LAPORAN TETAP PRAKTIKUM
PERKEMBANGAN HEWAN
ACARA IV
“EMBRIOLOGI AYAM”
OLEH :
NAMA : BUSYRA
NIM : 170.104.038
KELAS : V/B
JURUSAN PENDIDIKAN IPA BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
KATA PENGANTAR
Bissmillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum warrohmatulahi wabbarkatuh.
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga laporan praktikum Perkembangan Hewan ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktunya.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Beliau adalah sang pionir sejati yang mampu merubah perdaban dan tatanan kehidupan manusia dari tatanan kejahiliaan menuju tatanan keislaman, seperti islam yang masih dapat dirasakan oleh kita semua sampai saat sekarang.
Tak lupa pula untuk mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Perkembangan Hewan yang telah membimbing dan mengajarkan ilmunya. Tak lupa juga, penulis berterimakasih kepada kakak Co.Ass yang setia menemani pada saat praktikum berlangsung, semoga apa yang dilakukan oleh kakak bernilai ibadah di sisi-Nya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, agar menjadi bekal bagi penulis untuk lebih baik pada penyusunan laporan selanjutnya.
Wassalamu’allaikum warrohmatutahi wabarrkatuh.
Mataram, 5 Desember 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR................................................................................................................ iii
DAFTAR ISI................................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................. 2
C. Tujuan.................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................................ 3
BAB III METODOLOGI................................................................................................................ 7
A. Pelaksanaan.................................................................................................. 7
B. Alat dan Bahan.................................................................................................. 7
C. Cara Kerja.................................................................................................. 7
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................................................ 9
A. Hasil Pengamatan.................................................................................................. 9
B. Analisis Prosedur.................................................................................................. 9
C. Pembahasan.............................................................................................. 10
BAB V PENUTUP............................................................................................................ 21
A. Kesimpulan.............................................................................................. 21
B. Kritik dan Saran.............................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Embrio adalah tahapan awal dari pertumbuhan vertebrata (hewan bertulang belakang). Pada praktikum embriologi kali ini kami mengamati proses perkembangan embrio ayam. Ayam merupakan hewan yang termasuk dalam jenis unggas, yang perkembangbiakannya dilakukan dengan bertelur. Perkembangan embrio ayam terjadi diluar tubuh induknya. Selama berkembang, embrio memperoleh makanan, nutrisi dan perlindungan dari kuning telur (yolk), putih telur (albumen) dan kerabang telur. Poladasar perkembangan embrio ayam yaitu melalui tahapan pembelahan, morula, blastula, dan gastrula.
Perkembangan embrio ayam adalah perkembangan terjadi diluar tubuh induknya. Selama berkembang, embrio memperoleh makanan dan perlindungan yang dari telur berupa kuning telur, albumen, dan kerabang telur. Itulah sebabnya telur unggas selalu relatif besar. Perkembangan embrio ayam tidak dapat seluruhnya dilihat, dengan mata telanjang, melainkan perlu bantuan alat khusus seperti mikroskop atau kaca pembesar.
Layaknya seorang bayi dalam perut ibunya, embrio anak ayam dalam telur juga mengalami perkembangan yang signifikan dari hari ke hari. Embrio di dalam telur sebagai awal mula kehidupan seekor anak ayam ternyata memiliki keunikan pertumbuhan di dalamnya. Secara umum embrio telur ayam mengalami perkembangan dari hari ke hari yang dimulai dengan asal mula lempengan embrio pada tahap blastodermal.
Pada hari pertama ini nampak ada rongga segmentasi yang berada di bawah area pelusida, terdapat cincin yang berwarna lebih gelap dari sekitarnya. Hari ke dua jalur pertama pada pusat blastoderm mulai muncul, membran vitelum mulai muncul yang merupakan organ yang berperan dalam penutrisi makanan embrio. Hari ketiga embrio telah berada disisi kiri dan mulai muncul system peredaran darah, struktur jantung sudah mulai nampak berdenyut.
Praktikum kali ini ditujukan untuk mengetahui dan mengenal proses embrio pada telur ayam. Perkembangan embrio pada tubuh hewan berfariasi dan melewati beberapa fase hingga menjadi individu baru. Oleh karena itu, dalam praktikum kali ini akan dibahas tentang perkembangan embrio pada telur ayam.
B. Rumusan Masalah
Bagaiamna mengamati embriologi ayam pada waktu pengeraman tertentu?
