3.17.2022

TUGAS BIOTEKNOLOGI

Paling sederhana, bioteknologi merupakan teknologi berdasarkan biologi - bioteknologi memanfaatkan proses seluler dan biomolekuler untuk mengembangkan teknologi dan produk yang membantu meningkatkan kehidupan kita dan kesehatan planet kita. bioteknologi, penggunaan biologi untuk memecahkan masalah dan membuat produk yang bermanfaat. Bidang bioteknologi yang paling menonjol adalah produksi protein terapeutik dan obat lain melalui rekayasa genetika. Bioteknologi modern menyediakan produk serta teknologi terobosan untuk memerangi penyakit yang melemahkan dan langka.

Maka tugas kali ini menyajikan

Reviwu DNA Rekombinan dan Aplikasi Gen

TUGAS BIOTEKNOLOGI

Nama  : BUSYRA

Nim     :170104038

M.P     : BIOTEKNOLOGI

REVIWU DNA REKOMBINAN DAN APLIKASI GEN

1.     Enzim rektriksi bekerja untuk menghasilkan DNA rekobinan

Perkembangan  teknologi  DNA  rekombinan  sanat  dimungkinkan  karena  penemuan enzim yang dapat memotong molekul DNA pada lokas-lokasi yang spesifik yang jumlahnya terbatas. Enzim-enzim tersebut dikenal sebagai enzim restriksi yang ditemukan pertama kali pada bakteri pada akhir tahun 1960-an. Kerja enzim  tersebut dalam tubuh inangnya adalah mengenali  dan  memotong  DNA  (termasuk  DNA  faga  tertentu)  yang  asing  bagi  bakteri tersebut.

Maksud dari kegiatan memotong DNA asing tersebut tidak lain sebagai mekanisme perlindungan bakteri terhadap DNA yang menyelinap dari organisme lain seperti virus atau sel bakteri lain. Enzim-enzim ini bekerja dengan memotong-motong DNA pada lokasi-lokasi yang  spesifik mengenali  daerah  atau  urutan  DNA  pendek  dalam molekul DNA dimana urutan DNA yang dikenali tersebut bersifat PALINDROME. Selanjutnya enzim tersebut akan memotong DNA pada titik tertentu di dalam urutan DNA tersebut. Sel bakteri ini melindungi DNA-nya sendiri dari restriksi dengan menambahkan gugus metil (CH3) pada adenine atau sitosin  di  dalam  urutan  yang  dikenali  oleh  enzim  restriksi tersebut.   Enzim-enzim  restriksi yang telah ditemukan dan telah tersedia secara komersial telah berjumlah ratusan.

Hasil  pemotongan  enzim  restriksi  ada  dua  jenis.  Hasil  pemotongan  yang menghasilkan  ujung  tumpul  atau  “Blunt  end”  dan  hasil  pemotongan  yang  menghasilkan ujung  lancip/  lengket  atau  “sticky  end”.  Dengan  memanfaatkan  kerja  enzim  kita  dapat membuat  peta  restriksi  dari  suatu  molekul  DNA.  Dalam  praktikum  ini  akan  dilakukan pemetaan  restriksi  sederhana  pada  plasmid  pGemT  dengan  menggunakan  beberapa  jenis enzim restriksi.

2.     Peran elektroforesis gel dalam bioteknologi

Elektroforesis gel dalam bioteknologi mempunyai peran yang sangat banyak dianataranya  elektroforesis gel poliakrilamid yaitu elektroforesis merupakan proses berkerakannya molekul bermuatan pada suatu medan listrik.

3.     Peran vector dalam kloning molekuler

Setiap  fragmen  DNA  bisa  digandakan  setelah  dimasukkan  ke  dalam  vektor

yang  cocok  untuk  transformasi  bakteri  sel  host.  Kloning  mengacu  pada  produksi jumlah  besar  molekul  DNA  identik  dan  biasanya  melibatkan  penggunaan  sel  bakteri sebagai  sel  host  untuk  DNA,  walaupun  kloning  dapat  dilakukan  dalam  sel  eukariotik juga.  kloning  cDNA  mengacu  pada  produksi  suatu  perpustakaan  DNA  kloning  (DNA library)  yang  mewakili  semua  mRNA  dalam  sel  atau  jaringan  tertentu Kloning  genom  mengacu  pada  produksi  suatu  perpustakaan DNA  kloning  mewakili  seluruh  genom  suatu  organisme  tertentu.  Dari  salah  satu  dari jenis  DNA  library  dapat  berasal  dari  isolat  (dengan  berbagai  protokol  skrining)  suatu cDNA clone tunggal atau gen.

