupan maknanya tentang kebenaran dan kebaikan. Dan adanya cinta yang berpotensi mempersatukan, membuat kita menerima semua perbedaan. Cinta identik dengan kebaikan-kebaikan, dan kebaikan mengarah pada kebenaran. Seperti kebenaran, cinta menimbulkan tindakan. Dan tindakan ada setelah adanya kehendak. Inilah nilai-nilai yang membentuk organisasi sistem keperibadian individu.

           Dengan adanya cinta tentu adanya tindakan saling menerima tanpa syarat. Relasi ini berkaitan dengan aktivitas individu yang ditandai dengan tindakan komunikasi atau dialog. Dengan adanya dialog tentu ada yang berkehendak untuk berbicara atau mendengar. Disinilah adanya kepercayaan bersama, kebenaran intersubyektivitas, dan selanjutnya menjadi kesamaan struktur.Maka dialog juga melahirkan kemauan dan kehendak bersama untuk bertindak dengan saling menerima.

Sumber Buku (SB) :

Muaz, M.Husni. 2016.Anataomi Sistem Sosial Rekonstruksi Menggunakan Nalar Sistem. Mataram: Institusi Pembelajaran Gelar Hidup.

No comments:

Post a Comment