C. Tujuan
Untuk mengamati embriologi ayam pada waktu pengeraman tertentu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Embriogenesis merupakan proses perkembangan dari zigot dengan perkembangan organ tubuh (organogenesis), sehingga terbentuk individu yang fungsional, meliputi proses: pembelahan, blastulasi, gastrulasi, dan neurulasi. Pembelahan merupakan suatu rangkaian proses mitosis yang berlangsung berturut-turut setelah terjadi fertilisasi. Pembelahan zigot terjadi secara cepat, sehingga sel anak tidak sempat tumbuh dan sel anak makin kecil sesuai dengan tingkat perkembangannya dan agar pembelahan menghasilkan sel anak yang anak disebut morula dan sel anak disebut blastomer. Besar morula tidak jauh berbeda dengan besar zygot karena selama pembelahan berlangsung, zonapelusida tetap utuh dan blastomer-blastomer saling terikat oleh suatu kekuatan yang disebut tigmotaksis. Bila blastomer suatu blastula katak dipisahkan secara mekanik, blastomer tersebut bergerak tidak menentu dan akan melekat pada blastomer lain bila saling bersentuhan (Syahrum 1994: 1).
Bagian-bagian yang terdapat pada telur berbentuk lapisan, tersusun dari dalam ke luar. Bagian telur pertama dimulai dengan sel telur.Sel telur ini kecil dan terlihat sebagai bintik agak putih. Kuning telur dikeluarkan oleh oviduct atau saluran sel telur, kemudian ditambah empat lapisan pemisah albumen (putih telur). Bagian-bagian ini dilindungi oleh dua lapisan "kulit" membrane tipis yang transparan, kemudian pada bagian luar kulit ini dibungkus oleh kulit kerabang telur (shell). Hanya beberapa jam sebelum telur dikeluarkan dari tubuh induk, telur mengalami pigmentasi warna. Pigmen ini dihasilkan dalam tubuh ayam. Karena setiap telur dipigmentasi secara terpisah, maka warna setiap ayam nantinya akan bervariasi meskipun telurnya dikeluarkan dari induk yang sama. Setiap induk ayam dapat mengeluarkan telur meskipun tidak dibuahi oleh ayam jantan. Tetapi telur ayam yang tidak dibuahi ini tidak akan mengalami pertumbuhan amnion, allantois, chorion atau embrio (Sutasurya 1980: 1).
Sel telur atau ovum dapat dibedakan menurut jumlah kuning telurnya (yolk) pertama yaitu sel telur oligolestal dimana sel telur yang jumlah kuning telurya sedikit, seperti pada mamalia. Selanjutnya sel kedua adalah sel telur mesolesital dimana jumlah kuning telurnya sedang seperti pada telur amphibi dan ketiga adalah sel telur polilesital yaitu kuning telurnya banyak, sperti pada unggas, reptilia dan mamalia bertelur. Didalam sitoplasma sel telur ada lemak, pigmen, enzim dan unsur lainya, seperti inti sel dan mitokondria. Dari kedua pembagian itu ada yang namanaya bisa digabung yaitu sel telur oligolesital dan sel telur isolesital menjadi sel telur oligolesital. Begitu pula pada sel telur politelolesital (Susilo 1999: 56).
Lapisan korteks telur adalah lapisan plasma yang terletak di bagian sisi dalam membran telur. Pada lapisan korteks terdapat struktur khusus yang berperan penting saat fertilisasi dan disebut granula korteks. Setiap granula korteks diselaputi oleh struktur membran yang mengandung mukopolisakarida. Ukuran diameter granual korteks bervariasi. Pada lapisan granula korteks Amfibia juga terdapat granula pigmen maka telur tampak kehitaman. Oosit membentuk beberapa macam selaput yang berfungsi sebagai pengenal sperma sesama spesiesnya. Ada telur yang menghasilkan selaput khusus di antara permukaan membran selnya dengan membran sel-sel folikel (Kimball 1992: 26).
Sel telur memiliki selaput sel pertama yaitu yang disebut selaput vitelin yang sangat tipis dihasilkan oleh sel telur atau ovum. Pada waktu terjadi fertilisasi selaput ini tersingkat sehingga membantuk selaput yang akan membungkus sel telur. Ruang yang terbentuk di antara selaput plasma dan selaput vitelin ini disebut ruang pri vitelin, dan selaput vitelin disebut selaput fertilisasi. Selaputnya sel telur langsung berbatasan ini disebut sebagai zona pelusida, dan selaput sel telur disebelah luar zona pelusida ini disebut sebagai corona radiata (Wijayanti 2005: 57).
Pada prinsipnya semua jenis telur mempunyai struktur yang sama, Telur terdiri dari enam bagian yaitu: kerabang telur atau kulit luar (shell), selaput kerabang, putih telur (albumin), kuning telur (yolk), tali kuning telur (chalaza) dan sel benih (germplasm). Masing-masing bagian memiliki fungsikhas. Kerabang telur berfungsi sebagai pelindung embrio dari gangguan luaryang tidak menguntungkan. Kerabang juga berfungsi melindungi putih telur dan kuning telur agar tidak keluar dan terkontaminasi dari zat-zat yang tidak diinginkan. Kerabang telur memiliki pori-pori sebagai media lalu lintas gasoksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) selama proses penetasan (Surjono 2001: 1).