Dalam  rangka  untuk  mengkloning  baik  cDNA  atau  salinan  gen  vektor  diperlukan untuk  membawa  DNA  kloning.  Vektor  yang  digunakan  dalam  biologi  molekul  dari  dua  kelas dasar.  Satu  kelas  vektor  berasal  dari  plasmid  bakteri,  plasmid  adalah  DNA  circuler  ditemukan pada  bakteri  yang  bereplikasi  secara  autosomal  dari  genom  inang.  DNA  ini  pertama  kali diidentifikasi  karena plasmid membawa gen resistensi  antibiotik. Gen-gen resistensi antibiotic ditemukan  pada  plasmid  digunakan  dalam  modern  plasmid  vitro  direkayasa  untuk memungkinkan  pemilihan  bakteri yang telah  diambil  plasmid yang berisi DNA yang  menarik. Plasmid terbatas di dalam bentuk fragmen umum pasangan basa DNA kurang dari 10.000 (pb)

dapat  digandakan.  Dalam  fragmen  praktek  sekitar  5.000  bp  adalah  batas.

            Jenis  lain  dari  vektor  berasal  dari  bakteriofag  (virus  bakteri)  lambda.  Virus  ini  mampu baik  lysogeny  (integrasi  ke  dalam  genom  inang)  dan  lisis  (infeksi  diikuti  oleh  lisis  dari  host yang  terinfeksi).  Gen  yang  diperlukan  untuk  lysogeny  telah  dihapus  dari  vektor  lambda  yang berbasis  di  untuk  memungkinkan  hanya  siklus  hidup  litik  untuk  mengambil  tempat.

Keuntungan  untuk  vektor  lambda  berbasis  adalah  bahwa  mereka  dapat  membawa  fragmen DNA  hingga  25.000  bp.  Dalam  analisis  genom  manusia  bahkan  vektor  lambda  berbasis membatasi  dan  kromosom  ragi  buatan  (YAC)  sistem  vektor  telah  dikembangkan  untuk kloning DNA fragmen sampai dengan 500.000 bp.

Penentuan sekuen atau fragmen DNA melalui sekuensing bertujuan untuk memastikan fragmen DNA yang diisolasi adalah gen target sesuai dengan kehendak kita. Suatu fragmen DNA yang mengandung gen target yang akan diklon, selanjutnya diinsersikan/dimasukkan ke dalam molekul DNA sirkular yang disebut vector (plasmid, phage atau cosmid) untuk menghasilkan chimoera atau molekul DNA rekombinan. Vektor bertindak sebagai wahana atau wadah, yang membawa  gen masuk ke dalam sel inang atau tuan rumah (host).). DNA rekombinan yang dihasilkan kemudian  ditransformasi ke dalam sel inang (biasanya sel bakteri, misalnya strain E. coli walaupun sel walaupun sel--sel jenis  sel jenis lain dapat di gunakan) untuk diproduksi lebih banyak.

4.     Polymerase Chain Reaction (PCR)

PCR  adalah  teknik  yang  kuat  digunakan  untuk  memperkuat  DNA  jutaan  kali lipat,  dengan  replikasi  berulang  template,  dalam  waktu  singkat.  Proses  ini menggunakan  set  tertentu  dalam  vitro  oligonukleotida  sintesis  untuk  sintesis  DNA prima. Desain  primer  tergantung  pada  urutan  DNA  yang  diinginkan  untuk  dianalisis.

Teknik  ini  dilakukan  melalui  banyak  siklus  (biasanya  20-50)  pencairan  template  pada suhu tinggi, yang memungkinkan primer untuk anil untuk urutan gratis dalam template dan kemudian mereplikasi template dengan DNA polimerase. Proses ini telah otomatis dengan  menggunakan  DNA  polimerase  termostabil  diisolasi  dari  bakteri  yang  tumbuh di  ventilasi  termal  di  laut  atau  air  panas.  Selama  putaran  pertama  replikasi  satu  salinan DNA  dikonversi  menjadi  dua  salinan  dan  seterusnya  mengakibatkan  peningkatan eksponensial  jumlah  salinan  dari  urutan  yang  ditargetkan  oleh  primer.  Setelah  hanya 20 siklus satu salinan DNA diperkuat lebih dari 2.000.000 kali lipat.

Produk  dari  reaksi  PCR  dianalisis  dengan  pemisahan  dalam  gel  agarosa diikuti oleh bromida pewarnaan dan visualisasi dengan transillumination  ultraviolet. Atau, dNTP radioaktif dapat ditambahkan untuk PCR dalam rangka untuk menggabungkan  label  ke  dalam  produk.