Bentuk awal embrio ayam pada hari pertama belum terlihat jelas, sel benih berkembang menjadi bentuk seperti cincin dengan bagian tepinya gelap, sedangkan bagian tengahnya agak terang. Bagian tengah ini merupakan sel benih betina yang sudah dibuahi yang dinamakan zygot blastoderm. Setelah lebih kurang 15 menit setelah pembuahan, mulailah terjadi pembiakan sel-sel bagian awal perkembangan embrio. Jadi didalam tubuh induk sudah terjadi perkembangan embrio (Sudarwati 1990: 57).
Oksigen diperlukan embrio untuk proses pernapasan dan perkembangannya. Putih telur merupakan tempat penyimpanan air dan zatmakanan didalam telur yang digunakan untuk pertumbuhan embrio. Kuning telur merupakan bagian telur yang bulat bentuknya, berwarna kuning sampai jingga dan terdapat di tengah-tengah telur. Kuning telur mengandung zat lemak yang penting bagi pertumbuhan embrio. Didalam kuning telur terdapat selbenih yang menjadi unsur utama embrio unggas. Pada bagian ujung yangtumpul dari telur terdapat rongga udara yang berguna untuk bernapas bagi embrio selama periode penetasan, yang berlangsung rata-rata 20-22 hari (Admin 2010: 1).
Sel telur yang terdapat dalam telur dan sudah dibuahi adalah bakal anak ayam. Sebelum telur menetas, bakal anak ini disebut embrio. Embrio ini harus mendapatkan makanan untuk pertumbuhannya. Embrio ini mendapatkan makanan dari kuning telur (yolk). Karena itulah sebabnya mengapa sel telur selalu menempel atau berada pada pinggir kuning telur. Satu atau dua hari setelah telur ayam menetas dan mengeluarkan anak ayam, kuning telur masih tersisa dan melekat pada perut atau tali pusat (umbilical cord) anak ayam tersebut. Kuning telur tersebut digunakan sementara untuk sumber makanan anak ayam.
Sel telur polilesital, selain kuning telur dilengkapi dengan cadangan makanan berupa albumen atau putih telur. Untuk melindungi diri dari gangguan luar, sel telur polilesital dilengkapi dengan kulit kerabang yang kuat. Ini berarti bahwa embrio sel telur polilesital berkembang di dalam sel telur. Pada bangsa burung, embrio berkembangan didalam telur tubuh induk oleh karena itu untuk keperluan perkembangan embrio harus memiliki jumlah makanan yang cukup. Di sini harus dipahami dan dibedakan antara sel telur dan telur (Kimball 1996: 57).
BAB III
METODOLOGI
A. Pelaksaaan
Hari, tanggal : Selasa, 10Desember2019
Waktu : 08.00-09.30 Selesai
Tempat : Laboratorium UIN Mataram
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Inkubator telur ayam
b. Cawan petri
c. Senter untuk meneropong
d. Alat disseting/alat bedah
2. Bahan
a. Tissue
b. Telur ayam kampung (masing-masing kelompok 4 butir)
c. Spidol
d. Larutan garam fisiologis
C. Cara Kerja
1. Menandai telur tiap-tiap kelompok sesuai dengan nama kelompok dan waktu inkubasi
2. Menginkubasikan telur di dalam inkubator selama 7 hari dan 14 hari.
3. Mengambil telur yang sudah diinkubasi sesuai dengan waktu inkubasinya
4. Meneroppong telur untuk mengetahui posisi emberio, beri tanda dengan spidol
5. Membuka kulit telur dengan gunting secara berhati-hati, jangan sampai emberio ayam terkena
6. Meletakkan dalam cawan petri dan membersihkan emberio dari kuning telur dengan menggunakkan larutan garam fisiologis
7. Mengamati emberio, menggabar dan mencatat ciri-cirinya
8. Setiap hari telurnya dibalik dengan memutar telurnya 2x sehari dengan panas termometer sebesar 37 0c
9. Bawah rak telur ada air dinampan 3/4
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Gambar hasil pengamatan
No. |
Gambar lab |
Gambar perbandingan |
Keterangan |
1 |
|
|
1. Mata 2. rongga dada 3. jantung 4. otak, amnion dan alantois, 5. kantong kuning telur, 6. seta paruhnya. |
2 |
|
|
1. Kepala 2. sayap 3. rongga udara. 4. amnion |
B. Analisis Prosedur
Sebelum melakukan praktikum mengenai emberiolog pada ayam ini terlebih dahulu kita menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakkan pada saat melakukan praktikum seperti Inkubator telur ayam, Cawan petri, Senter untuk meneropong, Alat disseting/alat bedah, Tissue, Telur ayam kampung (masing-masing kelompok 4 butir), Spidol, Larutan garam fisiologis.
Kita mulai dalam melakukan praktikum yaitu dengan Menandai telur tiap-tiap kelompok sesuai dengan nama kelompok dan waktu inkubasi, dimana waktu inkubator menginkubasikan telur di dalam inkubator selama 7 hari dan 14 hari. Mengambil telur yang sudah diinkubasi sesuai dengan waktu inkubasinya pada hari ke 7 dengan 2 telur, meneroppong telur untuk mengetahui posisi emberio, beri tanda dengan spidol, membuka kulit telur dengan gunting secara berhati-hati, jangan sampai emberio ayam terkena, meletakkan dalam cawan petri dan membersihkan emberio dari kuning telur dengan menggunakkan larutan garam fisiologis, mengamati emberio, menggabar dan mencatat ciri-cirinya, setiap hari telurnya dibalik dengan memutar telurnya 2x sehari dengan panas termometer sebesar 37 0c dan bawah rak telur ada air dinampan ¾.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan pada praktikum kali ini yaitu emberiologi pada ayam dengan waktu tertentu. Dimana kita harus mengetahui klasifikasi dari ayam itu sendiri seperti:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo :Galliformes
Famili : Phasianidae
Genus : Gallus
Spesies : G. gallus
Sub spesies : G. g. domesticus
Telur adalah suatu bentuk tempat penimbunan zat gizi seperti air, protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan embrio sampai menetas. Selama pembelahan awal seluler, terbentuk dua lapisan sel benih dimana peristiwa ini disebut dengan gastrulasi, yang biasanya dilengkapi pada saat telur dikeluarkan dari tubuh induk. Kedua lapisan ini adalah ektoderm dan mesoderm. Lapisan ketiga yaitu endoderm akan terbentuk ketika telur sudah di tempatkan di dalam incubator.
Setelah mengetahui klasifikasi dari ayam itu sekarang kita akan membahas bagian telur itu terdiri dari:
1. Yolk (kuning telur)
Yolk menyusun 30-33% berat telur.Yolk berbentuk hampir bulat dengan warna kuning sampai jingga tua, dan terletak di pusat telur.Bahan yang memberi warna pada yolk adalah xanthophil, yaitu suatu pigmen carotenoid yang diturunkan dari pakan.Yolk terdiri dari latebra, germinal disc (balstoderm), lapisan konsentris terang dan gelap, dan membran vitellin yang membungkus yolk, bersifat halus, elastis dan berkilau.
2. Pembentukan Kuning telur
Kuning telur dihasilkan oleh ovarium sedangkan pigmen yang terdapat pada kuning telur yang menambah warna kuning adalah xantophyl yaitu suatu pigmen carotenoid yang termasuk golongan oxycarotenoid diturunkan dari pakan yang dimakan unggas. Tiap ova (kuning telur) berada dalam folikel, folikel-folikel itu berkumpul, bergerombol sehingga tampak seperti buah anggur, terikat satu sama lain oleh jaringan ikat yang banyak mengandung pembuluh darah, lymphe dan urat syaraf. Ketika ovarium mulai berfungsi, ukuran ova yang terdapat dalam ovarium itu mulai bertambah besar.Ova ini dibungkus oleh membran vitelin.
Kuning telur mengalami perkembangan dalam ovarium selama 10 hari, sesudah itu dilepaskan (diovulasikan). Ovulasi adalah pelepasan kuning telur dari ovarium dan jatuhnya ke dalam mulut oviduct dan terus menuju ke funnel atau telur ini akan lepas dari mulut oviduct dan jatuh ke rongga tubuh. Kuning telur yang jatuh ke rongga tubuh ini biasanya bisa jatuh kembali kedalam mulut oviduct. Rata-rata pertambahan diameter dari kuning telur ini 4 mm sehari dan diovulasikan pada saat berdiameter + 40 mm. Pada hari ke 8 dan 9 sebelum kuning telur meninggalkan ovarium, pertumbuhan terjadi sangat cepat, pada hari ke 7 sampai ke 4 sebelum diovulasikan pertumbuhannya agak lambat. Menjelang telur diovulasikan pertumbuhan kuning telur ini lambat sekali.
Selama pertumbuhan kuning telur ini, germinal disc selalu terdapat dibagian atas kuning telur. Kuning telur dilepaskan berganti-ganti, berselang 24-36 jam tergantung proses penelurannya. Dalam keadaan normal kuning telur diovulasikan 15 menit sebelum bertelur.
Kuning telur yang telah dilepaskan oleh ovarium ditangkap dan menempel pada mulut oviduct. Kuning telur ini bergerak menuju ke funnel, sprmatozoa yang dihasilkan oleh ayam jantan sewaktu kopulasi, dengan aktif bergerak menembus saluran oviduct mencari sel telur.