Dalam  hal  ini produk dari PCR  yang  divisualisasikan  oleh  paparan  gel  untuk  film  x-ray.  Keuntungan menggunakan radiolabeling pada produk PCR adalah dapat meningkatkan  kuantitas tingkat produk amplifikasi Reaksi berantai polimerase  dapat digunakan untuk memperkuat baik ganda dan beruntai  tunggal  (misalnya  produk  dari  reaksi  transkripsi  terbalik,  RT-PCR)  DNA. Template  dicampur  dengan  primer  spesifik  atau  merosot,  dNTP,  buffer  polymerase termasuk  DNA  polimerase  MgCl2  dan  termostabil.  Template  adalah  didenaturasi  pada suhu  tinggi  (misalnya  95° C)  dan  kemudian  didinginkan  ke  suhu  yang  optimal  akan memungkinkan  primer  mengikat.  Suhu  reaksi  kemudian  dinaikkan  menjadi  optimal bahwa  untuk  DNA  polimerase  (misalnya  72°  C)  dimana  primer  diperluas  sepanjang template. Rangkaian  langkah  ini  dilakukan 20-30  kali  mengarah  ke  amplifikasi eksponensial  dari  template  target.  Amplifikasi  ini  begitu  besar  bahwa  produk  reaksi dapat  divisualisasikan  berikut  elektroforesis  gel.

Polymerase Chain Reaction (PCR) adalah salah satu jenis eksperimen yang sudah sangat umum dilakukan dalam ranah biologi molekuler. Berdasar pada kemampuan DNA polymerase untuk mensintesis untai DNA baru dari  template yang tersedia, PCR banyak digunakan dalam analisis molekuler terutama untuk memperbanyak region (amplikon) yang diinginkan hingga mendeteksi adanya gen tertentu pada suatu sampel. Ada 3 tahapan proses PCR yang harus dilalui oleh sebuah sampel DNA. 3 prosesnya adalah seperti berikut ini.

Tahap Proses PCR

Penggunaan metode PCR diperlukan empat komponen utama, yakni (1) DNA cetakan, (2) oligonukleotida primer, (3) deosiribonukleotida trifosfat (dNTP) yang terdiri dari dATP, dCTP, dGTP, dTTP, dan (4) enzim polimerase yang digunakan untuk mengkatalis reaksi sintesis rantai DNA. PCR melibatkan banyak siklus yang masing-masing terdiri dari tiga tahap berurutan, yaitu pemisahan (denaturasi) rantai DNA templat, penempelan (annealing) pasangan primer pada DNA target dan pemanjangan (extension) primer atau reaksi polimerisasi yang dikatalisis oleh DNA polimerase.

a.     Denaturasi

Ini adalah proses PCR yang melakukan pemisahan (denaturasi) rantai DNA templat. Selama proses denaturasi, DNA untai ganda akan membuka menjadi dua untai tunggal. Hal ini disebabkan karena suhu denaturasi yang tinggi menyebabkan putusnya ikatan hidrogen di antara basa-basa yang komplemen. Pada tahap ini, seluruh reaksi enzim tidak berjalan, misalnya reaksi polimerisasi pada siklus yang sebelumnya. Denaturasi biasanya dilakukan antara suhu 90 ˚C – 95 ˚C.

b.     Penempelan primer

Proses selanjutnya adalah penempelan primer. Pada tahap penempelan primer (annealing), primer akan menuju daerah yang spesifik yang komplemen dengan urutan primer. Pada proses annealing ini, ikatan hidrogen akan terbentuk antara primer dengan urutan komplemen pada template. Proses ini biasanya dilakukan pada suhu 50 ˚C – 60 ˚C. Selanjutnya, DNA polymerase akan berikatan sehingga ikatan hidrogen tersebut akan menjadi sangat kuat dan tidak akan putus kembali apabila dilakukan reaksi polimerisasi selanjutnya, misalnya pada 72 ˚C.

c.     Reaksi polimerisasi (extension)

Pada tahap PCR bernama extension ini terjadi proses pemanjangan untai baru DNA dari sampel, dimulai dari posisi primer yang telah menempel di urutan basa nukleotida DNA target akan bergerak dari ujung 5’ menuju ujung 3’ dari untai tunggal DNA. Proses pemanjangan atau pembacaan informasi DNA yang diinginkan sesuai dengan panjang urutan basa nukleotida yang ditargetkan. Pada setiap satu kilobase (1000bp) yang akan diamplifikasi memerlukan waktu 1 menit. Sedang bila kurang dari 500bp hanya 30 detik dan pada kisaran 500 tapi kurang dari 1kb perlu waktu 45 detik, namun apabila lebih dari 1kb akan memerlukan waktu 2 menit di setiap siklusnya.  Adapun temperatur ekstensi berkisar antara 70-72°C. Salah satu jenis metode PCR adalah Real-time PCR.

 

No comments:

Post a Comment