Sperma ini akhirnya akan bertemu dengan sel telur atau kuning telur (yolk) ini pada funnel sehingga proses pembuahanpun terjadi. Sel sperma yang membuahi sel telur ini hanya satu.Lainnya tidak terus mati tetapi bisa tahan sampai beberapa hari dan menunggu datangnya dan jatuhnya yolk yang berikutnya.
3. Albumen (putih telur)
Albumen menyusun kira-kira 60% dari berat telur total.Albumen terdiri dari 4 fraksi yaitu, lapisan chalaziferous (lapisan kental dalam), lapisan encer dalam (inner thin layer), lapisan kental luar (firm gel-like layer), dan lapisan encer luar (outher thin layer). Albumen yang berwarna sedikit kehijauan disebabkan oleh riboflavin (vitamin B2)
4. Pembentukan Lapisan Putih Telur dan Chalaza
Setelah kuning telur diovulasikan dan ditangkap oleh mulut oviduct, bergerak ke funnel. Dalam funnel ini telur dibuahi atau tidak terus bergerak ke magnum. Dalam funnel inui telur tinggal selama + 15 menit.
Telur ini bergerak karena adanya gerak peristaltik dinding oviduct. Pada magnum ini disekresikan albumen yang kaya akan mucin sebanyak 50-60% dari putih telur seluruhny. Kuning telur tinggal dalam magnum ini selama 2 jam 45 menit
5. Lapisan Chalaziferou
Lapisan putih telur tebal daerah ujung-ujung telur mengalami differensiasi membentuk benang-benang mucin. Benang-benang mucin ini akan berputar membelit seperti tali yang menuju ke arah ujung telur dan disebut chalaza. Chalaza ini sangat penting untuk menjaga kedudukan kuning telur dan embrionya selama pengeraman.
Lapisan ini menyusun 3% albumen.Lapisan ini sangat kental tetapi sangat tipis, mengelilingi yolk dengan rapat pada sisi yang berlawanan dengan yolk, lanjutan dari selaput ini bercabang ke arah kedua ujung telur sebagai chalaza.Chalaza tampak seperti pintalan tali yang berwarna keputihan.Chalaza membantu menstabilkan yolk pada posisi sentris dan menghambat naiknya atau menempelnya yolk ke cangkang bila telur berada dalam keadaan istirahat.
6. Lapisan Putih Telur Encer Dalam
Lapisan ini menyusun 21% (kisaran 1-40%) albumen yang mengelilingi lapisan chalaziferous.
7. Lapisan Putih Telur Kental Luar
Lapisan ini menyusun 55% (kisaran 30-80%) albumen yang mengalilingi lapisan putih telur encer dalam dan berperan sebagai pembungkus lapisan putih telur encer dalam dan yolk.
8. Lapisan Putih Telur Encer Luar
Lapisan ini menyusun 21% (kisaran 10-60%) albumen.Lapisan ini terletak di sebelah dalam membran kulit telur, kecuali pada bagian ujung telur yang putih kentalnya melekat pada ujung telur.Prosentase albumen kental dan encer dalam telur bervariasi pada strain, individu, kesegaran, kondisi, dan waktu penyimpanan.
9. Shell Membrane (Membran Kulit Telur)
Membran ini terdiri atas dua lapisan, yaitu membran kulit telur dalam dan membran kulit telur luar yang masing-masing tersusun oleh 2 atau 3 lapis anyaman serabut protein yang tidak teratur.Serabut tersebut disatukan oleh suatu bahan albuminous cementing unruk membentuk membran tipis, kuat, melekat erat, dan bersama-sama membatasi cangkang di sebelah dalam dan melekat erat padanya. Membran dalam lebih tipis dari membran luar dengan tebal keseluruhan 0,01-0,02 mm.
10. Shell (Cangkang)
Cangkang merupakan lapisan berkapur yang menyusun 9-12% dari berat telur total. Cangkang tersusun kira-kira 94% kalsium karbonat, 1% magnesium karbonat, 1% kalsium fosfat, dan 4% bahan organik terutama protein. Telur di dalam uterus tinggal selama 20 jam 45 menit. Selain kelenjar uterus mensekresikan albumen juga menghasilkan bahan cangkang telur, yang terdiri dari sebagian besar CaCo3. CaCo3 di bawa aliran darah ke dalam kelenjar uterus.Pada temperatur yang tinggi, lubang pori-pori ini semakin besar dan cangkang telur cenderung menjadi tipis karena Ca dalam aliran darah sedikit. Pigmentasi terjadi di uterus dan vagina 5 jam terakhir sebelum dikeluarkan. Sebelum telur dikeluarkan di simpan dahulu dalam vagina untuk beberapa waktu.Disini disekresikan mucus yang ditimbun diluar cangkang telur.Mucus ini mempermudah dan memperlicin keluarnya telur.Setelah telur dikeluarkan mucus ini dengan segera mengering, sehingga meninggalkan sisa yang disebut kutikula. Lama telur berada dalm oviduct adalah + 25 jam. Jadi lamanya pembentukan telur sejak awal pertumbuhan ova dalam ovarium adalah + 11 hari 2 jam.
11. Air Cell (Rongga Udara)
Pada saat ditelurkan, rongga udara tidak ada.Segera setelah telur dingin, isinya mengkerut.Sedikit vakum menyebabkan udara masuk melewati pori-pori cangkang untuk membentuk rongga udara diantara kedua membran.Rongga udara biasanya terbentuk pada bagian ujung telur yang tumpul karena porositas cangkang paling besar terdapat pada daerah ini.Tetapi rongga udara bisa terjadi pada bagian lain, tergantung di daerah mana membran kulit telur mudah terpisah.
Perkembangan embrio ayam terjadi di luar tubuh induknya. Selama berkembang, embrio memperoleh makanan dan perlindungan yang dari telur berupa kuning telur, albumen, dankerabang telur.Itulah sebabnya telur unggas selalu relatif besar.
Dalam perkembangannya, embrio dibantu kantung oleh kuning telur, amnion, dan alantois. Kantung kuning yang telur dindingnya dapat menghasilkan enzim. Enzim ini mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio.Amnion berfungsi sebagai bantal, sedangkan alantois berfungsi pembawa sebagai ke oksigen embrio,menyerap zat asam dari embrio, mengambil yang sisa-sisa pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta membantu alantois, serta membantu mencerna albumen.
Hasil yang di dapat pada praktikum kali ini yaitu Fertilitas adalah persentase telur yang fertil dari sejumlah telur yang ditetaskan.Telur fertil ialah telur yang dibuahi/telur hasil perkawinan antara jantan dan sel betina. Ada beberapa factor yang mempengaruhi fertilitas yaitu: pengaturan suhu, pengaturan kelembaban, pembalikan telur, periode kritis dan candling. Rongga udara memberi identitas lamanya telur disimpan,rongga udara yang diperlukan adalah rongga udara yang tingginya kurang dari 1 cm.
Embrio yang sedang tumbuh didalam tubuh membutuhkan temperature yang optimum selama penetasan. Gejolak temperature yang terlalu eksterm akan menyebabkan kematian embrio. Adapun temperature yang optimum untuk telur tetas tidak sama pada semua telur, tetapi tergantung pada besarnya telur, kualitas kerabang, genetic, umur telur ketika dimasukkan kedalam rak mesin tetas/incubator. Komponen-komponen terpenting dari udara adalah O2, N, CO2 dan uap air, lalu lintas udara ini dilakukan melalui pori-pori pada kerabang untuk pernapasan embrio berupa O2 dan pembuangan gas CO2 dari hasil pembakaran embrio. O2 ini sangat penting untuk keberlangsungan hidup embrio, bila jumlah O2 dalam ruang incubator berkurang maka kematian embrio sudah diambang pintu. Kebutuhan O2 ini diambil oleh mesin pipa-pipa ventilasi. Semakin besar embrio maka akan semakin banyak udara yang dibutuhkandan ventilasi semakin penting.
Pada saat telur dikeluarkan, beberapa ribu sel akan dihasilkan dan blastodisc akan menggambarkan suatu unit yang kompleks. Setelah telur dikeluarkan, pembelahan seluler terus berlangsung selagi temperature di atas 75º F. Sel telur tidak akan membelah lagi bila temperatur kembali rendah, oleh karena itu mulai saat telur ditelurkan sampai telur siap dimasukkan kedalam incubator, pembelahan seluler akan terhambat, artinya tidak terjadi pembelahan sel antara waktu tersebut.
a. Hari Pertama
Bentuk awal embrio pada hari pertama belum terlihat jelas, sel benih berkembang menjadi bentuk seperti cincin dengan bagian tepinya gelap, sedangkan bagian tengahnya agak terang. Bagian tengah ini merupakan sel benih betina yang sudah dibuahi yang dinamakan zygot blastoderm. Setelah lebih kurang 15 menit setelah pembuahan, mulailah terjadi pembiakan sel-sel bagian awal perkembangan embrio. Jadi didalam tubuh induk sudah terjadi perkembangan embrio.
Pada hari pertama pengamata hanya terlihat 3 bagian dari telur ayam yakni,Peta takdir,area ovaca,dan zona vasikulata.Peta takdir merupakan cikal bakal dari pembentukan jantung,sementara area ovaca merupakan tahap awal pembentukan organ tubuh,dan zona vasikullata merupakan pembentuk pembuluh darah bagi embrio.perhatikan,
b. Hari Kedua
Bentuk awal embrio hari kedua mulai terlihat jelas. Pada umur ini sudah terlihat primitive streake–suatu bentuk memanjang dari pusat blastoderm – yang kelak akan berkembang menjadi embrio. Pada blastoderm terdapat garis-garis warna merah yang merupakan petunjuk mulainya sistem sirkulasi darah.
Pada hari kedua mulai terbentuk jantung, hati dan pembuluh darah mulai berkembang. Sedang memulai dimana letak telinga, pembuluh saraf columna vertebrae. Saat ini adalah saat yang kritis dari kehidupan embrio, sebab saat itu jantung mulai berdetak. Peredaran darah dimulai, dengan kerja sama antara kantung darah dengan kantung selaput kuning telur.
c. Hari Ketiga
Pada jantung hari ketiga ini, sudah mulai terbentuk dan berdenyut serta bentuk embrio sudah mulai tampak. Dengan menggunakan alat khusus seperti mikroskop gelembung dapat dilihat gelembung bening, kantung amnion, dan awal perkembangan alantois. Gelembung-gelembung bening tersebut nantinya akan menjadi otak. Sementara kantong amnion yang berisi cairan warna putih berfungsi melindungi embrio dari goncangan dan membuat embrio bergerak bebas.
Pada hari ketiga ini bentuk jantung tergambar, kaki mulai terbentuk dan dikembangkan, terbentuk sayap, embrio mulai berputar, dengan mata tampak pembuluh darah, organ tubuh lengkap,terbentuk lidah, adanya selaput amnion, ada cairan corio alantois, umbilicalis fungsinya menyalurkan makanan ke embrio atau memfiksir embrio.
d. Hari Keempat
Di hari ini, mata sudah mulai kelihatan. Mata tersebut tampak sebagai bintik gelap yang terletak disebelah kanan jantung. Selain itu jantung sudah membesar. Dengan menggunakan mikroskop, dapat dilihat otaknya. Otak ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu otak depan, otak tengah dan otak belakang.
e. Hari Kelima
Hari kelima ini embrionya sudah tampak jelas. Kuncup-kuncup anggota badan sudah mulai terbentuk. Ekor dan kepala sudah berdekatan sehingga tampak seperti huruf C. Sementara amnion dan alantois sudah kelihatan. Embrio sudah terletak didalam amnion dan pembuluh sudah semakin banyak dari pada hari sebelumnya. Selain itu telah terdapat pula optic fecicel, prosencephalon, metencephalon, rombencephalon, dan umbilicalis.
Pada hari kelima ini, embrionya sudah mulai tampak lebih jelas. Kuncup-kuncup anggota badan sudah mulai terbentuk. Dengan menggunakan mikroskop, dapat dilihat bahwa telah terjadi perkembangan alat reproduksi dan sudah terbentuk jenis kelaminnya. Sementara amnion dan alantois sudah kelihatan
f. Hari Keenam
Pada hari keenam ini kuncup-kuncup anggota badan sudah mulai terbentuk. Mata sudah tampak menonjol. Dengan mikroskop dapat dilihat bahwa rongga dada sudah mulai berkembang dan jantung sudah membesar. Selain itu, dapat dilihat otak, amnion dan alantois, kantong kuning telur, seta paruhnya.
g. Hari Ketujuh
Hari ketujuh hampir sama dengan hari keenam hanya kuncup-kuncup anggota badan sudah telah agak terbentuk. Mata sudah tampak menonjol. Dengan mikroskop dapat dilihat bahwa rongga dada sudah mulai berkembang dan jantung sudah membesar. Selain itu, dapat dilihat otak, amnion dan alantois, kantong kuning telur, seta paruhnya.
h. Hari Kesembilan
Pembentukan tulang pertama kali terjadi peda embrio berumur 9 hari,selain itu juga terjadi pembentukan organ yang sudah Nampak sebelumnya.
i. Hari Kesepuluh
Lubang hidung masih sempit. Terjadi pertumbuhan kelopakmata, perluasan bagian distal anggota badan. Membran viteline mengelilingi kuning telur dengan sempurna. Folikel bulu mulai menutup bagian bawah anggota badan. Patuk paruh mulainampak.
j. Hari Kesebelas
Lubang palpebral memiliki bentuk elips yang cenderung menjadiencer. Alantois mencapai ukuran maksimal, sedangkan vitellus makin menyusut. Embrio sudah nampak seperti anak ayam.
k. Hari Keduabelas
Folikel bulu mengelilingi bagian luar indera pendengar meatusdan menutupi kelopak mata bagian atas. Kelopak mata bagian bawah menutupi 2/3 atau bahkan ¼ bagian kornea.
l. Hari Ketigabelas
Alantois menyusut menjadi membran Chorioalantois. Kuku dan kali mulai nampak jelas.
m. Hari Keempatbelas
Kepala sudah mengarah ke sayap sebelah kanan,karna mendekati rongga udara. Dan amnion sudah mulai berkurang.
n. Hari Keenambelas
Pembuluh darah masuk ke dalam tubuh,dan amnion sudah habis.
o. Hari Ketujuhbelas
Ginjal sudah mulai memproduksi uretras,dan paruh mengarah ke rongga udara.
p. Hari kedelapanbelas
Vitelin mulai masuk ke dalam tubuh.
q. Hari Kesembilanbelas
Vitelin semakin masuk ke dalam tubuh, sehingga warna tubuh berubah menjadi hitam, mulai bernapas dengan paru-paru, dan kerabang mulai rapuh.
r. Hari Keduapuluh
Vitelin telah habis dan embrio sudah memenuhi seluruh ruang dalam kerabang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan embrio ayam adalah suhu, keberhasilan gastrulasi, dan kondisi lingkungan. Semakin tinggi suhu maka semakin cepat proses perkembangan embrio ayam berlangsung. Keberhasilan pada gastrulasi menentukan keberhasilan perkembangan embrio karena gastrulasi merupakan proses yang paling menentukan dalam perkembangan embrio. Kondisi lingkungan yang buruk mengganggu perkembangan embrio ayam. Kekurangan mineral juga dapat menyebabkan penurunan laju pertumbuhan embrio, perkembangan organ yang tidak normal, dan kematian embrio. Telur yang dioposisikan ayam yang sama pada setiap pagi hari, tingkat perkembangan zigot di dalamnya belum pasti sama, telur-telur yang ditunda penelurannya telah mencapai tingkat perkembangannya yang didasarkan pada lama waktu inkubasi sering tidak tepat, telur-telur yang diinkubasi dalam panjang waktu yang sama, tingkat perkembangannya yang dicapai belum tentu sama. Ayam biasanya tidak mengoposisikan telurnya apabila sampai pada uterus sudah sore dan ditelurkan pada pagi harinya, telur yang sudah dibuahi, segara memulai perkembangannya meski belum dikeluarkan. Selain itu posisi telur selama penyimpanan memiliki efek pada daya tetasnya sehingga memengaruhi pula pada kualitas embrionya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari melakukan praktikum kali ini masa normal waktu perkembangan embrio ayam sejak keluar dari tubuh induknya sampai menetas yaitu 21 hari. Embrio itu akan mengalami rangsangan gerak ketika mendengar suara ayam dewasa berkotek-kotek yang itu merupakan induknya.
Hari ketujuh hampir sama dengan hari keenam hanya kuncup-kuncup anggota badan sudah telah agak terbentuk. Mata sudah tampak menonjol. Dengan mikroskop dapat dilihat bahwa rongga dada sudah mulai berkembang dan jantung sudah membesar. Selain itu, dapat dilihat otak, amnion dan alantois, kantong kuning telur, seta paruhnya. Hari Keempatbelas Kepala sudah mengarah ke sayap sebelah kanan, karna mendekati rongga udara. Dan amnion sudah mulai berkurang.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan lanjut embrio telur ayam yaitu: suhu lingkungan, intensitas cahaya, medium dan jarak lampu terhadap embrio. Semakin tinggi suhu maka semakin cepat proses perkembangan embrio ayam berlangsung. Keberhasilan pada gastrulasi menentukan keberhasilan perkembangan embrio karena gastrulasi merupakan proses yang paling menentukan dalam perkembangan embrio. Kondisi lingkungan yang buruk mengganggu perkembangan embrio ayam.
B. Kritik dan Saran
1. Kritik
Alat dan bahan tidak semuanya digunakkan dalam melakukan praktik ini.
2. Saran
Praktikum selanjutnya harus lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Admin, Ludi, dkk. 2010. Pengetesan Fertilisasi Telur. Jakarta: Gramedia.
Sudarwati. 1990. Dasar-Dasar Struktur Dan Perkembangan Hewan. Bandung: ITB.
Surjono. 2001. Proses perkembangan embrio. Jakarta: UniversitasTerbuka.
Wijayanti, Gratiana E., dan Sorta Basar Ida Simanjuntak. 2005. Viabilitas dan Perkembangan Embrio serta Larva Ikan Nilem (Osteochilus hasselti C.V.) Pasca Chorion Puncture. Jurnal Biologi Indonesia. Vol. III, No. 10: 411-419
Kimball, john W. 1992. BIOLOGI edisi ke-5 jilid 2. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Kimball, john W. 1996. BIOLOGI edisi ke-5 jilid 3. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Susilo, Hardi. Dkk. 1993.Struktur dan Perkembangan Hewan.Yogyakarta: UGM.
Sutasurya, L.A., dan Tien W.S. 1980. Panduan praktikum embriologi. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Syahrum, M. H; Kamaluddin dan A. Djokronegoro. 1994. Reproduksi dan Embriologi dari Satu Sel menjadi Organisme. Jakarta: Universitas Indonesia.
No comments:
Post a Comment